Daya Tetas dan Brooding pada Ternak Unggas

Daya Tetas

Inkubasi pada unggas dapat disamakan dengan kebuntingan pada hewan besar. Ada beberapa faktor yang penting agar dapat dicapai tingkat penetasan yang cukup.

1.  Temperatur

Cangkang telur tidak hanya berperan sebagai suatu perlindungan mekanis pada embrio yang sedang berkembang tetapi juga sebagai sumber utama kalsium.

Menempatkan telur pada temperatur rendah, seperti misalnya pada suhu pembekuan sebelum telur-telur dieramkan, akan merusak kehidupan untuk tujuan penetasan. Namun demikian, telur-telur yang disimpan pada temperatur 20⁰ - 35⁰ C (68⁰ - 95⁰ F) masih dapat berkembang terbatas, tetapi kemampuan selanjutnya untuk tetap hidup sangatlah rendah. Meskipun pada kondisi yang optimum, telur akan cepat turun daya tetasnya yang tinggi bila periode simpan sebelumnya lebih dari 7 hari.

Agar supaya embrio memiliki persentase kehidupan yang tinggi, hendaknya disimpan tidak lebih dari 7 hari dan telur-telur tetas pada suhu 12,5⁰ C (54,5⁰ F). Suhu ini baik bagi kelanjutan proses perkembangan tanpa timbul pengaruh buruk setelah ditempatkan pada inkubator. Stetlah telur ditempatkan dalam inkubator, maka alay itulah yang mengontrol daya tetasnya. Suatu kisaran-kisaran 37,5⁰ sampai 40⁰ C (98⁰ - 104⁰ F) dalam inkubator dianggap optimum, bagi proses penetasan. meski ada variasi sedikit tergantung kepada tipe inkubator yang bersngkutan.

2.  Kelembaban 

Sekitar 70% dari berat sebutir telur adalah air. Karena itu, adalah hal yang penting untuk memelihara tingkat kelembaban agar dapat mencegah penguapan air dari dalam telur. Penyimpanan telur tetas sebelum pengeraman hendaknya dilakukan pada kelembaban relatif 35% dan 60% sampai 65% selama inkubasi. Air ini penting bagi lingkungan dalam sebutir telur agar dimungkinkan pembuangan sisa-sisa metabolik embrio dan berperan sebagai suatu regulator panas, seperti suatu radiator mobil yang memindahkan panas melalui air. 

3.  Pergerakan Udara 

Meskipun tingkat pergerakan udara di dalam sebuah inkubator tidak kelihatan banyak pengaruhnya terhadap daya tetas, adalah penting bagi embrio yang sedang berkembang untuk mendapatkan suplai oksigen secara tetap melalui udara segar. Aliran udara ini tidak boleh terlalu kencang karena karbondioksida (CO₂) juga diperlukan untuk pergerakan kalsium dari cangkang ke dalam embrio yang sedang berkembang itu. Apabila kecepatan udara terlalu tinggi, tidak ada karbondioksida (CO₂) yang terbentuk. 

4.  Energi Bagi Kelangsungan Hidup 

Energi total yang tersimpan dalam sebutir telur adalah sangat penting bagi embrio yang sedang berkembang, tidak hanya selama inkubasi tetapi juga bagi periode singkat setelah itu. 25% energi dalam telur digunakan untuk perkembangan embrio, sisanya menjadi bagian dalam tubuh anak ayam yang sedang berkembang. Cadangan yang berbentuk kapsul ini merupakan bentuk energi yang amat tinggi konsentrasinya yang disediakan oleh induk ayam. Embrio unggas sangat tergantung kepada kapsul itu selama dan setelah periode inkubasi.



Brooding

Penanganan, pemeliharaan dan pembesaran anak ayam setelah penetasan dikenal dengan istilah brooding. Dalam beberapa hal periode ini merupakan periode yang paling kritis dalam kehidupan unggas muda. Keberhasilan brooding dilukiskan dengan lebih merupakan suatu seni daripada suatu ilmu. 

1.  Perkandangan 

Brooding membutuhkan kandang yang memadai, untuk:
  • melindungi anak ayam dari perubahan lingkungan yang ekstrim
  • menyediakan pakan dan air minum
  • keperluan pengontrolan terhadap parasit serta penyakit
Pembuangan kotoran atau absorpsi oleh litter adalah hal yang penting. Kandang dapat menggunakan lantai berlubang, lantai padat atau kombinasi lainnya, tetapi tujuan dasarnya adalah untuk menyediakan tempat tinggal yang menyenangkan bagi anak-anak ayam.

2.  Temperatur

Brooder yang mampu menyediakan panas bagi anak-anak ayam di dalam kandang adalah sangat penting untuk mendukung kemampuan hidup dan tumbuh. Tidaklah ditetapkan suatu tingkat suhu yang konstan di seluruh kandang tetapi sebaliknya ada suatu kisaran temperatur dari 27⁰ sampai 31⁰ C (80⁰ - 95⁰ F) selama tiga minggu pertama kehidupan anak-anak ayam. Hal ini memberikan kesempatan kepada anak-anak ayam untuk menemukan suatu temperatur yang paling sesuai bagi mereka. Anak-anak ayam secara cepat belajar untuk menemukan tingkat suhu yang sesuai bagi mereka.

Masalah penting dalam brooding bukanlah karena adanya berasal dari perubahan suhu itu bersifat sementara, tetapi justru berasal dari suhu yang secara terus menerus terlalu tinggi atau terlalu rendah, dengan tidak ada kesempatan bagi anak ayam untuk berpindah ke tempat yang lebih nyaman. 

3.  Perlengkapan Brooding 

Brooder yang bersifat portabel dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Tipe pemanas gas adalah yang paling umum pada peternakan komersial. Brooder pemanas minyak, yang sama baiknya dengan tipe air panas atau udara panas, digunakan di beberapa daerah. Pada usaha skala kecil yang terdiri dari anak ayam jumlah sedikit pada usaha peternakan sambilan, brooder listriklah yang umum digunakan.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba