Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Kerbau merupakan ternak ruminansia yang penting sesudah sapi, terutama di darah tropis. Cara pemeliharaan kerbau yang lebih sederhana dibandingkan sapi, membuat ternak ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai penghasil tenaga, susu dan daging.

Kerbau terdapat di daerah tropis dan sub tropis antara garis 30° Lintang Utara dan garis 30° Lintang Selatan yaitu di Asia, Afrika (Mesir, Tunisia), Eropa (Yunani, Italia, Hongaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia, Albania, Azerbayan), Amerika Latin (Trinidad, Brazilia, Peru, Equador) dan Australia Bagian Utara.

Perbedaan kerbau dibanding dengan sapi :
  • Lebih besar
  • Kepala dibawa secara horisontal
  • Tanduk segitiga melintang di penampang, tidak lonjong
  • Kuku besar
  • Sangat pendiam: hanya menggerut saja dengan tenang
  • Suhu tubuh lebih rendah, 38° C (sapi 38,2-38,6°)
  • Denyut nadi dan tingkat respirasi lebih rendah
  • Kulit lebih tebal, menjadi tidak berbulu sesuai usianya
  • Kelenjar keringat sedikit lebih banyak
  • Daya muat / angkut sebanding dengan atau lebih besar dari pada sapi atau kuda, namun berjalan lebih lambat
  • Dua ekor kerbau dalam satu gerobak beroda dapat mengangkut muatan 2 ton untuk 30 km / hari
  • Bisa mengangkut gerobak atau membajak di atas tanah yang lebih lembut daripada sapi, tapi tidak bisa bekerja lama di bawah sinar matahari
  • Cengkraman kuku yang besar dapat mengaduk dan memecah tanah yang berat, genangan air dengan konsisten sesuai untuk penanaman
  • Di Thailand, kerbau bekerja sekitar 5 jam / hari, membajak 960m2

Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah Sungai Indus dan di Cina kira-kira 1000 tahun kemudian. Kerbau yang telah dijinakkan termasuk anggota sub-famili Bovidae di dalam genus Bubalus yang dibagi dalam 4 sub genus yaitu :
  1. Bubalus caffer (kerbau Afrika)
  2. Bubalus bubalis (kerbau Asia)
  3. Bubalus mindorensis (kerbau Mindora)
  4. Bubalus depressicornis (kerbau mini Sulawesi = anoa)
Bangsa-bangsa kerbau ini berasal dari kerbau liar (Bubalus ami) Assam yang terdapat di bagian timur laut India dan Cina Selatan. Ternak Kerbau yang kita kenal sekarang dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu :
  1. Kerbau Sungai (river buffalo)
  2. Kerbau Rawa (swamp buffalo).
Kerbau Domestik (Kerbau Air) Bubalus bubalis berasal dari kerbau liar Asia
  • Kerbau sungai mempunyai jumlah kromosom 50 (sapi memiliki kromosom 60). Warna kulit umumnya hitam atau kelabu kehitam-hitaman, tanduk sedikit rnelingkar atau tergantung lurus. Kerbau mediterranea (Yunani dan Italia) termasuk tipe sungai berbentuk gemuk pendek dan dapat berproduksi susu tinggi. Kerbau tipe sungai disebut pula tipe perah, karena berproduksi susu yang tinggi dibanding tipe rawa.
  • Kerbau Rawa atau kerbau lumpur, terdapat di daerah yang berawa-rawa atau di daerah yang banyak terdapat rawa-rawa, misalnya : Muangthai, Malaysia, Indonesia dan Filipina. Warna kerbau rawa umumnya kelabu, hitam belang putih dan mirip bulai (albinoid), jumlah kromosom 48. Bentuk badan seperti sapi, tanduk panjang dan berat, di Sumba kerbau bertanduk besar dan panjang ± 2 meter, di Sulawesi Tenggara terdapat kerbau rawa yang berwama totol-totol / belang hitam-putih.

Fakta Mengenai Kerbau

  • Ternak kerbau berasal dari kerbau liar Asia (Bubalus arnee) yang didomestikasi sekitar 5000 tahun yang lalu.
  • Kerbanyakan jenis kerbau bersifat tenang, pendiam serta mudah ditangani dan dilatih.
  • Kerbau bukanlah pejalan kaki yang cepat (rata-rata hanya 2 – 3 mil per jam), namun mereka adalah sangat kuat dan ulet sehingga cocok untuk mengangkut beban berat.
  • Seitar 5 – 10% dari produksi susu dunia berasal dari kerbau. Karena kandungan lemak dan bahan padatnya yang tinggi, sbagian besar dari susu kerbau diolah menjadi keju.
  • Setiap tahun America mengimpor 90,000 pounds (45 ton) mozzarella dari Italia. Peternakan kerbau perah berskala besar di Vermont, Michigan dan California ditujukan terutama untuk produksi mozzarella.
  • Daging kerbau muda sangat berdaging (very lean) dengan marbling ringan dan setelah dimasak keliahatan mirip dengan daging sapi. Pada “blind taste tests” yang dilakukan di Trinidad, Australia, Venezuela dan Malaysia, steak daging kerbau secara konsisten diberi nilai lebih tinggi dibanding “prime beef”!



Usaha ternak kerbau sangat cocok diintegrasikan dengan usaha pertanian. Potensinya sebagai ternak kerja, penghasil susu dan daging belum sepenuhnya dimanfaatkan akibat beberapa masalah teknis yang membatasi efisiensi pemanfaatannya. Beberapa di antara kendala tersebut adalah:
  1. Poor reproductive capacity. Kerbau merupakan hewan yang lambat mencapai dewasa kelamin yang disertai dengan masa bunting dan jarak beranak yang panjang. Mereka sering memperlihatkan fenomena “silent heat” (birahi diam) sehingga sulit mendeteksi birahinya.
  2. Low productivity. Kualitas pakan dan manajemen yang jelek menyebabkan calf crop yang rendah (40-45%), produksi susu dan daging yang rendah serta kapasitas kerja yang terbatas. Karena kerbau dikenal sebagai hewan yang tinggi efisiensinya dalam mengubah pakan kasar berkualitas jelek maka diperlukan upaya penelitian yang terpadu untuk mengembangkan teknologi di tingkat usaha ternak untuk memaksimalkan pemanfaatan hasil ikutan pertanian seperti jerami padi, batang jagung, pucuk dan ampas tebu serta hijauan pakan kasar lainnya.
  3. High mortality. Hal ini terutama terjadi pada anak kerbau yang disebabkan oleh penyakit infeksi dan parasit serta manajemen yang pemeliharaan yang buruk. Sistim perawatan kesehatan dan praktek pencegahan penyakit umumnya belum dilakukan oleh peternak kerbau.
  4. Poor marketing. Saluran dan strategi pemasaran yang tidak efisien selalu merugikan peternak dan konsumen. Ketidak efisienan pemasaran ini semakin parah akibat tidak adanya standarisasi dan klasifikasi ternak hidup serta karkas dan hasil ikutannya.

Kerbau Sungai (River Buffalo)

1.  Kerbau Murrah

Kerbau Murrah adalah salah satu bangsa kerbau yang banyak diternakkan di Indonesia, khususnya di daerah sekitar Medan Sumatera Utara oleh para pekerja perkebunan dan bekas pekerja perkebunan yang didatangkan dari India selama masa penjajahan Belanda. Kerbau Murrah adalah kerbau perah paling penting. Daerah asli kerbau Murrah di Ultra Pradesh Barat, Delhi, Haryana di India serta Karachi di Pakistan. Selain sebagai penghasil susu, kerbau Murrah juga tercatat sebagai penghasil lemak yang paling efisien.

Tanda-tanda kerbau Murrah: bentuk tubuh padat massive, bangun tubuh kuat dengan punggung pendek dan luas. Leher ringan dengan kepala seimbang terhadap bangun tubuh yang padat. Pinggul luas serta berhubungan dengan kuartet kelenjar susu. Angota badan pendek dan kuat, padat. Ekor mempunyai bulu kipas berwarna putih. Tanduk melingkar dalam bentuk spiral Warna tubuh pada umumnya hitam. Ambing berkembang baik dengan vena susu tampak menonjol serta 4 puting susu terpisah satu dengan yang lain cukup jauh. Puting kuarter belakang pada umumnya lebih panjang dari pada puting depan. Tinggi gumba dan panjang badan kerbau jantan 142,2 cm dan 149,8 cm sedang yang betina 132,1 cm dan 147,3 cm. Kerbau jantan mempunyai berat badan 566,9 kg dengan lingkar dada 220,7 cm, sedangkan yang betina berat badannya 430,9 kg dengan lingkar dada 218,4cm.

  • Habitat : Central Haryana & Delhi
  • Sifat Produksi Rata-rata
    • Produksi Susu selama 305 hari : 2000 Kg
    • Usia Calving Pertama : 44 bulan
    • Panjang Laktasi : 300 hari
    • Calving Interval : 453 hari
  • Sifat Phenotypic
    • Tanduk : Keriting pendek & rapat
    • Warna : Jet-black
    • Ukuran : Tubuh panjang dengan bingkai masif
    • Dahi : Leher dan kepala terang
    • Ekor : Panjang, peralihan umumnya putih
Kerbau Murrah merupakan kerbau perah utama di dunia. Produksi susunya rata-rata 3.500 - 4.000 Ibs (1 lbs = 0,453 kg) setiap laktasi, bahkan kerbau Murrah yang terseleksi dapat menghasilkan susu 5.000 - 7.000 Ibs per laktasi.

2.  Kerbau Nili dan Ravi

Kerbau Nili dan Ravi adalah kerbau keturunan Murrah yang hidup di lembah sungai Sutley dan Ravi di Pakistan yang terbentuk karena perbedaan daerah dan lokasi hidup antara lain Nili, Ravi dan Kundi. Perbedaan pokok kerbau bangsa ini dengan Murrah adalah menyangkut keadaan muka, dahi dan ukuran. Nili berarti biru yang mencerminkan warna sungai Sutley, sementara Ravi sering disebut sebagai bangsa Sundal bar. Daerah sebaran kerbau Nili dan Ravi ada di antara 29,5 - 32,5 °LU dan 71 - 75 ° BT. Tidak terdapat perbedan pokok diantara kedua bangsa kerbau ini sehingga mulai tahun 1960 digabungkan sebagai satu bangsa tersendiri khususnya di Pakistan, tetapi tidak di India.

Ukuran umum kerbau Nili : tinggi gumba, panjang badan dan berat badan yang jantan adalah 137,2 cm; 157,4 cm; dan 589,7 kg sedang yang betina 127 cm; 147,3 cm, dan 453,6 kg. Kerbau ini mempunyai tanduk kecil, wall eyes yakni iris mata berwarna putih sebagai tanda khas bangsa kerbau perah ini. Warna putih pada bagian dahi, muka, moncong, paha, dan bulu kipas ekor. Tidak disukai adanya warna putih pada bagian hock dan knee, ekor hitam, tanduk tebal luas serta tanda putih di atas leher dan bagian tubuh lainnya. Produksi susu dapat mencapai 20 - 24 Ibs perhari.

  • Habitat : Western Punjab
  • Sifat Produksi Rata-rata
    • Produksi Susu selama 305 hari : 1950 Kg
    • Usia Calving Pertama : 45.3 bulan
    • Panjang Laktasi : 300 hari
    • Calving Interval : 487 hari
  • Sifat Phenotypic
    • Tanduk : Kecil dan meringkuk
    • Warna : Hitam, Bintik putih di dahi, moncong, kaki; Walled eyes
    • Ukuran : Medium sampai besar dengan bingkai dalam
    • Dahi : Cembung kepala berat di tengah
    • Ekor : Panjang, peralihan umumnya putih
Kerbau Ravi dengan tanda-tanda: tinggi gumba, panjang badan, dan berat badan yang jantan 132,1 cm; 154,9 cm; dan 680,4 kg, sedang yang betina 127 cm; 149,8 cm; dan 635 kg. Kerbau ini mempunyai dahi yang datar, wall eyes yaitu iris mata berwarna putih, tanda putih pada bagian kepala, paha, ambing, dan bulu kipas ekor. Produksi susu dapat mencapai 4.000 Ibs dalam masa laktasi 250 hari.

3.  Kerbau Kundi

Kerbau Kundi pada mulanya diketemukan di daerah Sindhi sehingga dikenal sebagai Sindhi Murrah. Nama Kundi bermula dari istilah yang ditimbulkan oleh adanya bentuk tanduk kerbau ini yang mirip dengan bentuk pancing.

Tanda-tanda kerbau Kundi, warna kulit biasanya hitam tetapi ada juga warna coklat terang, dasar tanduk tebal, mengarah ke belakang, atas dan pada akhirnya melengkung membentuk ukiran seperti pancing. Dahi cukup menonjol, muka cekung dengan mata kecil dan bercahaya. Bentuk badan kecil, lebih kecil dari pada Nili atau Ravi. Tubuh bagian belakang massive dan mempunyai ambing yang besar dengan vena susu menonjol dan putingnya besar, seragam, dan berjarak lebar. Kerbau Kundi dikenal juga sebagai kerbau putih oleh karena adanya warna putih berbentuk bintang pada dahi. Tanda ini menyebabkan kerbau Kundi mendapat penilaian tinggi. Bagian tracak dan bulu kipas ekor berwarna putih. Berat badan rata-rata 320 - 450 kg dan produksi susu dapat mencapai 2.000 kg dalam masa laktasi 300 hari.

4.  Kerbau Surti

Kerbau Surti atau Surati adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal di daerah Gujarat, negara bagian Bombay di antara sungai Mahi dan Sabarmati. Kerbau Surti dikenal sebagai penghasil susu yang baik, produksi susu rala-rata 1655,5 kg per laktasi dengan kadar lemak 7,5 %. Bentuk tubuh kerbau Surti besar dan baik, kaki agak pendek, tanduk termasuk menengah dan berbentuk bulan sabit, dan kulit berwarna antara hitam atau coklat, Terdapat warna putih berbentuk huruf V pada tubuhnya, yang satu terdapat di sekitar rahang bawah dari telinga sampai telinga satunya, dan yang lain terdapat diatas bagian brisket atau gelambir.


  • Habitat : South Western Gujarat
  • Sifat Produksi Rata-rata
    • Produksi Susu selama 305 hari : 1400 Kg
    • Usia Calving Pertama : 56.4 bulan
    • Panjang Laktasi : 290 hari
    • Calving Interval : 535 hari
  • Sifat Phenotypic
    • Tanduk : Sabit berbentuk, tumbuh ke bawah, ujung ke atas
    • Warna : Hitam dan coklat
    • Ukuran : Medium
    • Dahi : Panjang, panjang dan cembung di antara tanduk
    • Ekor : Panjang tipis fleksibel, peralihan umumnya putih
Bulu kipas ekor berwarna putih. Kerbau Surti dengan warna putih pada dahi, kaki dan bulu kipas ekor paling disukai. Muka dan moncongnya bersih dengan lubang hidung yang relatif besar, telinga berukuran sedang dengan warna kemerahan dibagian sebelah dalamnya. Leher cukup panjang dan pipih pada yang betina, tetapi tampak tebal dan masssive pada yang jantan. Tubuh pada ternak betina bagian depan sempit, semakin kebelakang semakin lebar dan besar, punggung lurus dan lebar serta gumba segaris dengan garis punggungnya. Ambing berkembang baik dengan Warna merah jambu dan puting berukuran sedang dengan jarak yang cukup lebar, dan vena susu kelihatan menonjol. Tinggi gumba, panjang badan dan berat badan yang jantan 130,8 cm; 154,2 cm dan 670 kg, sedang pada kerbau betina 124,5 cm, 138,4 cm; dan 540 kg.

5.  Kerbau Jaffarabadi

  • Habitat : Southern Gujarat
  • Sifat Produksi Rata-rata
    • Produksi Susu selama 305 hari : 1850 Kg
    • Usia Calving Pertama : 50.7 bulan
    • Panjang Laktasi : 300 hari
    • Calving Interval : 440 hari
  • Sifat Phenotypic
    • Tanduk : Melengkung ke bawah, tekan kepala
    • Warna : Hitam, Darn tan
    • Ukuran : Badan masif dengan leher panjang dan lembut
    • Dahi : Kepala berat dan lebar
    • Ekor : Medium

6.  Kerbau Mehsana

    • Habitat : Northern Gujarat
    • Sifat Produksi Rata-rata
      • Produksi Susu selama 305 hari : 1700 Kg
      • Usia Calving Pertama : 42.2 bulan
      • Panjang Laktasi : 310 hari
      • Calving Interval : 476 hari
    • Sifat Phenotypic
      • Tanduk : Sedikit melengkung ke atas, ke dalam
      • Warna : Hitam, Dark tan
      • Ukuran : Medium
      • Dahi : Lebar dan sedikit depresi di tengah
      • Ekor : Panjang, Beralih hitam, Coklat / biasa berwarna putih

    7.  Kerbau Marathwada

    • Habitat : region of Maharashtra
    • Sifat Produksi Rata-rata
      • Produksi Susu selama 305 hari : 1000 Kg
      • Usia Calving Pertama : 55.7 bulan
      • Panjang Laktasi : 300 hari
      • Calving Interval : 435 hari
    • Sifat Phenotypic
      • Tanduk : Panjang sedang, sejajar dengan leher mencapai bahu
      • Warna : Hitam keabu-abuan sampai hitam pekat
      • Ukuran : Terang sampai sedang, Perawakannya kompak
      • Dahi : Wajah sempit panjang, Tanda putih di kepala biasa
      • Ekor : Pendek, peralihan umumnya putih

     

    Kerbau Rawa (Swamp Buffalo)

      • Nama Kerbau rawa muncul dari habitat aslinya di daerah rawa. Di daerah tertentu, ternak liar juga bergerak dengan kerbau yang jinak. Berbagai nama daerah juga diberikan.
      Varietas khas kerbau rawa: Tana Toraja, Sulawesi Tengah
      • Kulitnya berwarna abu-abu namun seiring bertambahnya usia berubah menjadi batu tulis biru. Warna abu-abu gelap memberi warna putih yang biasa. Tanduk tumbuh secara lateral dan horizontal pada hewan muda dan melengkung bulat dalam lingkaran setengah lingkaran pada yang lebih tua. Di Thailand bentuk dan ukuran tanduk bervariasi dari tanduk pendek hingga tanduk lurus panjang.
      • Hewan-hewan itu dibangun dengan baik. Tubuhnya pendek dengan perut pancing. Dahi datar, orbitnya menonjol dan wajahnya pendek. Leher panjang dan kakinya pendek dan tipis. Ekornya pendek mencapai hocks. Arusnya kecil dan terbenam jauh di kaki. Bobot dalam tipe kecil adalah antara 300-450 kg namun pada tipe yang lebih besar 450-550 kg.
      • Kerbau rawa adalah hewan kerja dari daerah pertanaman padi. Penggunaan utamanya adalah membajak dan menyirami sawah. Ini juga digunakan untuk gerobak dan kereta luncur dan memiliki kemampuan pengangkutan yang luar biasa. Hasil susu sangat rendah (maksimal sekitar 488 liter) dan umumnya tidak digunakan sebagai hewan perah.
      • Hewan seperti daerah rawa. Bagian terpanas hari dihabiskan di berkubang dan penggembalaan aktif ada di pagi dan sore hari.
      • Kerbau rawa adalah hewan rancangan yang baik di daerah penanaman padi. Hasil susu / laktasi kurang dari 500 l.

      Comments

      Popular posts from this blog

      Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

      Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

      Sistem Reproduksi Pada Sapi

      Anatomi Tubuh Pada Ayam

      Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

      Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

      Manajemen Pemerahan Susu Sapi

      Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

      Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba