Seleksi Pada Ternak Domba
Semua jenis atau spesies hewan memiliki nama khusus untuk menjelaskan bagian tertentu dari tubuhnya hewan itu, demikian pula halnya dengan domba. Bagian-bagian tubuh seekor domba dapat diperlihatkan secara skematis. Cara seleksi seekor domba bervariasi, tergantung pada tujuan pemanfaatan domba itu. Domba yang akan digunakan sebagai bibit atau peremajaan mempunyai beberapa hal yang tidak harus diperhatikan seperti dalam seleksi untuk domba-domba yang segera akan dipotong.
Demikian juga tentunya, domba penghasil wool menetapkan beberapa persyaratan tertentu yang sangat berbeda. Seleksi dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik yang dapat dibagi menjadi seleksi berdasarkan penilaian (judging) individual, seleksi berdasarkan silsilah, seleksi berdasarkan penampilan atau performans, serta seleksi berdasarkan pengujian atau test produksi. Sesudah kita merasa faham dan akrab dengan peristilahan itu, pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk memilih hewan-hewan dengan karakteristik yang diinginkan, yaitu dengan membandingkan seekor hewan dengan hewan lainnya.
Prosedur yang digunakan dalam pameran atau kontes ternak menggambarkan adanya prosedur sistematik dan berurutan untuk evaluasi dan seleksi ternak domba. Meskipun penerapan praktis seleksi bisa sangat berbeda satu sama lain, pendekatan yang dilakukan dalam arena pameran digunakan sebagai bahan untuk ilustrasi. Diadakan beberapa pembagian guna menyeimbangkan perbandingan antara umur, jenis kelamin atau macam kegunaan. Akan tetapi untuk menyederhanakannya, pembagian hanya dilakukan menjadi dua kelas yaitu kelas untuk dipotong dan kelas untuk bibit.
Sebagai patokan umum, domba jenis penghasil wool ukurannya lebih besar, badannya lebih menyudut, konformasi ototnya kurang bagus, tetapi bulunya lebih tebal. Dalam memilih stok bibit, pertimbangan yang pertama adalah woolnya, kemudian dagingnya. Pada jenis domba untuk dipotong, tentunya keadaan sebaliknyalah yang diinginkan.
Teknik-teknik Pengukuran
Karakteristik tersebut diuji atas dasar kepentingan ekonomisnya. Sifatnya yang 'prolific' misalnya, sangat penting karena domba mempunyai kemampuan untuk melahirkan kembar. Domba betina yang lebih produktif meskipun sifat itu tidak tinggi heritabilitasnya, mempunyai kemungkinan untuk menurunkan sifat itu kepada anak-anak betinanya.
Kulit yang keriput ataupun lipatan-lipatan pada kulit adalah hal yang penting untuk diperhatikan, sebab proses pencukuran bulu domba pada kulit yang demikian itu lebih sulit dan bulu itupun kurang seragam. Tubuh domba yang halus lebih disukai karena pencukurannya mudah dilakukan.
Data berat lahir, berat sapih serta skor konformasi tubuhnya adalah hal-hal yang mudah didapat dan peningkatan atau perbaikannya pun dapat diharapkan terjadi lebih cepat sebab tingkat heritabilitasnya yang tinggi.
Bulu yang menutupi muka atau dahi nampaknya tidak terlalu penting, tetapi sebenarnya itu juga berperan. Domba yang mukanya terlalu banyak tertutup bulu, kegiatan merumputnya juga sering terganggu. Disamping itu diperlukan banyak waktu untuk memotong bulu di sekitar mata. Berat sapihnya juga lebih kecil dibandingkan dengan domba yang dahinya terbuka. Berat bulu serta panjangnya merupakan suatu perkiraan atas kualitas dan kuantitas wool yang dihasilkan.
Sekitar duapertiga bagian tekanan dalam seleksi domba diberikan pada aspek produksi daging (baik mutton atau lamb) sedangkan yang sepertiga lagi tekanan diberikan pada produksi wool. Oleh sebab itu sistem seleksi dalam beberapa hal akan berbeda dengan yang diterapkan pada sapi dan babi.
Metode tingkat penyingkiran bebas (independent culling level) dapat diterapkan baik untuk produksi wool maupun produksi daging apabila tingkat produksi minimum telah diterapkan. Individu-individu yang berada di antara standar itu, disingkirkan dari kelompoknya.
Indeks seleksi, dimana tiap-tiap sifat yang secara ekonomis penting diberi bobot, sangat cocok untuk seleksi domba. Sifat-sifat yang sangat kuat cenderung untuk menutupi sifat-sifat yang lemah hingga dihasilkan skor total yang mewakili seluruh hasil pengukuran. Dipilih suatu skor minimum yang masih dapat diterima dan hanya domba-domba yang mencapai atau melebihi nilai itu saja, yang tetap dipertahankan untuk tujuan pembibitan.
Sistem seleksi domba, seperti pada spesies lainnya, bervariasi sesuai waktu maupun permintaan pasar. Peningkatan akan dapat dicapai dengan mengkombinasikan cara-cara penilaian visual, silsilah, performans, pengujian produksi dan yang cukup penting, penggunaan perasaan para peternak itu sendiri.
Demikian juga tentunya, domba penghasil wool menetapkan beberapa persyaratan tertentu yang sangat berbeda. Seleksi dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik yang dapat dibagi menjadi seleksi berdasarkan penilaian (judging) individual, seleksi berdasarkan silsilah, seleksi berdasarkan penampilan atau performans, serta seleksi berdasarkan pengujian atau test produksi. Sesudah kita merasa faham dan akrab dengan peristilahan itu, pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk memilih hewan-hewan dengan karakteristik yang diinginkan, yaitu dengan membandingkan seekor hewan dengan hewan lainnya.
Penilaian (Judging) untuk Domba Tipe Daging (Mutton)
Domba menghasilkan dua produk utama yaitu daging dan wool. Untuk bangsa-bangsa domba tipe daging, tekanannya diberikan pada sifat-sifat karkas, sedangkan sifat-sifat wool tidak mendapatkan perhatian yang besar.Prosedur yang digunakan dalam pameran atau kontes ternak menggambarkan adanya prosedur sistematik dan berurutan untuk evaluasi dan seleksi ternak domba. Meskipun penerapan praktis seleksi bisa sangat berbeda satu sama lain, pendekatan yang dilakukan dalam arena pameran digunakan sebagai bahan untuk ilustrasi. Diadakan beberapa pembagian guna menyeimbangkan perbandingan antara umur, jenis kelamin atau macam kegunaan. Akan tetapi untuk menyederhanakannya, pembagian hanya dilakukan menjadi dua kelas yaitu kelas untuk dipotong dan kelas untuk bibit.
- Kelas untuk dipotong
Pada kelas-kelas untuk tujuan dipotong, domba jantan dewasa (jantan kastrasi sebelum mencapai masak kelamin) adalah yang paling umum diperbandingkan, meski yang betinapun dapat pula diperbandingkan. Harus diperhatikan pula keadaan kulit, kaki serta kepalanya.
Suatu kelas domba potong hendaknya diamati dari jarak sekitar 5 m dari arah samping untuk melihat panjang badan, lurusnya garis badan, serta ukuran badan. Dari arah depan untuk melihat bagian depan (forequarter) serta dari arah belakang guna melihat tebalnya bagian belakang (rear quarter) dan lebarnya loin serta keseragaman lebarnya (mulai dari depan sampai ke belakang). Ketebalan wool serta derajat perlemakan dapat mengelabui pengamat atas kemungkinan adanya berbagai cacat.
Langkah yang paling penting adalah bergerak secara sistematik. Suatu cara yang umum adalah pertama-tama mengukur loin dengan menempelkan keempat jari tangan kita mendatar pada sisi loin dengan posisi 90° dari garis puncak. Ada baiknya pula dibantu dengan menambah ibu jari untuk mendapatkan bayangan akan lebar loin itu. Kedua, lebarnya "rack" ditentukan dengan menggunakan pinggiran busur yang dibentuk dari ibu jari dan jari telunjuk. Janganlah meraba rack itu dengan telapak tangan. Kemudian, lebar kaki diukur dengan menempatkan busur antara ibu jari dan telunjuk salah satu tangan di daerah flank-nya. Tempatkanlah tangan yang satunya pad tingkat yang sama untuk membentuk lingkaran. Pengecekan terakhir hendaknya dilakukan untuk mengetahui penutupan lemak pada tulang belakang dan tulang rusuk, ini dilakukan dengan menggunakan ujung jari.
Merupakan hal yang penting bahwa prosedur ini harus diadakan dengan urutan yang sama dalam waktu minimum sehingga pengukuran itu tidak terlupa setelah melihat sasaran penglihatan berikutnya. Seseorang yuri yang berpengalaman memerlukan waktu hanya 10 detik atau bahkan kurang untuk seekor domba. Namun, yuri kemudian akan kembali lagi untuk mengulangi proses itu beberapa kali untuk tiap ekor domba guna menyempurnakan perbandingan yang telah dibuat sebelumnya.
Observasi visual yang dikombinasikan dengan penanganan secara fisik akan menetapkan hewan mana yang superior atau unggul, dan kemudian hewan-hewan itu ditempatkan untuk diurutkan. Perlu diperhatikan bahwa disini tidak dilakukan pembedaan-pembedaan berdasarkan bangsa, warna, jenis woolnya dan sebagainya. Ini merupakan hal yang kurang penting dalam suatu kelas karkas tertentu dan biasanya diabaikan, kecuali kalau domba-domba itu satu sama lain sangat dekat dalam hal karakteristik perototan maupun karakteristik lainnya.
- Kelas-kelas untuk bibit
Domba-domba jantan dan betina yang dipelihara untuk tujuan bibit dinilai sama seperti kelas-kelas yang dipotong untuk menetapkan keadaan perototannya. Kelas-kelas berdasarkan jenis kelamin biasanya dipisahkan, jantan dibandingkan dengan jantan dan betina dibandingkan dengan betina. Disamping keadaan perototan, sifat-sifat lain juga penting seperti bangsa, warna, keadaan kaki, ukuran serta woolnya.
Stok bibit haruslah mempunyai karakteristik yang diperlukan seperti ukuran, jenis, warna seperti yang dipersyaratkan oleh asosiasi bangsa yang bersangkutan, sehingga hal-hal tersebut akan menjadi penting. Hal-hal itu hampir seluruhnya diabaikan pada kelas domba untuk tujuan potong. Barangkali hal yang paling penting dan hampir selalu terlewatkan adalah kaki domba, karena domba adalah heawn yang suka merumput, maka haruslah dimiliki struktur kaki yang bagus sehingga dapat mendukung badan dan bergerak pada jarak yang jauh tanpa kesulitan yang berarti. Disamping itu, jantan dan betina yang mempunyai cacat-cacat pada kakinya akan mengalami kesulitan untuk melakukan perkawinan.
Pada bangsa domba pedaging, produk woolnya ternyata juga menjadi penting saat ini. Ketebalan wool dapat dinilai dengan cara meraba dengan kedua tangan pada kedua sisi badan. Wool itu dilihat panjang serta kualitas seratnya. Sasaran para peternak domba adalah domba dengan wool yang tebal dan perototan yang bagus.
Penilaian (Judging) untuk Jenis Wool
Apabila penghasilan dari penjualan wool merupakan sasaran utama, keadaan konformasi badan diberi tekanan yang lebih kecil saja. Namun demikian, prinsip-prinsip seleksi tetap sama seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Satu-satunya perbedaan hanyalah diberikan perhatian yang lebih besar pada woolnya. Bulu domba itu haruslah dinilai dalam hal berat dan kualitasnya. Bulu domba harus panjang, ikal dan tampak adanya volk (berwarna kuning), dan sebaiknya tidak ada serat yang berwarna hitamSebagai patokan umum, domba jenis penghasil wool ukurannya lebih besar, badannya lebih menyudut, konformasi ototnya kurang bagus, tetapi bulunya lebih tebal. Dalam memilih stok bibit, pertimbangan yang pertama adalah woolnya, kemudian dagingnya. Pada jenis domba untuk dipotong, tentunya keadaan sebaliknyalah yang diinginkan.
Silsilah
Betapa pentingnya masalah keturunan, hendaknya tidak terlalu dilebih-lebihkan atau sebaliknya terlalu diabaikan. Silsilah adalah suatu catatan tertulis dari keadaan yang lampau, serta suatu estimasi akan performans potensialnya seekor hewan. Sebagai contoh, seekor pejantan yang telah menurunkan anak-anak domba yang berat sapihnya tinggi serta mempunyai anak jantan maupun betina yang kualitas woolnya bagus atau kualitas karkas yang bagus, dapat diharapkan bahwa pejantan itu memang mampu mewariskan sifat-sifat baik itu kepada keturunannyaPenampilan (Performans) Domba
Bagaimanapun bagusnya seekor domba yang tampak di atas arena pameran atau bagaimanapun bagusnya silsilah leluhurnya, hal itu semua harus dibuktikan oleh domba yang bersangkutan. Disinilah diperlukan untuk melihat penampilan atau performans domba itu.Teknik-teknik Pengukuran
- Pensil dan Kertas
Berat lahir anak domba, keteraturan beranak dan lahirnya anak kembar, berat sapih, berat bulu dan sebagainya adalah sasaran-sasaran pengamatan-pengamatan yang mudah dilakukan. Data itu dapat dimasukkan ke dalam catatan permanen guna memberikan gambaran sejarah hidup domba itu, baik jantan maupun betina, guna membantu seleksi untuk meremajakan kelompoknya.
- Timbangan
Barangkali, alat evaluasi yang sangat bermanfaat adalah timbangan, yang mampu menyajikan penilaian yang akurat atas produksi daging (mutton atau lamb) serta wool. Guna memperoleh data pertambahan berat serta efisiensi pakan selama suatu waktu tertentu memerlukan adanya timbangan. Banyak peternak yang tidak tahu berapa nilai domba mereka, sebelum para pembeli datang dengan membawa timbangan serta mengatakan beratnya. Timbangan adalah suatu alat yang harus mendapat tempat yang wajar dalam tiap sistem pengukuran maupun seleksi.
- Teknik Pengukuran yang Kompleks
Seekor domba dapat diamati dengan menggunakan teknik pengamatan yang rumit seperti pengukuran ultrasonik untuk menentukan luasnya daerah loin-eye. Meskipun demikian teknik itu tidak demikian populer penerapannya pada domba, dibandingkan dengan penerapan pada ternak sapi atau babi. Cara penggunaan alat ultrasonik itu sama saja seperti yang dipergunakan pada sapi.
Pengujian (Test) Produksi
Untuk mendapatkan suatu cacatan produksi yang baik dan memadai diperlukan adanya pengujian atas produksi individual melalui pengujian performans atau pengujian progeni. Agar bisa diperoleh suatu peningkatan pada suatu bangsa domba tertentu, karakteristik-karakteristik tertentu harus pula diukur, dicatat dan catatan itu dimanfaatkan.Karakteristik tersebut diuji atas dasar kepentingan ekonomisnya. Sifatnya yang 'prolific' misalnya, sangat penting karena domba mempunyai kemampuan untuk melahirkan kembar. Domba betina yang lebih produktif meskipun sifat itu tidak tinggi heritabilitasnya, mempunyai kemungkinan untuk menurunkan sifat itu kepada anak-anak betinanya.
Kulit yang keriput ataupun lipatan-lipatan pada kulit adalah hal yang penting untuk diperhatikan, sebab proses pencukuran bulu domba pada kulit yang demikian itu lebih sulit dan bulu itupun kurang seragam. Tubuh domba yang halus lebih disukai karena pencukurannya mudah dilakukan.
Data berat lahir, berat sapih serta skor konformasi tubuhnya adalah hal-hal yang mudah didapat dan peningkatan atau perbaikannya pun dapat diharapkan terjadi lebih cepat sebab tingkat heritabilitasnya yang tinggi.
Bulu yang menutupi muka atau dahi nampaknya tidak terlalu penting, tetapi sebenarnya itu juga berperan. Domba yang mukanya terlalu banyak tertutup bulu, kegiatan merumputnya juga sering terganggu. Disamping itu diperlukan banyak waktu untuk memotong bulu di sekitar mata. Berat sapihnya juga lebih kecil dibandingkan dengan domba yang dahinya terbuka. Berat bulu serta panjangnya merupakan suatu perkiraan atas kualitas dan kuantitas wool yang dihasilkan.
Sekitar duapertiga bagian tekanan dalam seleksi domba diberikan pada aspek produksi daging (baik mutton atau lamb) sedangkan yang sepertiga lagi tekanan diberikan pada produksi wool. Oleh sebab itu sistem seleksi dalam beberapa hal akan berbeda dengan yang diterapkan pada sapi dan babi.
Metode tingkat penyingkiran bebas (independent culling level) dapat diterapkan baik untuk produksi wool maupun produksi daging apabila tingkat produksi minimum telah diterapkan. Individu-individu yang berada di antara standar itu, disingkirkan dari kelompoknya.
Indeks seleksi, dimana tiap-tiap sifat yang secara ekonomis penting diberi bobot, sangat cocok untuk seleksi domba. Sifat-sifat yang sangat kuat cenderung untuk menutupi sifat-sifat yang lemah hingga dihasilkan skor total yang mewakili seluruh hasil pengukuran. Dipilih suatu skor minimum yang masih dapat diterima dan hanya domba-domba yang mencapai atau melebihi nilai itu saja, yang tetap dipertahankan untuk tujuan pembibitan.
Sistem seleksi domba, seperti pada spesies lainnya, bervariasi sesuai waktu maupun permintaan pasar. Peningkatan akan dapat dicapai dengan mengkombinasikan cara-cara penilaian visual, silsilah, performans, pengujian produksi dan yang cukup penting, penggunaan perasaan para peternak itu sendiri.
Comments
Post a Comment