Gejala, Penyebab Dan Pengobatan Bruselosis (Penyakit Bang) Pada Sapi
Terjadinya keguguran setelah kebuntingan 5 bulan merupakan petunjuk kunci untuk menemukan penyakit ini. Seekor sapi betina setelah keguguran itu masih mungkin bunting lagi, tetapi tingkat kelahirannya akan rendah dan tidak teratur. Kadang-kadang fetus yang dikandung dapat mencapai tingkatan atau bentuk yang sempurna tetapi pedet itu biasanya lahir mati, dan plasentanya tetap tertahan (tidak keluar) disertai keadaan meritis (peradangan uterus). Dapat pula terjadi sapi mengalami keguguran satu atau dua kali dan setelah itu kembali menjadi normal sepanjang hidupnya. Meski sapi induk tersebut telah kebal terhadap penyakit itu, namun tetap potensial sebagai penyebabnya.
Sapi pejantan juga dapat terserang penyakit ini melalui skrotum yang tampak membengkak dan berwarna merah. Dengan istilah orchitis, infeksi bruselosis pada sapi jantan dapat menyebabkan keadaan steril. Baik pada sapi betina maupun jantan penyebab penyakit ini adalah bakteri Brucella abortus.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengembangkan suatu program vaksinasi pada sapi betina yang berumur 2 sampai 10 bulan. Tersedia vaksin Strain 19 guna memberikan kekebalan terhadap penyakit bruselosis. Ini merupakan suatu program yang kontroversal karena program pengujian sesudah vaksinasi sering keliru dalam menunjukkan suatu reaktor. Dalam kenyataannya banyak peternak yang menolak program pengetesan atau pengujian ini karena harus memotong hewan-hewan mereka meski hewan-hewan itu tidak pernah mengalami keguguran, suatu pengujian tambahan sekarang sedang dikembangkan guna membedakan antara sapi sebagai reaktor dan karier yang sebenarnya. Dalam hal ini sampel serum harus disertakan untuk analisis akhir.
Sapi betina telah divaksinasi akan diberi tato pada telinganya dengan tanggal vaksinasi dan diberi anting telinga (ear tag) atau cap untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan selanjutnya. Sapi-sapi yang ada di dalam peternakan maupun sapi yang dijual di pasaran dapat juga dievaluasi melalui progran ini. Program ini meliputi pengambilan contoh darah dan dianalisis dengan suatu pengujian kartu sedernaha atau pengujian agglutinasi (plate agglutination test). reaktor yang positif harus dipotong. Penyebaran penyakit ini tidak dapat berlangsung melalui karkas atau produk sampingan yang dijual di pasar tetapi sebaliknya penularan mudah terjadi antara seekor sapi kepada sapi yang lainnya. Sapi-sapi yang diketahui ada kontak langsung dengan sapi reaktor harus dikarantina dan diuji dengan interval 30 harian dengan hasil test 2 kali negatif, setidaknya 120 hari setelah reaktor yang terakhir ditemukan. Sebuah peternakan akan dinyatakan bebas apabila tidak ditemukan adanya reaktor setelah karantina dan pengujian negatif dua kali.
Sapi-sapi ynag dipasarkan melalui pelelangan ternak serta cara-cara penjualan yang lain perlu dirunut kembali ke tempat asalnya melalui sistem ini dan sapi-sapi itu harus dikarantina sebelum di test dan didapati hasil pengujian yang negatif. Usaha pemerintah Amerika Serikat untuk melaksanakan peraturan itu mengalami banyak kesulitan karena banyak peternak yang tidak mau melaksanakannya. Sementara peternak tidak memperhatikan peraturan itu karena di situ tersangkut biaya yang banyak dan berbagai masalah lain. tetapi program ini merupakan suatu keharusan jika penyakit itu memang harus diberantas. Jelas-jelas bahwa sapi betina "heifer" yang akan digunakan untuk peremajaan, dalam suatu peternakan sebelum masuk ke dalam kelompoknya di dalam peternakan itu haruslah betul-betul negatif dalam pengetesan 30 hari terakhir.
Bruselosis dapat juga menyebar melalui kontak langsung melalui air susu yang tidak dipasteurisasi, sehingga pada manusia hal itu menimbulkan suatu keadaan yang disebut undulant fever. Penyebaran yang sangat umum adalah apabila sapi-sapi lain ikut menjilat-jilati pedet yang lahirnya gugur karena bruselosis.
Pengobatan yang pasti untuk penyakit ini belum ada, oleh karena itulah pemerintah Amerika Serikat telah mencoba suatu program atau misi pemberantasan penyakit ini dengan cara mencari dan membasminya. Usaha-usaha yang ketat dalam program sanitasi telah menurunkan kemunculan penyakit ini di Amerika Serikat yaitu dari sekitar 50% pada tahun 1930-an sampai kurang dari 2% pada saat sekarang. Dalam hal ini sangat diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan para peternak guna menyingkirkan ancaman yang timbul karena bruselosis.
Sapi pejantan juga dapat terserang penyakit ini melalui skrotum yang tampak membengkak dan berwarna merah. Dengan istilah orchitis, infeksi bruselosis pada sapi jantan dapat menyebabkan keadaan steril. Baik pada sapi betina maupun jantan penyebab penyakit ini adalah bakteri Brucella abortus.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengembangkan suatu program vaksinasi pada sapi betina yang berumur 2 sampai 10 bulan. Tersedia vaksin Strain 19 guna memberikan kekebalan terhadap penyakit bruselosis. Ini merupakan suatu program yang kontroversal karena program pengujian sesudah vaksinasi sering keliru dalam menunjukkan suatu reaktor. Dalam kenyataannya banyak peternak yang menolak program pengetesan atau pengujian ini karena harus memotong hewan-hewan mereka meski hewan-hewan itu tidak pernah mengalami keguguran, suatu pengujian tambahan sekarang sedang dikembangkan guna membedakan antara sapi sebagai reaktor dan karier yang sebenarnya. Dalam hal ini sampel serum harus disertakan untuk analisis akhir.
Sapi betina telah divaksinasi akan diberi tato pada telinganya dengan tanggal vaksinasi dan diberi anting telinga (ear tag) atau cap untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan selanjutnya. Sapi-sapi yang ada di dalam peternakan maupun sapi yang dijual di pasaran dapat juga dievaluasi melalui progran ini. Program ini meliputi pengambilan contoh darah dan dianalisis dengan suatu pengujian kartu sedernaha atau pengujian agglutinasi (plate agglutination test). reaktor yang positif harus dipotong. Penyebaran penyakit ini tidak dapat berlangsung melalui karkas atau produk sampingan yang dijual di pasar tetapi sebaliknya penularan mudah terjadi antara seekor sapi kepada sapi yang lainnya. Sapi-sapi yang diketahui ada kontak langsung dengan sapi reaktor harus dikarantina dan diuji dengan interval 30 harian dengan hasil test 2 kali negatif, setidaknya 120 hari setelah reaktor yang terakhir ditemukan. Sebuah peternakan akan dinyatakan bebas apabila tidak ditemukan adanya reaktor setelah karantina dan pengujian negatif dua kali.
Sapi-sapi ynag dipasarkan melalui pelelangan ternak serta cara-cara penjualan yang lain perlu dirunut kembali ke tempat asalnya melalui sistem ini dan sapi-sapi itu harus dikarantina sebelum di test dan didapati hasil pengujian yang negatif. Usaha pemerintah Amerika Serikat untuk melaksanakan peraturan itu mengalami banyak kesulitan karena banyak peternak yang tidak mau melaksanakannya. Sementara peternak tidak memperhatikan peraturan itu karena di situ tersangkut biaya yang banyak dan berbagai masalah lain. tetapi program ini merupakan suatu keharusan jika penyakit itu memang harus diberantas. Jelas-jelas bahwa sapi betina "heifer" yang akan digunakan untuk peremajaan, dalam suatu peternakan sebelum masuk ke dalam kelompoknya di dalam peternakan itu haruslah betul-betul negatif dalam pengetesan 30 hari terakhir.
Bruselosis dapat juga menyebar melalui kontak langsung melalui air susu yang tidak dipasteurisasi, sehingga pada manusia hal itu menimbulkan suatu keadaan yang disebut undulant fever. Penyebaran yang sangat umum adalah apabila sapi-sapi lain ikut menjilat-jilati pedet yang lahirnya gugur karena bruselosis.
Pengobatan yang pasti untuk penyakit ini belum ada, oleh karena itulah pemerintah Amerika Serikat telah mencoba suatu program atau misi pemberantasan penyakit ini dengan cara mencari dan membasminya. Usaha-usaha yang ketat dalam program sanitasi telah menurunkan kemunculan penyakit ini di Amerika Serikat yaitu dari sekitar 50% pada tahun 1930-an sampai kurang dari 2% pada saat sekarang. Dalam hal ini sangat diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan para peternak guna menyingkirkan ancaman yang timbul karena bruselosis.
Comments
Post a Comment