Parasit pada Ternak (Parasit, Endoparasit dan Ektoparasit)

Ternak dalam dunia peternakan sangatlah rentan terhadap penyakit ternak. Penyakit ternak tersebut terbanyak dipengaruhi oleh parasit-parasit yang menempel pada ternak tersebut. Parasit dapat berupa hewan atau tumbuhan yaitu virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing dan arthropoda.

Parasit terdiri dari dua macam yaitu, endoparasit dan ektoparasit.
  1. Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inangnya, yaitu seperti protozoa.
  2. Eektoparasit yaitu parasit yang hidup pada bagian luar inangnya, yaitu seperti insekta.


Salah satu contoh dari parasit adalah kutu. Kutu adalah ektoparasit yang kecil, tidak bersayap, dari unggas dan mamalia. Serangga ini sering kali dibagi menjadi dua ordo yang terpisah yaitu Mallophaga (kutu pengigit) dan Anoplura (kutu penghisap). Serangga-serangga ini adalah ektoparasit yang mengganggu, dan beberapa vektor penyakit yang penting.

Banyak kutu pengigit (sub family amblycera dan ishnocera) adalah hama hewan-hewan peliharaan, terutama unggas. Kutu-kutu ini menyebabkan iritasi yang menyakitkan, dan hewan- hewan yang terinfestasi kesehatan dan berat badannya menurun. Kutu yang berbeda jenis menyerang tipe-tipe unggas dan mamalia peliharaan yang berbeda, dan tiap-tiap jenis biasanya menginfestasi suatu bagian tubuh induk semang. Tidak satupun kutu penggigit dikenal menyerang manusia. Organisme yang ditumpangi oleh parasit disebut inang. Inang terdiri dari dua macam, yaitu:
  1. Inang Definitif adalah inang yang didalamnya terdapat parasit yang mengalami perkembangbiakan seksual, umunnya terdiri dari hewan vertebrata dan manusia.
  2. Inang Perantara adalah inang yang didalamnya terdapat parasit pada stadium muda atau aseksual, yaitu seperti molusca dan nyamuk anopheles.
Parasit merupakan hal yang dapat mempengaruhi kesehatan ternak, penyakit parasit yang disebabkan oleh parasit dalam (endoparasit) dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada ternak, seperti anemia dan mencret, sedangkan gangguan dari ektoparasit terjadinya pendarahan pada permukaan kulit dan kulit menjadi kasar.


1.  Parasit

Parasit adalah suatu organisme lebih kecil yang hidup menempel pada tubuh organisme yang lebih besar yang disebut host. Keberadaan parasit dalam tubuh host dapat bersifat sebagai parasit sepenuhnya dan tidak sepenuhnya sebagai parasit. Hal tersebut tergantung dari jumlah, jenis, tingkat kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh parasit serta ketahanan tubuh dan nutrisi dalam tubuh host. Hubungan host dan parasit dapat bersifat simbiosis, mutualisme, parasitis, dan parasitosis.

a. Sifat Hidup
  • Parasit Fakultatif: bila parasit itu dapat hidup bebas dan dapat pula hidup sebagai parasit.
  • Parasit Obligat: parasit berdiam secara permanen dalam hospes dan seluruh hidupnya tergantung pada hospes tersebut.
  • Parasit Insidentil: parasit yang secara kebetulan terserang dalam suatu hospes yang biasanya tidak dihinggapinya. Contoh : penyakit tidur yang disebabkan oleh lalat  di Afrika.
  • Parasit Temporer: parasit yang hidup bebas pada sebagian masa hidupnya dan sewaktu-waktu mencari hospes untuk mencari makanannya. Contoh : nyamuk.
  • Parasit Permanen: parasit yang tinggal pada permukaan atau dalam tubuh hospes sejak permulaan sampai dewasa.
b. Distribusi Geografis

Beberapa hal yang mempengaruhi distribusi geografis parasit diantaranya:
  • Siklus hidup: setiap organisme penyebab parasit berbeda-beda.
  • Iklim: iklim tropis lebih banyak parasit sedangkan pada iklim sub-tropis lebih sedikit karena pada iklim sub-tropis terdapat 4 perubahan iklim sehingga adaptasinya lebih sulit.
  • Sosial Budaya, Ekonomi: tingkat ekonomi atau pendidikan yang rendah memungkinkan orang untuk tidak memperdulikan keadaan lingkungan.
  • Higiene: untuk diri sendiri dan lingkungan.
c. Hospes (Induk Semang)

Hewan atau organisme tempat parasit memperoleh kebutuhan hidup.
  • Hospes Definitif (akhir): hospes yang di dalamnya terdapat parasit yang mengalami perkembangan seksual dalam stadium dewasa.
  • Hospes Insidentil: hospes yang secara kebetulan ditulari oleh suatu parasit yang umumnya menghinggapi hospes lain.
  • Hospes Reservoir (carrier): hewan yang terinfeksi yang bertindak sebagai sumber bagian hewan lain untuk terifeksi parasit.
  • Hospes Perantara (vektor): hospes yang di dalamnya terdapat parasit yang mengalami perubahan penting kemudian sebagian atau seluruhnya stadium larva diteruskan ke hewan lainnya.
  • Hospes Transpor (mekanik): organisme yang semata-mata membawa parasit yang tidak mengalami perubahan pada tubuhnya kepada hospes berikutnya.
d. Lokasi Hidup (Habitat)

Parasit-parasit yang hidup pada hewan dapat dibagi menjadi 2 golongan :
  • Endoparasit: parasit yang hidupnya di dalam jaringan atau organisme bagian dalam hospes.
  • Ektoparasit: parasit yang hidupnya pada permukaan tubuh bagian luar atau bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan dunia luar dari hospes. Seperti kulit, rongga telinga, hidung, bulu, ekor, dan mata

2.  Endoparasit

a. Cacing Kelas Trematoda (Cacing Hisap atau Gepeng)

Kelas trematoda termasuk filum plathyhelminthes dengan ciri-ciri: badan tidak bersegmen, umumnya hermaprodit, reproduksi ovipar (berbiak dalam larva), infeksi terutama oleh stadium larva yang masuk lewat mulut sampai usus. Semua organ dikelilingi oleh sel-sel parenkim, badan tidak berongga, dan mempunyai mulut penghisap. Umumnya sifat parasit pada hewan vertebrata, permukaan tubuh terdapat epidermis bersilia dan tubuh dilapisi oleh kutikula. Yang termasuk ke dalam cacing ini, yaitu :
  • Genus Fasciola (cacing hati) yang berwarna merah muda ke kuning-kuningan sampai abu-abu ke hijau-hijauan.
  • Cacing Param phistomum sp. (cacing parang).
  • Genus Schistosoma (menyerang sistem peredaran darah).
b. Cacing Kelas Nematoda (Cacing Gilig)

Kelas nematoda termasuk ke dalam filum nemathelminthes dengan ciri-ciri:
  • tubuh tidak bersegmen
  • berbentuk silindris
  • Mempunyai rongga tubuh mulai dari mulut sampai anus
  • Umumnya terpisah dan reproduksi ovipar.
  • Infeksi terutama disebabkan termakannya telur atau larva dalam kista.
Beberapa contoh cacing yang termasuk ke dalam kelas nematoda, yaitu :
  1. Ascaris vitulorum (cacing gelang)
  2. Oesophagustomum sp (cacing bungkul)
  3. Bunostomum sp (cacing kait)
  4. Haemunchus sp (cacing lambung)
  5. Trichostrongylus sp (cacing rambut)
  6. Beberapa cacing yang sering ditemukan pada unggas diantaranya :
  7. Ascaridia galli (cacing gelang besar)
  8. Heteraxis galinarrum (cacing gelang kecil)
  9. Cappilaria sp (cacing rambut)
  10. Amidostonum anserus (cacing perut)
  11. Syngamus trachea (cacing trakea)
c. Cacing Kelas Cestoda (Cacing Pita)

Cacing ini mempunyai ciri-ciri tubuh bersegmen, mempunyai skoleks leher, proglotida (telur berembrio), hermaprodit, reproduksi ovipar dan kadang-kadang berbiak dalam bentuk larva, infeksi umumnya oleh larva dalam kista. Cacing cestoda yang hidup dalam usus kecil pada sapi dan kerbau, jenisnya, yaitu Moniezia sp. dan Taenia sp.

d. Protozoa

Mikroorganisme yang sebagian besar bersel satu dengan ciri-ciri khusus:
  • Memiliki bentuk bermacam-macam (berukuran 0,0002 – 0,003 mm)
  • Memiliki inti bergerak dengan flagella, pseudopodia, silia atau bergerak sendiri
  • Ada yang hidup bebas, komensalisme, mutualistis dan parasit
  • Berkembang biak aseksual, dan beberapa konjugasi
Salah satu golongan filum protozoa yang penting dan menyerang traktus digestivus sapi dan kerbau adalah golongan :
  • Coccidia (saluran pencernaan)
  • Trypanosoma (menyerang sel darah merah)
  • Babesiosis, anaplasmosis, dan theileriosis (menyerang sel darah merah)
  • Trichomonas (menyerang sistem perkemihan)


3.  Ektoparasit

Dari bermacam jenis binatang serangga, jumlah spesies yang termasuk phylum Arthropoda mempunyai sekitar 700.000-800.000 spesies telah di identifikasi. Jenis yang kedua adalah Arachnida yang mempunyai 50.000-60.000 spesies dan Crustacea ada sekitar 30.000 spesies. Arthropoda mempunyai kutikula yang mengandung kitin dan hampir semua bentuk kutikula adalah eksoskeleton yang berfungsi untuk pelindung alat dalam yang lunak, tempat melekat otot, penerus rangsang dari luar dan mengatur penguapan cairan tubuh.

Tubuhnya beruas-ruas terdiri dari kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala ditemukan sepasang antena sebagai indra peraba, mandibula yang berfungsi untuk menggigit dan sepasang mata. Bagian dada (thorax) ditemukan kaki dan sayap, sedangkan bagian perutnya beruas-ruas. Dalam proses pertumbuhannya menjadi dewasa, arthropoda selalu melepaskan kulit atau kutikulanya dan diganti dengan kulit baru. Proses tersebut dinamakan “moulting” atau ecdysis, dimana secara fisiologis proses tersebut dikontrol oleh hormon.

Pada proses pertumbuhan dari larva menjadi dewasa serangga mengalami perubahan bentuk, proses ini disebut metamorfosis. Dimana proses metamorfosis tersebut ada yang sempurna : telur—larva—pupa—dewasa, dengan bentuk muda dan dewasanya berbeda. Sedangkan yang tidak sempurna: telur—larva—nympha—dewasa, dimana bentuk muda dan dewasa hampir sama. Berdasarkan kepentingan secara medis, arthropoda dibagi dalam beberapa golongan yaitu:
  • Serangga penular penyakit (vektor, hospes intermedier)
  • Serangga sendiri menyebabkan penyakit (berparasit)
  • Serangga mengeluarkan toksin menyebabkan toksisitas
  • Serangga menyebabkan alergi
  • Serangga yang menyebabkan rasa jijik dan takut (entomofobia)
Cara penularan penyakit oleh insekta ini dapat secara mekanik yaitu terbawa pada bagian luar tubuh insekta (misalnya kaki atau badan). Sedangkan penularan secara biologik dilakukan setelah serangga menghisap agen penyakit dari tubuh hospes masuk kedalam tubuh serangga. Penularan biologik ini ada dua bentuk yaitu:
  1. Agen penyakit dapat memperbanyak diri dalam tubuh serangga disebut “siklikopropagative” (Plasmodium, Trypanosoma dsb).
  2. Agen penyakit hanya berubah menjadi larva infektif dalam tubuh serangga disebut “siklikodevelopmental” (wucheria, onchocerca).
Umumnya ektoparasit yang biasa menyerang ternak dari :
  • Golongan lalat : Lucilia sericata, Musca sp, Chrycomyia sp, Sarcophaga (lalat blirik)
  • Golongan tungau (penyebab kudisan)
  • Sarcoptes scabiei, Demodex sp, Psoroptes ovis, Otodectes cyanotis (menyerang telinga anjing)
  • Golongan caplak
  • Caplak lunak : Argas (caplak unggas) : Orhthodoras, Otobius
  • Caplak keras : Ixodes, Rhipicephalus (caplak anjing), Amblyomma sp, Boophilus, Hyolomma, Margaropus

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba