Pemerahan Susu Sapi Dengan Mesin

Tidak seperti pemerahan yang dilakukan dengan menggunakan tangan di mana susu dipaksa melintasi saluran "streak", mesin pemerah menggunakan suatu tekanan negatif atau hampa guna mengeluarkan susu serta untuk mengurut (masage) ambing. Hal ini dapat dilakukan menggunakan dua sistem hampa udara yaitu hampa kontinyu dan hampa berselang.

Sistem-sistem hampa tersebut diterapkan di dalam suatu rakitan mangkuk puting beruang dua, yang terdiri dari bagian luar mangkuk puting yang membentuk dinding luar dan suatu pengembangan atau inflasi fleksibel yang membentuk dinding dalamnya. Suatu ruang yang ketat udara dibentuk di antara ruang inflasi dan dinding mangkuk ambing. Ruang bagian dalam atau yang ada di dalam inflasi, memberikan tekanan negatif yang terus menerus sebesar 32 cm Hg ke ujung puting. Dalam keadaan normal, meteran hampa pada pompa menunjukkan angka 37,5 cm Hg. Namun demikian, tekanan itu menurun dengan meningkatnya jarak terhadap mangkuk puting. (Lihat gambar di bawah berikut, fase pemerahan dan fase istirahat dari mesin pemerah susu, ditimbulkan melalui pemberian udara serta menghampakan ruang secara berselang diantara dinding dan inflasi).

Gambar Fase pemerahan dan fase istirahat

Tekanan negatif yang konstan itu menyebabkan timbulnya beda tekanan di dalam ambing dan di dalam inflasi atau pelapisnya. Tekanan yang lebih besar di dalam puting memaksa terbukanya orifis ambing dan memungkinkan susu mengalir melalui saluran "streak". Jadi susu tidaklah diperas atau dipaksa melewati saluran itu, tetapi ditarik atau dhisap dari puting oleh suatu tekanan negatif atau suatu keadaan hampa yang konstan.

Apabila tidak dikembalikan kekeadaan bertekanan, keadaan hampa yang terus menerus itu dapat menyebabkan pendarahan bagian dalam dan iritasi terhadap jaringan puting. Suatu keadaan hampa dan keadaan bertekanan atmosfer yang diberikan berselang atau bergantian antara ruang inflasi dan ruang luar akan menghindarkan timbulnya hal tersebut tadi. Apabila ada tekanan negatif di ruang luar, tekanan itu akan mengimbangi secara kontinyu hampa di dalam ruang inflasi, dan ruang inflasi itu akan tetap terbuka. Ini disebut fase pemerahan (milking phase). Keadaan hampa di dalam ruang inflasi menyedot susu dari puting, seperti yang telah diuraikan sebelumnya (Lihat gambar fase pemerahan dan fase istirahat di atas)

Apabila udara atmosfer dibiarkan masuk ke dalam ruang, ruang hampa di dalam inflasi akan mengempis. Hal ini disebut fase istirahat. Ruang inflasi yang tertutup mengembalikan puting dari keadaan hampa yang konstan, jadi mencegah timbulnya kongesti (pemampatan) darah dan berfungsi mengurut puting guna mempertahankan stimulasi dan pelepasan susu yang semestinya.

Upaya menyelang-nyeling keadaan hampa dan keadaan bertekanan ke dalam rakitan puting itu, dilakukan dengan menggunakan pulsator, yang mengubah keadaan hampa dan keadaan bertekanan melalui penggunaan aliran listrik dan suatu katup bermagnet. Laju pulsasi adalah jumlah pergantian siklus hampa bertekanan yang terjadi tiap menit. Kebanyakan mesin pemerah mempunyai laju antara 45 sampai 60 siklus tiap menitnya. Rasio pulsasi atau pemerahan adalah imbangan antara masa hampa dan masa bertekanan. Rasio ini biasanya berkisar 60 : 40, ini berarti bahwa inflasi terbuka 60% (hampa pada saat fase pemerahan) dan tertutup 40% (udara bertekanan pada fase istirahat).

Istilah-istilah dan Bagian-bagian Mesin Pemerah

Berikut ini adalah daftar bagian-bagian mesin pemerah serta uraian mengenai fungsi-fungsinya:
  1. Mesin pemerah - Sistem pemerahan mekanis serta kelengkapan pendukungnya.
  1. Pompa hampa - Apakah itu pompa rotasi atau pompa piston, yang dapat menghasilkan keadaan hampa yang digunakan pada saat pemerahan. Karena keadaan hampa yang digunakan hanyalah hampa parsial ½ tekanan atmosfer (32 cm Hg), fungsi pompa adalah untuk mengeluarkan atau menyingkirkan bagian udara yang masuk melalui lubang udara.
  1. Meteran aliran udara - Alat meteran yang mengukur dalam satuan CFM (feet kubik tiap menit = cubic feet per minute), udara pada suatu tingkat hampa tertentu.
  1. Tingkat hampa - Tingkat hampa di dalam suatu sistem pemerahan yang dinyatakan dalam inchi diferensial Hg yang diukur dari tekanan atmosfer dan ditunjukkan dengan meteran hampa yang biasa.
  1. Tangki hampa - Suatu tabung atau ruang di dalam sistem hampa antara pompa dan titik masukan udara yang menurunkan dan menstabilkan diferiensial tekanan.
  1. Regulator atau Pengontrol hampa - Suatu katup udara otomatis di dalam sistem hampa yang akan mencegah keadaan hampa itu melebihi tingkatan yang telah disetel sebelumnya dengan membiarkan masuk udara atmosfer sebanyak yang dibutuhkan.
  1. Cadangan hampa - Kapasitas udara bergerak sebagai tambahan dari pompa hampa setelah kebutuhan unit-unit pemerahan, lubang-lubang bleeder, kelengkapan operasi, serta udara yang besar, dipenuhi, sama dengan volume udara yang memasuki regulator.
  1. Pulsator - Mekanisme yang memungkinkan adanya keadaan hampa dan bertekanan secara bergantian di atara lapisan mangkuk puting karet dan kulit luar yang terbuat dari logam. Unit inilah yang melahirkan aktivitas pengurutan (massage).
  1. Claw - Manifol saniter yang mengantar atau menghubungkan rakitan 4 mangkuk puting dengan saluran atau pipa selang susu.
  1. Rakitan mangkuk puting - Terdiri dari kulit luar (shell), inflasi dan pipa udara.
  1. Liner (inflation) - Bagian mesin pemerah yang terbuat dari karet yang memiliki kontak langsung dengan puting sapi.
  1. Kulit luar (shell) - Bagian silinder yang terbuat dari logam pada mangkuk puting.
  1. Mangkuk susu - Suatu reservoir susu yang menghubungkan claw antara tabung susu dengan pipa selang susu.
  1. Pipa selang susu - Menghubungkan pipa-pipa dengan claw.
  1. Tabung penerima atau jar - Menerima dan menampung susu dari pipa-pipa. Sumber hampa dari pompa hampa.
  1. Pelepas (releaser) - Melepaskan susu dari keadaan hampa dan dimasukkan ruang bertekanan atmosfer.
  1. Pompa susu - Suatu pompa kecepatan tinggi yang memompa susu dari pelepas (releaser) ke dalam tangki susu.
  1. Tangki susu - Tangki penampungan yang didinginkan untuk penampungan susu di dalam suatu peternakan.

Prosedur Pemerahan Yang Dianjurkan

Dengan pengertian serta pemahaman mengenai fisiologi pelepasan air susu dan mekanisme mesin pemerahan, prosedur pemerahan berikut inilah yang dianjurkan untuk dikerjakan.
  1. Cucilah ambing dan puting dengan seksama dengan handuk satu-satu untuk menjamin kebersihan dan rangsangan yang memadai.
  2. Gunakanlah mangkuk strip guna mengecek kemungkinan adanya keadaan susu yang abnormal (kemungkinan adanya mastitis).
  3. Pasanglah mesin pemerah dengan baik dalam waktu 30 sampai 60 detik setelah pencucian. Hal ini memungkinkan pemanfaatan maksimum atas refleks pelepasan susu.
  4. Kembalilah ke sapi yang akan diperah dalam 2 ½ sampai 3 menit.
  5. Mesin Perah hanya akan menyedot dalam beberapa detik dan kemudian urutlah dengan lembut ambing itu setelah hampir seluruh susu terperah keluar.
  6. Singkirkan mangkuk puting segera setelah tiap kuartir terperah. Petugas hendaknya masih terus berada di dekat sapi itu selama sekitar 5 menit, tergantung pada sistem pemerahan dan tingkat produksinya.
  7. Celupkan tiap puting ke dalam larutan sanitasi.
  8. Perahlah pada jam-jam yang teratur, biasanya pada interval-interval 12 dan 12 jam, atau 10 dan 14 jam.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba