Ketosis (Asetonemia, Hipoglisemia, Penyakit Kebuntingan) Pada Sapi
Istilah ketosis muncul dari kenyataan bahwa sapi yang menderita mengeluarkan bau keton dari saluran dan kadang-kadang bau itu ada pula di dalam air susu. Bau itu sangat keras dan barangkali tepat bila disamakan atau bahkan lebih keras dari bau cairan yang digunakan untuk membersihkan kuku manusia. Bau itulah yang menjadi ciri ketosis, meski diagnosis yang pasti harus datang dari dokter hewan karena keadaan-keadaan lain dapat juga menimbulkan gejala yang sama.
Bentuk ketosis yang pertama adalah yang disebut wasting form. Tanda-tanda klinis untuk bentuk ketosis ini adalah turunnya nafsu makan dan produksi susu dalam 2 sampai 4 hari, turunnya berat badan dengan cepat, timbulnya konstipasi namun suhu badan, pulsa maupun respirasi tetap normal. Produksi susu turunnya sangat drastis dan dapat menimbulkan kematian. Sapi-sapi yang sembuh tidak kembali mencapai produksi yang normal dalam masa laktasi itu. Meski penyakit ketosis paling umum terjadi pada sapi perah, namun penyakit ini dapat terjadi pada semua jenis ternak ruminansia.
Bentuk ketosis yang kedua adalah nervous form yang tanda-tandanya meliputi timbulnya keadaan gemetar, kebutaan sebagian, berjalan melingkar, nafsu makan turun, mengunyah-ngunyah terus meski tidak apa-apa, serta salivasi yang berlebihan. Sapi kelihatan sembuh, tetapi tanda-tanda itu dapat muncul kembali secara tiba-tiba.
Jenis gangguan ini memerlukan kehadiran dokter hewan yang berpengalaman untuk menanganinya. Ini merupakan gangguan metabolik yang rumit yang harus melibatkan usaha pembuangan keton di dalam urin dan pemanfaatan cadangan glukose yang tersimpan di dalam hati. Karena sapi hanya memiliki sedikit saja cadangan glukose, keadaannya dapat menjadi cukup serius.
Gangguan yang terjadi terhadap metabolisme karbohidrat dan asam lemak menyebabkan terbentuknya keton yang merupakan sumber gangguan itu. Hal ini biasanya berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan susu dalam jumlah besar yang dapat dipenuhi melalui proses-proses pencernaan dan metabolisme yang normal. Meskipun sapi perahlah yang paling umum mendapatkan gangguan ini, semua jenis sapi juga peka terhadap ketosis.
Usaha pencegahan dapat dilakukan dengan tetap mengusahakan agar sapi tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus pada saat menjelang kelahiran, karena ketosis biasanya terjadi menjelang atau sesaat sesudah kelahiran. Sebagai usaha preventif kepada sapi dapat diberikan sodium proprionat sejumlah 100 gram tiap hari selama 6 minggu. Campuran mineral yang memadai juga harus senantiasa tersedia untuk sapi tersebut.
Hanya para dokter hewan yang terlatih sajalah yang dianjurkan menangani kasus ini. Dianjurkan untuk menggunakan terapi penggantian glukose sejumlah 500 sampai 1000 cc, 50% dekstrose bersamaan dengan terapi steroid. Penggunaan steroid juga tergantung pada jenis steroid yang digunakan sesuai petunjuk pabriknya. Pengobatan itu perlu diulang secara periodik.
Bentuk ketosis yang pertama adalah yang disebut wasting form. Tanda-tanda klinis untuk bentuk ketosis ini adalah turunnya nafsu makan dan produksi susu dalam 2 sampai 4 hari, turunnya berat badan dengan cepat, timbulnya konstipasi namun suhu badan, pulsa maupun respirasi tetap normal. Produksi susu turunnya sangat drastis dan dapat menimbulkan kematian. Sapi-sapi yang sembuh tidak kembali mencapai produksi yang normal dalam masa laktasi itu. Meski penyakit ketosis paling umum terjadi pada sapi perah, namun penyakit ini dapat terjadi pada semua jenis ternak ruminansia.
Bentuk ketosis yang kedua adalah nervous form yang tanda-tandanya meliputi timbulnya keadaan gemetar, kebutaan sebagian, berjalan melingkar, nafsu makan turun, mengunyah-ngunyah terus meski tidak apa-apa, serta salivasi yang berlebihan. Sapi kelihatan sembuh, tetapi tanda-tanda itu dapat muncul kembali secara tiba-tiba.
Jenis gangguan ini memerlukan kehadiran dokter hewan yang berpengalaman untuk menanganinya. Ini merupakan gangguan metabolik yang rumit yang harus melibatkan usaha pembuangan keton di dalam urin dan pemanfaatan cadangan glukose yang tersimpan di dalam hati. Karena sapi hanya memiliki sedikit saja cadangan glukose, keadaannya dapat menjadi cukup serius.
Gangguan yang terjadi terhadap metabolisme karbohidrat dan asam lemak menyebabkan terbentuknya keton yang merupakan sumber gangguan itu. Hal ini biasanya berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan susu dalam jumlah besar yang dapat dipenuhi melalui proses-proses pencernaan dan metabolisme yang normal. Meskipun sapi perahlah yang paling umum mendapatkan gangguan ini, semua jenis sapi juga peka terhadap ketosis.
Usaha pencegahan dapat dilakukan dengan tetap mengusahakan agar sapi tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus pada saat menjelang kelahiran, karena ketosis biasanya terjadi menjelang atau sesaat sesudah kelahiran. Sebagai usaha preventif kepada sapi dapat diberikan sodium proprionat sejumlah 100 gram tiap hari selama 6 minggu. Campuran mineral yang memadai juga harus senantiasa tersedia untuk sapi tersebut.
Hanya para dokter hewan yang terlatih sajalah yang dianjurkan menangani kasus ini. Dianjurkan untuk menggunakan terapi penggantian glukose sejumlah 500 sampai 1000 cc, 50% dekstrose bersamaan dengan terapi steroid. Penggunaan steroid juga tergantung pada jenis steroid yang digunakan sesuai petunjuk pabriknya. Pengobatan itu perlu diulang secara periodik.
Comments
Post a Comment