Gejala, Penyebab Dan Pengobatan Penyakit Red Water (Bacillary Hemoglobinuria) Pada Sapi
Penyakit red water merupakan penyakit yang akut dan bersifat sangat fatal. Penyakit ini biasanya muncul pada musim semi dan ditandai oleh adanya demam dan terjadinya pemecahan hemoglobin di dalam darah yang kemudian menuju ke ginjal sehingga menghasilkan urine yang berwarna merah (hemoglobinuria). Urine yang berwarna merah itu merupakan kunci untuk mengenali penyakit tersebut. Di samping itu, keadaan jaundice (membran jingga yang berubah menjadi kuning), biasanya kelihatan di sekitar mata dan vulva atau para preputium penis pada hewan jantan.
Penyakit ini sangat bersifat fatal (biasanya dalam waktu 12 jam setelah tampak tanda yang pertama). Tingkat kematian dapat mencapai 100%. Tanda-tanda penyakit ini adalah pernafasan yang sukar, tulang belakang melengkung yang menggambarkan adanya rasa sakit pada daerah abdominal, denyut jantung yang cepat dan lambat, suhu badan yang meningkat serta pembengkakan di daerah brisket. Feses sapi yang menderita penyakit ini berwarna sangat gelap, sedangkan urinnya berwarna kemerahan. Karena proses penyakit ini demikian cepat, maka tanda-tanda itu sering tidak diketahui sampai ada satu dua ekor sapi mengalami kematian.
Penyebab penyakit ini adalah Clostridium hemolyticum. Penyakit ini diperkirakan berkaitan dengan cacing hati (liver fluke) yang diketahui disebarkan oleh siput.
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotika tetrasiklin dosis tinggi dengan dekstrose yang tinggi pula, serta larutan elektrolit yang diberikan secara intravenous. Namun demikian keefektifan hasil pengobatan juga masih diragukan.
Usaha-usaha pencegahan merupakan kunci bagi keberhasilan penekanan tingkat kematian. Tersedia juga vaksin untuk penyakit red water bagi kelompok-kelompok sapi di daerah yang beresiko tinggi. Vaksinasi dianjurkan setiap 6 bulan. Jika vaksinasi hanya dilakukan satu kali, hendaknya diadakan pada musim semi pada saat penyakit itu bersifat prevalen. Juga perlu diperhatikan agar drainase padang penggembalaan diatur dengan baik sehingga tidak terjadi luapan atau genangan air serta dihindarkan menyebarnya siput sebagai hewan yang menularkannya.
Penyakit ini sangat bersifat fatal (biasanya dalam waktu 12 jam setelah tampak tanda yang pertama). Tingkat kematian dapat mencapai 100%. Tanda-tanda penyakit ini adalah pernafasan yang sukar, tulang belakang melengkung yang menggambarkan adanya rasa sakit pada daerah abdominal, denyut jantung yang cepat dan lambat, suhu badan yang meningkat serta pembengkakan di daerah brisket. Feses sapi yang menderita penyakit ini berwarna sangat gelap, sedangkan urinnya berwarna kemerahan. Karena proses penyakit ini demikian cepat, maka tanda-tanda itu sering tidak diketahui sampai ada satu dua ekor sapi mengalami kematian.
Penyebab penyakit ini adalah Clostridium hemolyticum. Penyakit ini diperkirakan berkaitan dengan cacing hati (liver fluke) yang diketahui disebarkan oleh siput.
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotika tetrasiklin dosis tinggi dengan dekstrose yang tinggi pula, serta larutan elektrolit yang diberikan secara intravenous. Namun demikian keefektifan hasil pengobatan juga masih diragukan.
Usaha-usaha pencegahan merupakan kunci bagi keberhasilan penekanan tingkat kematian. Tersedia juga vaksin untuk penyakit red water bagi kelompok-kelompok sapi di daerah yang beresiko tinggi. Vaksinasi dianjurkan setiap 6 bulan. Jika vaksinasi hanya dilakukan satu kali, hendaknya diadakan pada musim semi pada saat penyakit itu bersifat prevalen. Juga perlu diperhatikan agar drainase padang penggembalaan diatur dengan baik sehingga tidak terjadi luapan atau genangan air serta dihindarkan menyebarnya siput sebagai hewan yang menularkannya.
Comments
Post a Comment