Teknik Pemerahan Susu dengan Mesin Perah

Awal mula munculnya pemerahan dengan mesin (machine milking), diawali hambatan-hambatan yang selalu menuntut kebiasaan yang rutin saat pemerahan susu dan efektif hanya pada waktu hormon oksitosin berperan selama 6-7 menit. Untuk mengatasi hambatan tersebut, kemudian timbullah ide mekanisasi pemerahan yang akhirnya tercipta mesin perah. Pada tahun 1820 pertama kali ditemukan peralatan yang sangat sederhana untuk mengeluarkan susu dari ambing.

Gambar 1. Peralatan Sederhana Untuk Mengeluarkan Susu Dari Ambing

Selanjutnya mesin perah yang pertama diciptakan dan dikeluarkan pada tahun 1850 oleh seorang ibu tani dari Amerika bemama Anna Baldwin yang berbentuk pompa dihubungkan dengan pipa yang berujung pada sebuah mangkok yang berlubang empat untuk menyedot susu dari keempat puting. Di ujung lain digantungkan sebuah ember guna menampung susu hasil pemerahan.

Gambar 2. Mesin perah tangan buatan Anna Baldwin

Seiring dengan perkembangan teknologi mesin perah pertama ini terus dikembangkan sehingga akhirnya tercipta mesin perah modern seperti yang dijumpai sekarang.

Mesin Perah Modern

Metode pemerahan dengan mesin perah modem dewasa ini menggunakan cara mekanisasi, artinya pemerahan memakai mesin sebagai pengganti tangan. Dalam peternakan sapi perah, mesin perah dibedakan menjadi 3 macam:

1.  Sistem Ember (Bucket System)

Sistem ember adalah salah satu pernerahan memakai mesin sebagai pengganti tangan yang dapat dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain, cocok digunakan untuk petemak kecil, susu ditampun di ember yang terdapat di setiap mesin. Setelah susu hasil perahan setiap ekor sapi ditakar terlebih dahulu kemudian dituang di tangki pendingin. Pemerahan dengan sisitem ini dapat diterapkan di Indonesia pada peternak sapi perah yang jumlah sapi induk kurang dari 10 ekor atau pada peternak sapi perah rakyat yang kandangnya berkelompok. Pemerahan dengan sistem ember ini perlu dirintis di Indonesia dengan harapan dapat menekan kandungan kuman dalam susu.

Mesin perah sistem ember bagian-bagianya terdiri dari:
  1. Sebuah motor pembangkit vakum
  2. Pipa vakum
  3. Selang karet vakum
  4. Pulsator
  5. Ember penampung susu
  6. Pengatur pulsasi
  7. Tabung perah (teat cup) yang terbuat dari logam tahan karat dan karet inflasi di dalam tabung perah
  8. Selang susu
Gambar 3. Mesin Perah Sistem Ember (Bucket system)

Mesin perah bekerja atas dasar perbedaan tekanan udara yang dibangkitkan oleh motor pembangkit vakum atau pompa vakum. Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan karet inflasi di dalam tabung perah kembang kempis memijat puting. Pada waktu udara masuk ke dalam tabung perah, yaitu diantara tabung perah dan karet inflasi, karet inflasi mengempis. Peristiwa ini disebut fase istirahal. Selanjutnya udaran di dalam tabung menjadi hampa udara. Oleh karena itu di dalam tabung dan karet inflasi kompa (tidak ada tekanan) sedangkan di dalam ambing bertekanan, maka susu terdorong keluar/tersedot. Peristiwa ini disebut fase perah, Demikian seterusnya, fase perah dan fase istirahat datang silih berganti.

Supaya fase perah dan fase istirahat dapat berlangsung secara bergantian, maka mesin perah dilengkapi dengan pulsator yang berfungsi mengatur tekanan udara antara keadaan bertekanan dan hampa udara. Dengan kala lain, pulsator mengatur fase istirahat dan fase perah. Bila kiep atau tombol vakum ditutup maka udara dari luar masuk dan berhentilah kegiatan pemeraban dan karet inflasi kembali berbentuk semula.

Kedudukan karet inflasi dalam fase perah dan fase istirahat (Gambar. 4)

Gambar 4. Penampang Tabung Perah

Cara pemasangan tabung perah (teat cups) pada puting (Gambar. 5)

Gambar 5. Urut-urutan Cara Memasang Tabung Perah (Teat Cups) pada Puting

Proses pemerahan mekanik ini: perah-istirahat-perah-istirahat-perah dan seterusnya yang tcrus berlangsung hingga ambing kosong. Lamanya waktu fase perah dan fase istirahat tergantung dari apa yang disebut rasio pulsasi.

Rasio pulsasi adalah perbandingan antara fase perah dan fase istirahat. Untuk mesin perah sistem ember/baket, rasio pulsasi 60:40 per satua waktu, artinya dalam satuan waktu-waktu fase pemerahan berlangsung 60 kali dan fase istirahat 40 kali per satuan waktu.

Laju pulsasi, laju atau besar keeilnya pulsasi di atur oleh tombol pengatur pulsasi yang terletak di bawah keempat tabung perah. Laju pulsasi disetel sesuai dengan anjuran pabrik pembuat mesin, Meningkatkan laju pulsasi melebihi anjuran tidak akan mempercepat pemerahan, bahkan dapat menyebabkan luka-luka yang sering pada puting dan ambing.

Tekanan pada mesin perah disetel pada saat instalasi mesin perah di pasang. Tekanan yang terlalu lemah membuat tabung perah tidak dapat menempel pada puting. Mintalah bantuan teknisi untuk menyetel tekanan vakum dan pemeriksaan secara berkala.

2.  Sistem Pipa (Pipe Line System)

Pada sistem ini pemerah langsung juga berada di dalam kandang dirnana sapi yang diperah tetap terikat ditempatnya. Mesin perah dipindah dari sapi satu ke sapi berikutnya. Sedang susu hasil pemerahan langsung dialirkan ke dalam tangki pendingin melalui pipa tanpa berhubungan dengan udara luar. Sistem pemerahan dengan sistem pipa seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 6. Pemerahan Dengan Mesin Sistem Pipa Dilakukan Di Dalam Kandang

3. Sistem Bangsal Pemerahan (Milking Parlor System)

Pemerahan berlangsung di suatu bangsal atau ruang khusus yang disiapkan untuk pemerahan. Di bangsal ini ditempatkan beberapa mesin perah. Setiap satu mesin melayani seekor sapi. Sasu hasil pemerahan langsung ditampung di tangki pendingin (cooling unit) sesudah melalui tabung pengukur produksi yang terdapat pada setiap mesin. Sapi yang akan diperah digiring ke bangsal pemerah melalui suatu ternpat (holding area) yang luasnya terbatas dan sapi berdesakan. Di holding area sapi dibersihkan dengan sprayer dari segala arah (Gambar 7), selanjutnya sapi satu per satu masuk bangsal (milking parlor).

Gambar 7. Sebelum Sapi Masuk ke Bangsal Pemerahan Terlebih Dahulu Sapi Antri Dibersihkan di Holding Area

Sistem bangsal perah (milking parlor system) bentuknya bermacam-macam, antara lain:
  • Sistem sirip ikan tunggal atau ganda (single/double heringbone milking, parlor), seperti terlihat pada Gambar 8 dan 9.
Gambar 8. Bangsal Perah Sistem Sirip Ikan Ganda
Gambar 9. Bangsal Perah Sistem Sirip Ikan Ganda Beserta Peralatannya
  • Sistem sirip ikan berbentuk wajik (heringbone diamond shaped polygon milking parlor} Gambar 10 dan 11.
Gambar 10. Bangsal Perah berbentuk Wajik
Gambar 11. Bangsal Perah Berbentuk Wajik Beserta Kandang Lepas Free Stall Modern
  • Sistem komidi putar (rotary milking parlor) Gambar 12 dan 13.
Gambar 12. Bangsal Perah Sistem Komidi Putar
Gambar 13. Bangsal Perah Sistem Komidi Putar Lengkap Dengan Peralatan

Komponen-komponen pada Mesin Perah (Gambar 14) :
  1. Karet inflasi
  2. Tabung perah (teat cup shell)
  3. Selang udara dari karet
  4. Pulsator
  5. Mangkok
  6. Selang susu dari karet
  7. Selang vakuni dari karet
  8. Pengganti alat pemerah 
Gambar 14. Komponen-komponen pada Mesin Perah

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Seleksi Tandem, Independent Culling Level dan Indeks Seleksi

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Domestikasi dan Bangsa-bangsa Kelinci

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Pemuliabiakan dan Seleksi Pejantan Sapi Perah

Seleksi Pada Ternak Domba

Anatomi Tubuh Pada Ayam