Gejala, Penyebab Dan Pengobatan Penyakit Leptospirosis Pada Sapi

Leptospirosis adalah penyakit yang menyerang ginjal, dengan tingkatan yang bervariasi, dan hal-hal berikut ini dapat terjadi yaitu keguguran, mestitis, suhu badan tinggi, keadaan joundice (membran jingga yang warnanya menjadi kuning, khususnya di sekitar mata vulva, penis dan gusi), urin yang berwarna seperti anggur, serta munculnya keadaan anemia. Pedet yang masih sangat muda biasanya mati, sedangkan kematian pada umur yang lebih tua hanya sekitar 5%. Hasil otopsi akan memperlihatkan luka yang berwarna kelabu sampai putih pada hati. Sapi yang bisa sembuh memperlihatkan sifat malas. Diagnosis yang pasti hanya dapat dilakukan berdasarkan hasil pembiakan kultur di laboratorium.

Penyebab penyakit leptospirosis adalah 3 strain bakteri, yaitu Leptospira pomona, Leptospira grippotyphosa dan Leptospira hardjo. Semula dikira hanya Leptospira pomona sajalah yang menjadi penyebabnya, tetapi ternyata ada 2 jenis bakteri lainnya. Dengan menggunakan vaksin yang agak murah hanya dapat mencegah infeksi dari strain bakteri Leptospira pomona, sedangkan untuk ketiganya diperlukan vaksin yang lebih mahal. Oleh karena itu label yang ada pada tiap vaksin harus selalu dibaca dengan cermat sebelum digunakan.

Vaksinasi perlu dilakukan di manapun lokasi maupun tingkat prevalensi penyakit itu. Kini terlah tersedia satu macam pengobatan yang dapat menanggulangi infeksi dari ketiga jenis bakteri tersebut. Rusa merupakan jenis hewan yang berpotensi untuk menularkan penyakit ini.

Air merupakan media penyebaran utama untuk penyakit leptospirosis. Penyakit ini disamping dapat menular kepada ternak lain dapat juga menular kepada manusia. Rusa, sapi atau hewan lain yang terinfeksi, air kencingnya yang mengandung bakteri terbawa aliran air yang kemudian dapat menimbulkan kontaminasi di daerah-daerah yang lebih rendah. Karena bakteri itu melewati ginjal maka mudahlah dipahami mengapa penyebarannya kepada hewan yang lain dapat terjadi melalui luka, abrasi ataupun air minum. Leptospirosis dapat juga menyebar melalui semen pejantan, baik dalam proses perkawinan alamiah maupun melalui inseminasi buatan (IB).

Obat-obat seperti antibiotika tetrasiklin, streptomisin dan penisilin banyak bermanfaat untuk menanggulangi penyakit ini meski hewan yang sembuh masih tetap merupakan carrier. Usaha yang terbaik adalah pencegahan serta melakukan isolasi segera terhadap hewan-hewan yang dicurigai.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba