Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Konversi ransum atau Feed Convertion Ratio (FCR) merupakan salah satu kriteria untuk mengetahui seberapa besar kemampuan itik petelur dalam mengubah pakan yang dikonsumsi menjadi telur. Konversi ransum adalah perbandingan antara jumlah ransum yang diberikan atau dikonsumsi untuk produksi telur (kg) dengan produksi telur yang dihasilkan (kg). Pada ternak ayam standar konversi ransumnya adalah 2.0, semakin rendah nilai konversi ransumnya maka akan semakin baik untuk keberhasilan peternakan, karena lebih efisien dalam hal penggunaan ransum. Konversi ransum merupakan acuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda dalam beternak, hal ini dikarenakan pakan merupakan biaya produksi yang paling besar dan mahal dalam beternak. Sekitar 60% - 70% dari seluruh biaya produksi peternakan dialokasikan untuk biaya pakan.

Penggunaan ransum dalam pemeliharaan ternak unggas harus diusahakan seefisien mungkin, hal ini guna menghasilkan produksi yang optimal sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Penggunaan ransum yang efisien dapat dilihat besar kecilnya dari konversi ransum yang didapat. Semakin kecil konversi ransumnya berarti ransum tersebut sudah efisien, karena ransum yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan oleh ternak tersebut semaksimal mungkin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi ransum adalah laju perjalanan ransum di dalam saluran pencernaan, temperatur lingkungan, nilai gizi, tingkat energi ransum, kemampuan genetik serta bentuk fisik ransum.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (1994), Sinurat (1994), serta Ketaren dan Prasetyo (2000) yang menyatakan FCR yang dihasilkan dengan sistem pemeliharaan secara intensif berkisar antara 3,8 sampai 6,5. Belum adanya standar khusus dalam penyusunan ransum ternak itik, maka sering dijumpai kesulitan dalam penyusunan ransum itik petelur yang tepat dan memenuhi kebutuhan gizi. Oleh sebab itu kebanyakan peternak menggunakan standar kebutuhan gizi dari ayam petelur atau itik pedaging. Penggunaan standar kebutuhan ini ada kemungkinan tepat ada pula kemungkinannnya tidak tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi itik petelur agar memperoleh produksi yang maksimal. Pola makan itik yang cepat dan konsumsi ransum yang tidak menentu dan disertai konversi ransum pada itik petelur belum ada yang baku menurut NRC (1994) maka tidak dicapai nilai konversi yang benar-benar baik.

Berikut cara perhitungan konversi ransum itik Mojosari

Konversi Ransum =  Jumlah konsumsi pakan dibagi dengan jumlah produksi telur

Ransum yang mengandung kepadatan gizi yang tinggi umumnya lebih palatabel, oleh karena itu ransum dengan tingkat kepadatan gizi yang tinggi menghasilkan efisiensi atau konversi yang lebih baik. Apabila kandungan protein dan energi dalam suatu ransum memenuhi kebutuhan dari ternak tersebut, maka konversinya akan baik disebabkan oleh konsumsi yang rendah.


Comments

Popular posts from this blog

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Seleksi Tandem, Independent Culling Level dan Indeks Seleksi

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Pemuliabiakan dan Seleksi Pejantan Sapi Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Seleksi Pada Ternak Domba

Penyembelihan dan Pengukuran Kualitas Karkas Babi