Manajemen Pengelolaan Ternak Kambing Perah

Kambing perah sering dianggap sebagai bentuk kecil atau miniatur dari sapi perah. Meskipun banyak persamaannya, ada perbedaan menonjol yang membuat kambing perah merupakan bagian yang penting dalam kegiatan pertanian saat ini. Di Amerika Serikat, kambing perah merupakan penghasil susu yang kedua setelah sapi untuk konsumsi manusia, dan bahkan kambing perah di dunia ini menyuplai sebagian besar kebutuhan susu untuk manusia di banyak negara.

Seperti sapi perah, kambing perah juga dikembangbiakkan dan diseleksi sejak dahulu untuk menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak. Konformasi tubuh yang diinginkan dari sapi perah dan kambing perah adalah sama. Struktur dari masing-masing kelenjar ambing pada kambing perah, yaitu alveoli, saluran susu, sisterna kelenjar serta dungsi anatomi dan fungsi puting susunya dalam memproduksi susu sama dengan sapi.

Pengubahan atau konversi makanan menjadi susu juga sama antara keduanya. Periode laktasi selama 305 hari dengan 60 hari periode kering kandang, juga merupakan norma yang berlaku untuk kedua spesies tersebut.

Karakteristik yang unik pada seekor kambing dalam memproduksi susu membuatnya berbeda dengan yang ternak lainnya. Hal yang paling jelas adalah ambingnya, bila sapi mempunyai 4 puting dan 4 ambing yang terpisah, kambing hanya mempunyai 2 ambing saja. Kambing perah sangat efisien dalam memproduksi susu. Pada umumnya 7 ekor kambing dapat menghasilkan susu yang sama banyaknya dengan produksi satu ekor sapi, tetapi jumlah pakan 10 ekor kambing baru sama dengan jumlah pakan seekor sapi. Merupakan hal yang biasa bahwa kambing betina dengan berat 55 kg akan memproduksi lebih dari 2000 kg susu dalam sekali laktasi yang panjangnya 305 hari.

Besar kambing perah kira-kira hanya sepersepuluh sapi, karena itu lebih mudah untuk memeliharanya. Seperti yang akan kita lihat, makanan (nutrien) yang dibutuhkan lebih sedikit, kambing akan memakan bermacam-macam bahan pakan dan mengubahnya menjadi susu. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kambing perah dapat dipelihara baik secara kecil-kecilan dalam jumlah beberapa ekor hingga perusahaan besar yang memelihara ratusan ekor.

Karakteristik Susu Kambing

Susu kambing terkenal karena kandungan atau nilai nutrisi dan nilai medisnya sejak jaman dahulu. Dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing mempunyai perbedaan karakteristik sebagai berikut:
  1. Warnanya lebih putih.
  2. Globul lemak susunya lebih kecil dan beremulsi dengan susu. lemak harus dipisahkan dengan mesin pemisah (mechanical separator), karena lemak tersebut tidak dengan sendirinya akan muncul ke permukaan.
  3. Lemak susu kambing lebih mudah dicerna.
  4. Card proteinnya lebih lunak, hingga memungkinkan untuk dibuat keju yang spesial.
  5. Susu kambing dapat diminum oleh orang yang alergi minum susu sapi dan untuk orang-orang yang mengalami berbagai gangguan pencernaannya.

Makanan Kambing Perah

Kambing merupakan hewan ruminansia dengan saluran pencernaannya yang sama dengan domba dalam hal ukuran, anatomi dan fungsinya. Kambing merupakan jenis ruminansia yang lebih efisien daripada domba atau sapi. Kambing dapat mengkonsumsi bahan kering yang relatif lebih banyak untuk ukuran tubuhnya (5 - 7% dari berat badan). Bila dibandingkan dengan sapi konsumsi bahan kering sapi hanya 2 - 3% dari berat badannya. Kambing juga lebih efisien dalam mencerna pakan yang mengandung serat kasar dibandingkan dengan sapi atau domba. Oleh sebab itu kambing akan mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang berserat kasar, dimana sapi atau domba mungkin tidak akan menyentuhnya.

Tabel rata-rata komposisi susu sapi dan susu kambing

Spesies
Air
Lemak
Protein
Laktosa
Abu
(Mineral)
Bahan Padat Tanpa Lemak
Total Bahan Padat
%
Kambing
87,0
4,25
3,52
4,27
0,86
8,75
13,00
Sapi
87,2
3,70
3,50
4,90
0,70
9,10
12,80


Seperti halnya hewan perah yang lain, kebutuhan makanan untuk kambing yang sedang laktasi jauh lebih besar dibandingkan dengan kambing betina yang kering kandang atau hewan yang sedang dalam petumbuhan. Jadi makanan untuk kambing betina yang sedang laktasi sebaiknya didasarkan pada bahan hijauan yang tinggi kualitasnya ditambah dengan penyediaan padang rumput yang baik atau makanan konsentrat.

Seekor kambing memerlukan 1 sampai 1,5 kg pound daun-daunan, atau jerami setiap hari atau padang rumput yang berkualitas baik, ditambah 0,25 kg ransum konsentrat berkadar protein 16% untuk setiap litter susu yang dihasilkan. Padang rumput yang baik dapat menggantikan setengah dari kebutuhan konsentrat setiap hari. Contoh campuran konsentrat untuk kambing adalah: 40% jagung, 20% gandum atau sejenisnya, 25% dedak gandum dan 15% kedelai atau biji kapas. Kemudian ditambah dengan 1% gram dan 1% suplemen Ca/P. Campuran konsentrat sebaiknya digiling kasar, karena kambing tidak suka makanan yang digiling halus dan berdebu. Air bersih dan garam atau suplemen mineral sebaiknya diberikan secara bebas.

Makanan untuk induk selama periode kering kandang adalah hal penting untuk pertumbuhan anak yang belum lahir dan agar kondisi badan induk tetap baik untuk memproduksi susu secara maksimal. Tujuh puluh persen dari berat lahir anak kambing yang masih dalam kandungan, tumbuh selama periode lahir anak kambing yang masih dalam kandungan, tumbuh selama periode kering kandang. Makanan induk selama periode kering kandang tersebut diberikan dengan menyediakan padang rumput yang berkualitas baik atau 0,5 sampai 1 kg konsentrat tiap hari bila padang rumputnya berkualitas jelek atau sedang. Campuran konsentrat yang diberikan pada induk yang sedang laktasi juga baik bila diberikan pada induk yang sedang kering kandang.

Reproduksi Kambing

A.  Pubertas

Anak kambing jantan akan mencapai dewasa kelamin atau pubertas pada umur sekitar 3 bulan, tetapi pada umur ini kambing tersebut sangat jarang dikawinkan. Kambing merupakan hewan yang kawin bermusim dan di daerah yang memiliki 4 musim, kambing tidak akan birahi sebelum tibanya musim gugur hingga musim dingin. Anak kambing betina yang lahir pada musim semi, akan birahi pada musim kawin berikutnya (musim gugur hingga musim dingin). Apakah kambing betina tersebut dapat dikawinkan pada saat itu atau tidak, hal ini tergantung pada pertumbuhan atau ukuran badannya pada saat dikawinkan. Besar atau berat badannya pada saat dikawinkan umunya adalah 40 sampai 45 kg pada umur 9 - 10 bulan. Kambing betina yang tumbuhnya dengan baik akan mencapai berat cukup untuk dikawinkan pada musim yang pertama. Apabila tidak, untuk mengawinkannya lagi harus menunggu pada musim kawin berikutnya, atau kira-kira pada umur 18 bulan.

B.  Manajemen Perkawinan

Kambing merupakan hewan yang kawin bermusim dan siklusnya mulai bulan Agustus hingga Januari, dengan bulan-bulan September, Oktober dan November merupakan bulan yang paling baik untuk kawin. Selama musim kawin, kambing betina akan birahi setiap 21 hari dengan lama birahi antara 2 - 3 hari. Tanda-tanda birahi pada kambing sama dengan sapi, yaitu: sering kencing, mengembek-mengembik terus, vulvanya membengkak, menaiki kambing betina lainnya, dan siap untuk dinaiki kambing betina lainnya. Kambing betina yang dikawinkan pada hari kedua birahi akan menghasilkan angka kebuntingan yang tinggi. Kambing jantan yang sehat dapat melayani paling sedikit 30 ekor kambing betina. perkawinan dapat terjadi dengan menempatkan kambing betina dengan kambing jantan untuk sekali perkawinan. Kambing jantan ditempatkan terpisah dari kambing betina yang diperah, karena baunya yang kuat dapat diserap oleh susu yang dihasilkan. Inseminasi buatan (IB) dapat dilaksanakan juga pada kambing, tetapi cara ini belum meluas penerapannya.

C.  Kebuntingan

Lama kebuntingan kambing berkisar dari 147 hingga 155 hari (5 bulan). Induk harus dipelihara pada kondisi yang baik selama bunting untuk perkembangan normal anaknya yang dikandungnya. Kambing yang dipelihara pada kondisi yang jelek selama kebuntingannya sering mengalami keguguran pada usia muda.

D.  Kelahiran (Kidding)

Sebelum saat kelahiran yang diharapkan tiba, induk ditempatkan di tempat yang bersih, kering, tenang, tidak ribut, dan longgar dengan kira-kira 30 kaki persegi untuk tiap induk. Kambing biasanya mudah melahirkan tanpa banyak komplikasi. Kelahiran yang normal terjadi kira-kira dalam 30 menit. Kelahiran lebih dari satu anak untuk seekor kambing adalah normal, biasanya kembar dua dan kembar tiga. Kelahiran kembar dapat diperoleh melalui cara-cara seleksi dan makanan yang baik selama bunting.

E.  Perawatan Saat Melahirkan

Sesudah melahirkan, induk akan mengeluarkan membran dalam kira-kira 4 jam. Bila hal ini tidak terjadi, diperlukan konsultasi dengan dokter hewan. Berikan jerami sebagai makanan pilihan bebas yang disediakan pada induk dan pada hari-hari setelah melahirkan, induk mulai diberi makanan biji-bijian. Dimulai dari 0,5 sampai 1 kg konsentrat per hari dan ditingkatkan sedikit demi sedikit hingga induk mengkonsumsi 0,25 kg konsentrat untuk tiap liter air susu yang dihasilkan. Saat dilahirkan, bersihkan anak dari lendir yang ada di hidungnya dan masukkan tali pusarnya ke dalam yodium untuk mencegah infeksi.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba