Gejala, Penyebab Dan Pengobatan Diare (White Scour) Pada Sapi
Penyakit scour atau diare adalah salah satu dari penyakit-penyakit yang belum banyak dipahami. Tercacat 10 sampai 12% pedet-pedet yang lahir mati dengan gejala diare dalam tenggang waktu 30 hari setelah lahir. Tingkat kematian dapat melebihi 50% dan pedet-pedet yang dapat sembuh akan mengalami hambatan pertumbuhan pada masa berikutnya. Penyakit ini dianggap berasal dari adanya invasi bakteri atau virus. Tetapi hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaannya jauh lebih rumit dari itu. Penyebabnya adalah kompleks, mulai dari bakteri, virus dan keadaan lingkungan, kepadatan ternak yang terlalu tinggi, kekurangan kolestrum, terlalu banyak pakan, defisiensi vitamin A dan adanya parasit-parasit. Karena begitu beragam penyebabnya, sangatlah penting untuk mengetahui penyebabnya yang spesifik, dan ini dapat dilakukan oleh dokter hewan dengan bantuan jasa laboratorium diagnostik guna mengisolasi organisme penyebabnya, atau mungkin adanya penyebab lainnya. Ini tentunya akan merupakan kunci bagi pengobatannya yang tepat.
Akibat utama yang dialami ileh scour adalah hilangnya air, bikarbonat, sodium dan potasium dari dalam darah dan cairan tubuh. Iritasi terhadap dinding usus karena terjadinya invasi mikroorganisme itu. Inilah sebabnya mengapa pedet mengeluarkan feses yang sangat banyak mengandung air dan berat badannya turun. Apabila berat badannya turun sampai 15% karena dehidrasi, anak sapi itu akan mengalami keadaan koma dan kemudian mati.
Kunci untuk mengatasi keadaan dehidrasi adalah mengganti cairan tubuh yang hilang dengan terapi elektrolit. Pada tabel di atas tertera campuran yang digunakan untuk mengganti hilangnya ion, energi, dan cairan sebagai akibat terjadinya dehidrasi. Apabila hasil pengujian dari laboratorium diagnostik memperlihatkan adanya organisme spesifik tertentu yang menyebabkan timbulnya diare, maka pedet itu dapat diloloh dengan campuran tersebut dengan dosis tertentu. Zat itu bekerjanya sama seperti "Gatorade", yaitu cairan yang diminum oleh para atlet profesional untuk mencegah tubuh mereka mengalami dehidrasi yang berlebihan serta kehilangan elektrolit (ion-ion).
Apabila penyebabnya yang spesifik telah ditemukan, suatu jenis antibiotika dapat diberikan baik secara oral maupun melalui penyuntikan untuk melawan bakteri atau virus yang menyerang. Jika pedet itu memberikan respon terhadap pemberian antibiotika, pemberian hendaknya jangan berhenti terlalu cepat. Waktu 12 jam kira-kira adalah waktu efektif maksimum bagi antibiotika yang disuntikan. Saran yang umum adalah meneruskan pemberian antibiotika 1 atau 2 hari setelah diare itu sembuh.
Usaha-usaha pencegahan lainnya adalah pemberian vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup terhadap induk sebekum melahirkan, menyediakan lingkungan yang bersih, melakukan desinfeksi kanganf serta melakukan isolasi terhadap sapi-sapi penderita. Disamping itu, pusar pedet yang baru lahir harus diberi larutan yodium, pedet harus benar-benar mendapatkan kolestrum dalam jumlah yang cukup (sekitar 2 litter) dalam satu jam pertama setelah lahir, namun pedet juga tidak makan sembarangan sehingga justru merangsang timbulnya diare.
Akibat utama yang dialami ileh scour adalah hilangnya air, bikarbonat, sodium dan potasium dari dalam darah dan cairan tubuh. Iritasi terhadap dinding usus karena terjadinya invasi mikroorganisme itu. Inilah sebabnya mengapa pedet mengeluarkan feses yang sangat banyak mengandung air dan berat badannya turun. Apabila berat badannya turun sampai 15% karena dehidrasi, anak sapi itu akan mengalami keadaan koma dan kemudian mati.
Tabel campuran elektrolit yang dianjurkan untuk terapi cairan
Campuran yang dapat dibuat dari
bahan-bahan dalam rumah tangga
|
|||
Formula
1 (diberikan melalui mulut)
|
|||
Sirup jagung putih (dekstrose)
|
8 sendok makan
|
||
Garam (NaCl)
|
2 sendok makan
|
||
Sodium bikarbonat (soda kue)
|
1 sendok teh
|
||
Air hangat
|
4 liter
|
||
Diberikan
kira-kira 1,5 liter untuk pedet seberat 50 kg, 4 kali sehari (totalnya 6
liter).
|
|||
Formula
2 (diberikan melalui mulut)
|
|||
Condensed beef consomme
|
1 kaleng
|
||
Air hangat
|
3 kaleng
|
||
Sodium bikarbonat (soda kue)
|
1 sendok teh
|
||
Diberikan
2 kali sehari.
|
|||
Campuran yang dapat dibuat dari
bahan-bahan yang berasal dari apotik
|
|||
Formula
3 (diberikan lewat mulut)
|
|||
NaCl
|
125 gram
|
||
KCl
|
155 gram
|
||
NaHCo3
|
170 gram
|
||
K2PO4
|
140 gram
|
||
Sebanyak
30 gram dari campuran di atas dengan 450 gram dekstrose dicampurkan ke dalam
4 liter air hangat. Berikanlah 2 sampai 3 liter larutan itu, 4 kali sehari
(total 8 sampai 12 liter).
|
|||
Formula
4 (diberikan lewat mulut atau disuntikan intravenous)
|
|||
NaHCO3
|
1 sendok makan
|
||
Larutan dekstrose 50%
|
100 cc
|
||
Air hangat
|
900 cc
|
||
Diberikan
4 kali sehari sebanyak 1 sampai 2 liter (total 4 sampai 8 liter).
|
|||
Campuran yang dapat dibuat dengan
bahan-bahan yang bisa diperoleh di toko
|
|||
Formula
5
|
|||
MCP
|
1 bungkus
|
||
Garam dengan kadar sodium rendah
|
1 sendok teh
|
||
Soda kue
|
2 sendok teh
|
||
Beef Consomme
|
1 kaleng
|
||
Diberikan
campuran ini 3 kali sehari atau lebih bila keadaan dehidrasinya parah,
sebagai pengganti susu. Setelah 1 atau 2 hari, berikanlah susu secara
bertahap, misalnya 1/3 bagian susu, 2/3 bagian formula 5 itu, dan seterusnya.
(Dr. R.D. Phillips, Colorado State University)
|
|||
Sumber
: Michigan State University.
|
Kunci untuk mengatasi keadaan dehidrasi adalah mengganti cairan tubuh yang hilang dengan terapi elektrolit. Pada tabel di atas tertera campuran yang digunakan untuk mengganti hilangnya ion, energi, dan cairan sebagai akibat terjadinya dehidrasi. Apabila hasil pengujian dari laboratorium diagnostik memperlihatkan adanya organisme spesifik tertentu yang menyebabkan timbulnya diare, maka pedet itu dapat diloloh dengan campuran tersebut dengan dosis tertentu. Zat itu bekerjanya sama seperti "Gatorade", yaitu cairan yang diminum oleh para atlet profesional untuk mencegah tubuh mereka mengalami dehidrasi yang berlebihan serta kehilangan elektrolit (ion-ion).
Apabila penyebabnya yang spesifik telah ditemukan, suatu jenis antibiotika dapat diberikan baik secara oral maupun melalui penyuntikan untuk melawan bakteri atau virus yang menyerang. Jika pedet itu memberikan respon terhadap pemberian antibiotika, pemberian hendaknya jangan berhenti terlalu cepat. Waktu 12 jam kira-kira adalah waktu efektif maksimum bagi antibiotika yang disuntikan. Saran yang umum adalah meneruskan pemberian antibiotika 1 atau 2 hari setelah diare itu sembuh.
Usaha-usaha pencegahan lainnya adalah pemberian vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup terhadap induk sebekum melahirkan, menyediakan lingkungan yang bersih, melakukan desinfeksi kanganf serta melakukan isolasi terhadap sapi-sapi penderita. Disamping itu, pusar pedet yang baru lahir harus diberi larutan yodium, pedet harus benar-benar mendapatkan kolestrum dalam jumlah yang cukup (sekitar 2 litter) dalam satu jam pertama setelah lahir, namun pedet juga tidak makan sembarangan sehingga justru merangsang timbulnya diare.
Comments
Post a Comment