Penyakit Demam Pengangkutan (Shipping Fever = Hemorrhagic Septicemia) Pada Sapi

Tanda-tanda pertama penyakit ini biasanya munculnya setelah hewan mengalami stress karena kastrasi, vaksinasi, pemotongan tanduk, penyapihan, atau setelah sapi dalam proses pengangkutan pada jarak yang cukup jauh ke lokasi yang baru. Tanda-tanda yang mendadak berupa meningkatnya suhu badan (104o sampai 106o F), depresi, menjauhi tempat pakan, kesulitan pernafasan, batuk-batuk, mata dan hidung berair, penampilan yang tidak tegar dan diare. Sapi yang terserang dapat mati dalam 3 minggu, atau kalau dapat sembuh tidak akan kembali tumbuh baik meski dalam kondisi pemeliharaan feedlot.

Meski stress itu merupakan tumpukan dari berbagai faktor, penyakit ini sebenarnya disebabkan oleh organisme Pasteurella multocida. Ini merupakan suatu gangguan yang bersifat kmpleks dengan organisme lainnya. Cara-cara penanganan yang kasar atau tidak cermat dalam hal pengangkutan jarak jauh biasanya berkaitan dengan kepekaan sapi yang bersangkutan terhadap infeksi bakteri ini.

Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotika penisilin, streptomisin, tetrasiklin, dan tilosin yang dikombinasikan dengan terapi steroid. Penyuntikan vitamin A dapat pula dilakukan sebagai upaya terapi pendukung. Dianjurkan untuk mengisolasi hewan yang sakit dengan memberikan pengobatan untuk penyakit pnemonia. Karena stress sangat berperan dalam penyakit ini maka kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan stress seperti  penyapihan, pemotongan tanduk, kastrasi, dan sebagainya tidak dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Sapi haruslah senantiasa diperlakukan dengan baik.

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Pemerahan Susu dengan Mesin Perah

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Pubertas, Perkawinan dan Kebuntingan pada Babi

Bangsa Bangsa Sapi yang Dikembangkan di Amerika Serikat

Fisiologi Sekresi Susu Pada Sapi

Manajemen Pengelolaan Sapi Perah Laktasi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Karakteristik Reproduksi Pada Domba

Teknik Pengawetan Telur Sebagai Bahan Pangan Bermutu