Sistem Seleksi Tandem, Independent Culling Level dan Indeks Seleksi

Kriteria untuk seleksi sapi daging sangat bervariasi berdasar masing-masing teknik yang digunakan. Namun demikian, sebagian besar prinsip-prinsip seleksi selalu berdasar pada:
  1. Penilaian visual (judging), seperti yang umumnya terlihat di arena lomba atau pameran ternak.
  2. Silsilah, yaitu seleksi yang didasarkan pada reputasi yang ditunjukkan oleh nenek moyang sapi yang bersangkutan.
  3. Penampilan atau performans sapi.
  4. Pengujian atau test produksi.
Dengan menerapkan kombinasi atau semua teknik dari keempat prinsip-prinsip seleksi di atas. Peternak memerlukan sistem seleksi yang akan diikut, yang dapat menghasilkan kemajuan maksimal. Tiga sistem yang umum dilakukan adalah seleksi tandem, independent culling level dan indeks seleksi.

1. Seleksi Tandem

Satu sifat diseleksi untuk satu waktu tertentu hingga kemajuan maksimal dicapai, kemudian sifat yang lain akan menjadi target perbaikan selanjutnya. Tandem berarti berurutan satu kemudian yang lainnya. Prosesnya tampak sederhana, misalnya sapi yang diseleksi untuk karakter bertanduk. Apabila kemudian sudah didapati kelompok tak bertanduk, kelompok sapi yang sama akan diseleksi untuk berat sapih, dan seterusnya.

Kekurangan dari sistem ini adalah kemajuannya lambat, banyak karakteristik yang tidak cocok untuk diseleksi secara tunggal karena berakibat dengan karakteristik lain, dan hasilnya secara umum tergantung pada beberapa sifat. Oleh karena itu jika permasalahan ekonomisnya merupakan perhatian, sistem ini mempunyai banyak keterbatasan.

2. Tingkat Penyisihan Bebas (Independent Culling Level)

Test produksi sangat cocok dengan prosedur yang sitematik ini. Ditetapkan standar-standar minimum untuk beberapa sifat. Ternak yang gagal untuk memenuhi standar minimum untuk suatu sifat tertentu, berakibat disisihkannya ternak tersebut dari kelompoknya untuk dijual atau dipotong.

Kelemahan yang jelas dari cara ini adalah jika standar terlalu tinggi dan terlalu banyak sifat-sifat yang diinginkan, tingkat penyingkirannya akan terlalu tinggi. Dengan beberapa penyesuaian dalam standar dari waktu ke waktu, sistem ini menjadi cukup efektif.

3. Indeks Seleksi

Indeks seleksi sebagai suatu sistem yang paling umum diterima, menilai suatu sifat yang penting dan menyatukannya ke dalam satu gambaran atau nilai (skor). Skor yang lebih tinggi berarti bahwa hewan tersebut bernilai lebih untuk tujuan-tujuan perkembangbiakan.

Bobot yang diberikan pada masing-masing sifat termasuk dalam indeks akan tergantung pada kepentingan ekonomis, heritabilitas dan kaitan genetiknya pada sifat-sifat lain. Metode ini telah diterima oleh banyak peternak, karena penampilan yang sedikit di bawah standar dalam satu sifat tertentu, dapat diimbangin oleh sifat lain yang lebih unggul.

Satu-satunya kekurangan yang tampak, terjadi apabila beberapa sifat yang termasuk dalam suatu indeks atau suatu progres (perkembangan) tertentu, mempunyai heritabilitas rendah atau yang kecil kepentingan ekonomisnya.

A. Catatan Berat serta Peringkat Anak Sapi dan Sapi Yearling


B. Catatan Produksi Tahunan Sapi Pejantan

Gambar A dan B merupakan suatu contoh formulir catatan produksi (Atas kebaikan Vocational Instructional Service, Texas A & M University)

C. Catatan Produksi Induk



Keterangan :

*) Untuk menghitung berat sapih yang disesuaikan 205 hari, digunakan rumus :





Kemudian koreksilah berat hasil penyesuaian itu terhadap umur induk menurut tabel berikut :


Persentase yang harus ditambahkan pada berat anak sapi setelah umurnya disesuaikan


**) Untuk menghitung berat sapih yang disesuaikan 365 hari, digunakan rumus :







Keberhasilan seleksi yang berlangsung bertahun-tahun dapat dilihat bila kita membandingkan sapi yang ideal untuk tahun 1800-an, dengan sapi juara pada jaman modern sekarang.

Bila digunakan jumlah sifat yang sesuai (tidak terlalu banyak) dengan heritabilitas yang relatif baik, indeks seleksi akan memberi hasil penilaian yang paling obyektif.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba