Produksi Telur Itik Mojosari

Duck Day Production adalah suatu ukuran untuk melihat tingkat produksi telur dari itik, yaitu jumlah telur yang diambil di kandang dibagi jumlah itik pada waktu pencatatan dan dikalikan 100%. Duck Day Production dinyatakan dalam persen atau butir dalam jangka waktu tertentu. Dengan rumus tersebut maka produksi telur dapat diketahui, untuk %DDP yang baik adalah lebih dari 50%. Duck day production diperoleh dengan membandingkan antara produksi yang diperoleh hari ini dengan jumlah itik yang hidup selama pencatatan yang didasarkan atas presentase.

Faktor yang menentukan saat itik mulai bertelur adalah dewasa kelamin, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi untuk mencapai produksi telur di bawah 50%. Duck day adalah kemampuan genetik itik itu sendiri, puncak produksi, cara pemberian ransum serta jumlah dan kualitas ransum. Itik lokal agar produksi telurnya baik, disamping masalah ransum juga perlu pengaturan agar masak kelaminnya tidak terlalu dini.

Untuk mencapai produksi telur yang tinggi ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, antara lain kemampuan genetik, ransum, umur, puncak produksi, pengelolaan, dan lingkungan. Semakin baik mutu genetik itik maka akan semakin tinggi produksinya, begitu pula dengan semakin baik cara dan jumlah serta kualitas ransum yang diberikan maka produksi telurnya akan baik pula.

Berdasarkan faktor umur, itik lokal akan mulai bertelur pada umur 5-6 bulan dan terus meningkat sampai puncak produksinya pada umur 10-12 bulan. Itik Mojosari bertelur pertama kalinya pada umur 6 hal itu akan baik sekali, sebab masa produktif akan lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif. Variasi umur ternak itik yang dipelihara juga mempengaruhi produksi telur yang didapat,produksi telur itik Mojosari pada umur 7 bulan masih belum stabil produksinya, produksi akan stabil pada umur lebih dari 7 bulan. Dengan perawatan yang baik dan tidak ada kesalahan dalam pemeliharaan, produksi telur dapat mencapai rata-rata 70-80% per hari dari seluruh populasi.

Itik lokal agar produksi telurnya baik, disamping masalah ransum yang baik yang dibutuhkan oleh ternak itik, juga perlu pengaturan agar masak kelamin tidak terlalu dini. Ransum yang disarankan mengandung protein kasar sekitar 18% dan Energi Metaboliknya sebesar 2800 kkal/kg agar didapatkan produksi telur yang baik.

Defisiensi protein yang hebat dapat menyebabkan rontok bulu keseluruhan dan produksi telur akan berhenti disertai dengan kerusakan jaringan-jaringan tubuh dan kehilangan bobot badan. Tetapi bila kekurangan protein meskipun semua asam amino esensial dalam keadaan seimbang maka akan mengakibatkan penurunan bobot badan, penurunan penimbunan lemak tubuh, serta kenaikan asam urat dalam darah.

Keadaan Indonesia sebagai negara tropis, dimana matahari bersinar rata-rata 12 jam per hari dengan intensitas yang cukup kuat. Itik memerlukan penerangan hingga mencapai 14 jam dalam sehari semalam, pemberian cahaya buatan 2-4 jam per hari dapat meningkatkan produksi telur. Itik berproduksi dengan baik memerlukan rangsangan cahaya yang cukup. Cahaya akan memberikan rangsangan melalui syaraf-syaraf pada mata (nerves opticus) ke hypofisa anterior dan merangsang hormon-hormon reproduksi, hal ini akan mempengaruhi pematangan folikel-folikel pada ovarium dan Luitenizing Hormon (LH) sehingga terjadi ovulasi dari folikel-folikel yang matang. Cahaya merupakan bagian yang sangat penting bagi produksi itik petelur. Pengaturan cahaya yang baik menyebabkan itik dapat bertelur dalam jumlah yang optimal dan dengan kualitas yang dapat diandalkan. Intensitas yang diperlukan itik petelur periode layer adalah 5 watt / m² dan 60 watt / m².

Pada masa pause, yaitu saat rontok bulu (molting) produksi telur akan turun atau berhenti sama sekali, menurut pengalaman-pengalaman dari peternak-peternak di Indonesia, masa pause atau rontok bulu berlangsung kulang lebih selama tiga bulan.

Bobot Telur Itik Mojosari

Bobot telur sangat ditentukan oleh faktor genetik, genetik merupakan ambang atas kemampuan itik untuk berprestasi dalam berproduksi. Bila secara genetik itik hanya mampu berproduksi dengan bobot telur yang kecil maka itulah ambang atas kemampuan yang dicapai. Selain Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bobot telur antara lain adalah jenis hewan, umur, perubahan musim dan menu makanan yang diberikan pada hewan. Bentuk, tekstur dan keutuhan kulit telur umumnya dipengaruhi oleh umur itik. Semakin tua umurnya maka kerja kelenjar-kelenjar hormonnya akan semakin tidak sempurna, akibatnya telur yang dihasilkan akan mempunyai kerabang yang tipis dan mudah retak serta mudah pecah.

Bobot telur ditentukan terutama oleh faktor genetik. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi adalah umur, ukuran dan bobot badan induk, makanan, air, suhu lingkungan, bahan-bahan kimia, obat-obatan dan penyakit. Umur sangat berpengaruh banyak terhadap bobot telur, apabila itik berumur lebih dari 1,5 tahun maka ukuran telurnya akan mengecil dan produksi telurnya akan menurun.

Besar telur ditentukan oleh banyak faktor genetik dan tahap kedewasaan umur. Faktor yang sangat penting yang mempengaruhi besar telur adalah kadar protein dan asam amino yang cukup di dalam ransum, vitamin serta mineral. Hal ini bukan saja penting untuk mencapai produksi telur yang optimum dan berat telur yang diharapkan, tetapi juga penting untuk mendapatkan kesehatan dan dewasa kelamin ternak itik yang baik.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba