Penyakit-penyakit Pada Unggas Menyerang Sistem Pernafasan

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pernafasan merupakan salah satu diantara penyakit yang paling meyusahkan dalam industri unggas. Istilah umum yaitu airsacculitis, sering kali digunakan untuk menggolongkan berbagai infeksi pernafasan. Istilah ini menunjukkan suatu infeksi kantung udara dan tidak bersifat spesifik bagi suatu penyakit tertentu. Suatu kelompok ayam yang mengalami problem respirasi, memperlihatkan tanda-tanda kesulitan bernafas, megap-megap, bersin, batuk dan keluarnya cairan kental, merupakan tanda-tanda yang menunjukkan gejala penyakit pernafasan.

1.  Penyakit Mikoplasmosis (CRD atau Chronic Respiratory Disease)

Mikoplasmosis adalah suatu penyakit rongga udara di mana rongga udara itu menjadi penuh dengan cairan atau eksudat. Paru-paru mengeras dan pernafasan sangat terganggu, dengan tingkat kematian cukup tinggi. Penurunan laju pertumbuhan terjadi selama dan beberapa saat setelah sembuh. Ayam pedaging yang sudah sembuh karkasnya bisa di afkir pada saat pemeriksaan oleh petugas.

Penyebab utama penyakit ini adalah organisme Mycoplasma gallisepticum, suatu organisme primitif, bersama virus dan bakteri lain. Penyebaran penyakit umumnya terjadi baik secara vertikal (lihat postingan berjudul Penyakit dan Parasit pada Unggas) maupun horizontal (lihat postingan berjudul Penyakit dan Parasit pada Unggas).

Perlakuan terhadap telur-telur yang menetas dengan menggunakan antibiotik telah terbukti berhasil mematahkan penyebaran penyakit secara vertikal. Selanjutnya isolasi dan sanitasi yang baik untuk mendapatkan kelompok-kelompok ayam yang bebas mikoplasma, mirip dengan SPF (Spesifik Pathogen Free) pada babi, telah terbukti dapat mencegah penyebaran horizontal.

2.  Penyakit Infectious Bronchitis

Penyakit ini menyebabkan timbulnya infeksi pada trachea, kantung udara, dan bronkhi sampai paru-paru. Batuk dan sulit bernafas merupakan ciri-cirinya. Kematian umum terjadi pada unggas muda, dan produksi telur yang rendah merupakan akibat dari penyakit ini pada unggas yang sudah dewasa.

Penyebabnya adalah suatu mikroorganisme yang tersebar secara horizontal, dan tidak ada pengobatan terhadap penyakit ini sekali suatu wabah telah muncul. Pengendalian dapat dilakukan melalui vaksinasi dengan menggunakan suatu vaksin yang dapat dilaksanakan secara massal dengan memasukkannya ke dalam air minum.

3.  Penyakit Newcastle

Penyakit Newcastle ditandai oleh kesulitan-kesulitan bernafas, batuk dan bersin. Pada sebagian kecil unggas yang kena penyakit ini juga ditemukan tanda-tanda kelainan pada sistem saraf, meliputi; tidak terkoordinasinya otot dan paralisis parsial, khususnya pada otot kepala dan leher.

Pada ayam pedaging tingkat kematiannya bisa tinggi. Pada ayam betina petelur bukannya tidak umum didapati suatu kelompok yang tidak bertelur sama sekali. Meskipun produksi telur bisa kembali ke tingkat normal setelah ayam berhasil sembuh, telur-telurnya sering kali rendah kualitasnya selama beberapa waktu setelah itu.

Penyebarannya bersifat horizontal. penyakit ini pertama kali ditemukan di Inggris dekat Newcastle-on-Tyne dan karenanya lalu diberi nama penyakit Newcatle.

Pengendalian penyakit Newcastle terutama dilakukan melalui inokulasi. Vaksin bisa digunakan dalam air minum atau disemprotkan untuk suatu kelompok ayam, melalui inokulasi pada selaput sayap atau melalui metoda-metoda langsung yang lain.

4.  Penyakit Laryngotrachitis

Tanda-tanda penyakit ini adalah megap-megap, batuk dan sesekali berusaha untu mengeluarkan akumulasi lendir dan berteriak keras. Ayam sering kali menjulurkan kepala dan lehernya ke atas dengan mulut terbuka lebar pada waktu mengambil nafas. Sementara menghembuskan nafas, kepala ditarik ke bawah kembali dan merendah dengan mulut tertutup.

Penyebab laryngotrachitis adalah suatu virus yang menyerang laryng dan trachea pada batang tenggorokan (windpipe).

Penyebaran penyakit ini terjadi melalui cara horizontal. Unggas dewasa yang terserang, pada awalnya produksi telur menurun, tetapi setelah penyakit tersebut hilang, unggas yang terserang tersebut tampak kembali normal. Sebagian unggas yang sudah sembuh akan tetap membawa penyakit (carrier) yang dapat menyebarkan penyakit tersebut ke unggas yang sehat meskipun unggas itu sendiri tidak kelihatan tanda-tanda sakit lagi. Karena alasan itulah maka disarankan unggas yang sudah sembuh dikeluarkan dan stok yang baru divaksinasi pada waktu dimasukkan ke dalam kelompok untuk produksi. Unggas lama yang sudah menderita laryngotrachitis harus disingkirkan meskipun tampak terlihat normal.

Meskipun keadaan bisa menjadi sangat buruk, wabah biasanya terjadi hanya sekali-sekali. Oleh karena itu tidak disarankan vaksinasi rutin untuk laryngotrachitis kecuali kalau di kandang tersebut ada masalah penyakit itu sebelumnya. Sekali suatu wabah terjadi, kelompok-kelompok di dekat kandang tersebut harus dilindungi dengan vaksinasi secepatnya.

5.  Penyakit Infectious Coryza

Tanda-tanda penyakit pernafasan ini meliputi keluarnya cairan (discharge) dari lubang hidung dan mata. Penyebaran Coryza agak lambat tetapi dapat dipercepat melalui kontak dengan ayam lain yang menggunakan air minum yang sama. Keadaan ini mirip dengan demam pada manusia.

Infectious Coryza disebabkan oleh bakteri Hemophilus gallinarum.

Pengobatan yang efektif menggunakan obat seperti misalnya sulfathiazole dalam pakan atau pemberian injeksi streptomycin. Meskipun demikian obat bukanlah pemecahan untuk pengendalian penyakit ini. Pemisahan unggas yang terserang, penyingkiran ayam betina tua pada akhir tahun dan suatu pemeliharaan dengan isolasi yang terkontrol dan lingkungan yang bersih, merupakan kunci untuk mencegah penyakit Infectious Coryza.

6.  Penyakit Aspergillosis

Suatu penyakit pernafasan dengan ciri megap-megap dan bernafas cepat. Sering kali terjadi kehilangan nafsu makan dan rasa haus yang meningkat. Ayam mengalami penurunan berat badan dan menunjukkan beberapa tanda kelainan pada sistem susunan saraf pusat (CNS).

Penyakit ini disebabkan oleh jamur. Wabah pada umumnya terjadi hanya jika keadaan kelembaban alas (litter) mendukung pertumbuhan jamur. Spora-spora dari jamur masuk ke udara dan dihirup oleh ayam lalu mengakibatkan Aspergillosis.

Untuk penyakit ini tidak ada pengobatannya. Pencegahan dilakukan dengan menjaga makanan dan alas (litter) agar tetap rendah kandungan uap airnya hingga pertumbuhan jamur dapat dicegah.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba