Tatalaksana Perkawinan Pada Domba
Untuk meningkatkan jumlah ovum yang dilepaskan dari ovari dan untuk meningkatkan terjadinya kelahiran kembar, dianjurkan untuk menerapkan flushing kepada domba betina. Flushing adalah pemberian pakan ekstra berupa bijian, 2 atau 3 minggu sebelum musim kawin. Pemberian sekitar 0,25 gandum atau jagung tiap ekor tiap hari adalah merupakan penerapan flushing yang umum. Biasanya dapat dicapai peningkatan lamb crop 10 sampai 20%.
Agar perkawinan berjalan lebih lancar, domba betina perlu dicukur dan dibersihkan bulu ekornya. ini disebut togging. Domba jantan juga perlu dibersihkan daerah penisnya. kuku juga perlu diperiksa dan kalau perlu dipotong.
Untuk memperoleh gambaran visual tentang perkembangan atau keberhasilan perkawinan, pejantannya harus diberi tanda atau marka dengan pasta khusus atau zat pewarna lainnya di daerah dada sehingga domba betina yang dikawini akan membekas atau memperoleh warna itu pada bagian pantatnya.
Pasta yang dimaksud itu terbuat dari campuran minyak pelumas dan ekor kuning yang dioleskan pada jantan. Setelah 16 hari, warnanya diganti dengan mencampurkan oli dengan pewarna merah venesia. dan warna ini dipertahankan untuk enam belas hari berikutnya. Enam belas hari kemudian warna hitam dicampurkan dengan oli tersebut. Cara ini dapat menunjukkan domba betina mana yang bunting pada tahapan pertama, kedua atau ketiga dari siklus birahi.
Seekor domba betina yang hanya terkena sedikit zat warna menggambarkan bahwa domba itu kawinnnya pada awal. Warna merah ditumpangi kuning, berarti telah terjadi perkawinan dua kali. Warna hitam di atas warna-warna yang lain dapat berarti bahwa domba betina itu tidak bunting dan barangkali perlu disingkirkan dari kelompoknya. Warna-warna itu haruslah bergerah dari warna yang cerah ke warna yang gelap.
Dalam kondisi di mana kelompok-kelompok domba betina satu sama lain dipisahkan dan kelompok itu masing-masing hanya dikawini oleh seekor pejantan saja, cara pewarnaan ini dapat menemukan dengan gampang pejantan mana yang ternyata steril, sebab semua domba betina mengalami perkawinan yang berulangkali. Dengan demikian, dapat segera dicarikan pejantan yang lebih baik untuk menggantikannya. Tanpa menggunakan sistem perkawinan yang sederhana itu, tingkat lamb crop dapat rendah sekali dan waktu setahun dapat terbuang percuma.
Kepadatan hunian untuk sistem kawin di padang gembala adalah 25 sampai 35 ekor untuk tiap ekor domba pejantan vearling, dan antara 35 dan 60 ekor untuk seekor domba jantan yang telah dewasa. Domba-domba jantan masih sangat produktif sampai umur 6 atau 8 tahun.
Agar perkawinan berjalan lebih lancar, domba betina perlu dicukur dan dibersihkan bulu ekornya. ini disebut togging. Domba jantan juga perlu dibersihkan daerah penisnya. kuku juga perlu diperiksa dan kalau perlu dipotong.
Untuk memperoleh gambaran visual tentang perkembangan atau keberhasilan perkawinan, pejantannya harus diberi tanda atau marka dengan pasta khusus atau zat pewarna lainnya di daerah dada sehingga domba betina yang dikawini akan membekas atau memperoleh warna itu pada bagian pantatnya.
Pasta yang dimaksud itu terbuat dari campuran minyak pelumas dan ekor kuning yang dioleskan pada jantan. Setelah 16 hari, warnanya diganti dengan mencampurkan oli dengan pewarna merah venesia. dan warna ini dipertahankan untuk enam belas hari berikutnya. Enam belas hari kemudian warna hitam dicampurkan dengan oli tersebut. Cara ini dapat menunjukkan domba betina mana yang bunting pada tahapan pertama, kedua atau ketiga dari siklus birahi.
Seekor domba betina yang hanya terkena sedikit zat warna menggambarkan bahwa domba itu kawinnnya pada awal. Warna merah ditumpangi kuning, berarti telah terjadi perkawinan dua kali. Warna hitam di atas warna-warna yang lain dapat berarti bahwa domba betina itu tidak bunting dan barangkali perlu disingkirkan dari kelompoknya. Warna-warna itu haruslah bergerah dari warna yang cerah ke warna yang gelap.
Dalam kondisi di mana kelompok-kelompok domba betina satu sama lain dipisahkan dan kelompok itu masing-masing hanya dikawini oleh seekor pejantan saja, cara pewarnaan ini dapat menemukan dengan gampang pejantan mana yang ternyata steril, sebab semua domba betina mengalami perkawinan yang berulangkali. Dengan demikian, dapat segera dicarikan pejantan yang lebih baik untuk menggantikannya. Tanpa menggunakan sistem perkawinan yang sederhana itu, tingkat lamb crop dapat rendah sekali dan waktu setahun dapat terbuang percuma.
Kepadatan hunian untuk sistem kawin di padang gembala adalah 25 sampai 35 ekor untuk tiap ekor domba pejantan vearling, dan antara 35 dan 60 ekor untuk seekor domba jantan yang telah dewasa. Domba-domba jantan masih sangat produktif sampai umur 6 atau 8 tahun.
Comments
Post a Comment