Tatalaksana Pemeliharaan Domba Selama Kebuntingan Hingga Anak Domba Disapih
Seekor domba betina hendaknya beratnya bertambah sebanyak 10 sampai
12,5 kg sebelum melahirkan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan
pakan secara pilihan bebas yang terdiri dari legum atau campuran legum
dengan jerami, silase atau turnip. Suplemen protein dan mineral juga
perlu diberikan, susunan ransum dan suplemen seperti yang tercantum
pada postingan sebelumnya dengan judul "Pemberian Pakan Pada Sapi
Pedaging" dapat digunakan.
Konsumsi pakan untuk seekor
domba yang berat badannya sekitar 60 kg adalah sebesar 1,5 kg jerami
atau 5 kg silase. Karena fetus yang dikandung berkembang dengan cepat
serta diperlukan energi ekstra agar anak domba yang lahir itu cukup
kuat, dianjurkan untuk memberikan kira-kira 0,25 kg bijian tiap ekor
tiap hari, 30 sampai 45 hari menjelang kelahiran.
Pemberian
bijian itu ditingkatkan menjadi 0,50 kg setelah kelahiran untuk
memberikan gizi cukup agar laktasinya maksimum. Hal ini amatlah penting
sebab kelahiran kembar akan sangat mungkin terjadi. Apabila digunakan
jerami legum, umumnya tidaklah diperlukan suplemen protein . Air minum
yang bersih serta campuran garam mineral juga harus selalu tersedia.
Karena padang gembala banyak tersedia, domba betina serta anak-anaknya
secara bertahap juga memanfaatkan padang itu. Anak domba dapat juga
diberi pakan secara creep feeding tetapi hal itu tidak terlalu
umum seperti pada sapi karena dengan pakan rumput saja dapat dicapai
kualitas yang telah memenuhi selera konsumen.
Perawatan Kebuntingan dan Kelahiran
Daya tahan seekor
domba biasanya cukup besar, tetapi domba memerlukan juga tempat peneduh
guna menanggulangi hujan dan panas yang berkepanjangan.
Latihan-latihan fisik untuk domba diperlukan guna memperbaiki sirkulasi
darah. Apabila karena cuaca buruk maka domba-domba tetap harus tinggal
di dekat tempat pakan dan tumpukan jerami, haruslah dirangsang untuk
berjalan-jalan sedikit di sekitarnya.
Menjelang kelahiran, pemotongan bulu di bagian ekor, bagian flank
serta bagian ambing sangatlah penting. Dengan cara ini maka proses
kelahiran berlangsung lebih bersih dan proses menyusui juga lebih
gampang. Istilah tagging berarti pemotongan atau perapian wool
(biasanya wool yang mengandung feses atau kotoran lainnya) dan dapat
dilakukan baik pada domba betina maupun jantan, mendekati saat
kelahiran, pencukuran ataupun saat pemasaran domba.
Praktek
pengguntingan wool di badan bagian belakang (rear quarter) pada domba
betina sebelum beranak disebut "cruthching". Tagging juga dilakukan
pada waktu yang sama. Domba betina digunting woolnya di daerah pantan
dan menyeberang ke daerah perut di atas ambing. Kemudian wool di sisi
sebelah dalam dari masing-masing kakinya juga dicukur dengan satu
tangan memegang ambing dan satu tangan yang lain memotong di sekitar
ambing. Crutching ini akan menjamin proses kelahiran berlangsung
lebih bersih dan memungkinkan anak mudah menemukan puting susu.
Terutama pada waktu peternak tidak menanganinya selama proses
berlangsungnya kelahiran dan induk tidak mengalami crutching, anak domba sewaktu akan mulai menyusu, tidak menemukan puting tapi menemukan ekor.
Prosedur lain yang perlu diketahui adalah "facing". Facing
adalah untuk mencegah wool di atas dan di bawah mata domba untuk
mencegah kebutaan. Jika hal ini tidak dilakukan, pada beberapa bangsa
domba tertentu yang mukanya tertutup bulu lebat, nafsu makannya
cenderung rendah dan akan memperlihatkan kemampuan keindukan yang
rendah pula.
Dalam kawana domba yang lebih besar di
kawasan Barat Amerika Serikat, kelahiran sering terjadi di daerah yang
terbuka tanpa banyak masalah (kecuali adanya predator). Sedikit sekali
dibutuhkan bantuan / pertolongan, meskipun peternak-peternaknya
senantiasa mengamati dari dekat dan siap memberi pertolongan
sewaktu-waktu bila perlu. Pada kelompok domba yang kecil, sering kali
induk yang melahirkan dipindah lokasi kelahirannya dari lokasi terkurung
untuk dimasukkan ke petak-petak kecil.
Jerami segar
dan bersih atau serbuk gergaji dapat digunakan sebagai alas tidur.
Presentasi normal pada domba sama seperti pada sapi dan pertolongan
diberikan hanya bila pelu saja. Pada waktu proses kelahiran di tempat
yang terkurung, pusar anak domba harus diolesi yodium untuk mencegah
tetanus, seperti yang umum dilakukan pada domba yang melahirkan.
Bila
cuaca sangat dingin, disarankan untuk menyediakan lampu pemanas untuk
penghangat anak domba. Menggosok dengan kain juga merupakan cara yang
efektif untuk mengeringkan anak domba dan merangsang aliran darahnya.
Jika
semuanya berjalan baik, setelah beberapa hari di kandang kelahiran,
induk dan anaknya dikeluarkan. Kadang-kadang induk itu tidak
memperdulikan satu atau beberapa anak-anaknya, hingga anak-anak itu
membutuhkan perhatian dan kesabaran dari peternaknya. Beberapa metode
yang digunakan untuk mengatasi penolakan oleh induk terhadap anaknya
antara lain adalah:
- Induk diperah dan sususnya dioleskan di pantat anak dan hidung induk.
- Oleskan cairan yang keluar dari hidung anak ke hidung induk.
- Tutupi mata induk.
- Tempatkan anjing yang diikat dekat kandang kelahiran. Anjing itu akan merangsang insting induk untuk melingdungi anaknya.
- Metode lainnya untuk mengatasi penolakan oleh induk terhadap anaknya yaitu dengan meningkatkan daya penciumannya.
Anak domba yang terlantar dapat juga dipindahkan ke induk lain
yang hanya mempunyai satu anak. Induk yang kehilangan anaknya dapat
diyakinkan untuk menerima anak lain dengan cara menyamarkan anak domba
lain seakan-akan anak domba itu telah mati. Yang umum dilakukan yaitu;
dengan mengambil kulit dari anak domba yang telah mati dan diikatkan ke
punggung anak domba pengganti. Cara itu berjalan sangat mulus. Kulit
itu kemudian dapat dilepas sedikit demi sedikit.
Namun
cara tersebut bisa membahayakan, karena bila anak domba mati karena
sakit, maka bisa terjadi infeksi. Usaha tersebut, juga membutuhkan
banyak waktu. Dalam keadaan banyak anak domba "bummer" (anak domba yang
tidak berinduk) atau anak kembar tiga atau kembar dua yang tidak
mendapatkan susu yang cukup, sebaiknya digunakan tempat pakan sendiri
yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan susu sapi atau susu
pengganti. Untuk beberapa hari pertama, anak domba harus diberi
kolestrum dari induk domba, kambing atau sapi.
Anak
domba disapih sekitar umur 6 bulan, hal ini akan memberi kesempatan
pada induk untuk beristirahat sementara sebelum mulai dikawinkan pada
musim kawin berikutnya (dalam musim gugur). Anak domba dapat dijual
sebagai hasil penggemukan padang rumput (dimusim semi), dimasukkan ke feedlot untuk digemukkan lebih jauh atau dipelihara untuk stok peremajaan untuk bibit pejantan.
Beberapa induk domba,
terutama Dorset, Rambouillet dan Merino dapat beranak sepanjang tahun.
Karena pejantannya subur sepanjang tahun, domba jantan tipe daging
dapat mengawini induk-induk untuk menghasilkan anak untuk pasaran yang
sifatnya khusus.
Hothouse Lambs Ini merupakan suatu usaha yang sangat khusus. Anak domba dimasukkan
pada awal musim gugur atau musim dingin dan dijual dengan bobot yang
masing ringan (12,5 - 30 kg). Boston dan New York merupakan konsumen
utama "hothouse lambs" ini. Disebut demikian karena domba-domba
tersebut dipelihara di bawah naungan (shelter) dan dipaksa agar siap
dijual pada umur 6-12 minggu. Anak domba biasanya dikastrasi, tetapi
tidak dipotong ekornya karena sementara pembeli menganggap bahwa domba
yang dipotong ekornya umurnya telah tua.
Easter Lambs Ada permintaan anak domba dengan berat tertentu (berat hidup 9 -15
kg) setiap tahun, terutama di negara-negara bagian sebelah Timur. Domba
yang lebih berat dengan bermacam-macam tingkat bobot juga diterima di
pasaran bila para peternak ingin memanfaatkan peluang pasar itu.
Comments
Post a Comment