Manajemen Pencegahan Penyakit Ternak Sapi Perah

Kesehatan ternak merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan sapi perah, karena ternak yang sehat akan memiliki produktivitas (memberikan hasil) yang optimal. Upaya penanganan kesehatan pada ternak meliputi pencegahan, pengendalian, pengobatan dan rehabilitative (pemulihan). Manajemen kesehatan mempunyai arti penting karena meningkatkan hasil usaha (baik bibit maupun susu) sehingga dengan optimalisasi produktivitas akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak.

Walaupun demikian faktor kesehatan sangat terkait erat dengan manajemen pakan dan pola pemeliharaan. Terjadinya penyakit pada ternak (dalam hal ini sapi perah) sangat merugikan pemilik atau peternak, karena akan mengakibatkan penurunan produksi, mengurangi kesempatan berreproduksi, menambah medical cost, resiko kematian ternak, bahkan penyakit-penyakit tertentu yang dapat menular pada ternak lain dan manusia.

Pemilik ternak harus selalu memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada sapi yang dipelihara, dan segera melaporkan pada petugas kesehatan hewan terdekat. Di samping itu peternak juga harus memperhatikan kebersihan dan sanitasi, baik ternak, kandang maupun lingkungannya, karena kebersihan erat kaitannya dalam usaha pencegahan timbulnya penyakit pada sapi. Penyediaan pakan, air minum dan kolostrum (pedet) juga harus diperhatikan agar ternak tercukupi kebutuhan nutrisinya. Adanya catatan baik data reproduksi maupun kesehatannya sangat membantu petugas untuk melakukan kontrol dan mendiagnosa apabila terjadi gangguan kesehatan pada ternak/kelompok ternak. Untuk dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada sapi perah, terlebih dahulu kita harus tahu keadaan yang normal dari sapi yang sehat.

Adapun tanda-tanda dari sapi perah yang sehat adalah sebagai berikut :
  • Mata agak basah dan bersinar
  • Cuping hidung selalu basah
  • Bulu halus mengkilat, kulit tidak terdapat luka-luka
  • Sapi berdiri tegak pada keempat kakinya
  • Nafsu makan dan minum baik
  • Tenang (tidak gelisah)
  • Kotoran agak lunak
Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan seperti tersebut di atas, maka peternak harus segera melaporkan kepada petugas kesehatan hewan terdekat agar dapat segera dilakukan penanganan / pengobatan.

1.  Gerak Jalan (Exercise)

Gerak jalan ini diperlukan untuk sapi minimal dua kali seminggu, dilakukan (1-2) jam (pagi hari). Bagi peternak yang memiliki padang penggembalaan ternak dapat dilepaskan di padang rumput, sedangkan bila tidak punya padang penggembalaan dapat dilakukan dengan cara yang lain misalnya dibuatkan tempat exercise dimana ternak dapat dengan bebas berjalan. Excercise ini sangat bermanfaat baik untuk anak sapi, sapi laktasi dan sapi bunting.

Manfaat dari gerak jalan ini antara lain :
  1. Sapi tetap bugar, sehat dan otot menjadi kuat
  2. Sapi mendapatkan sinar matahari
  3. Kuku sapi bisa terpelihara dengan baik. Dengan gerak jalan maka peredaran darah pada kuku sapi menjadi lancar, sehingga kwalitas daripada kuku meningkat baik bentuknya maupun kesehatannya
  4. Memperlancar waktu melahirkan. Untuk sapi-sapi yang digembalakan pada umumnya tidak banyak mengalami kesulitan di dalam melahirkan, hal ini dibandingkan dengan ternak sapi perah yang dikandangkan terus menerus.

2.  Memotong Kuku Sapi

Kuku sapi merupakan bagian tubuh yang sangat penting, karena dipergunakan untuk menopang tubuhnya yang berat, untuk berjalan, mempertahankan diri dari serangan lawan, untuk mencari makan dan sebagainya. Apabila kuku dalam keadaan sakit, maka akan mengganggu pergerakan daripada sapi yang bersangkutan. Besar kecilnya gangguan bergantung derajat penyakit kukunya. Untuk menjaga agar kuku tetap baik diperlukan tatalaksana yang baik antara lain, ternak dan kandangnya dibersihkan. Usahakan lantai kandang dalam keadaan kering, pemberian makan dan minum yang baik, digembalakan dan diadakan pemeriksaan kuku secara rutin dan selan jutnya dengan pemotongan kuku.

Pemotongan kuku biasanya dilakukan 6 (enam) bulan sekali. Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan mudah dan aman, dengan caranya:
  • Sapi yang kukunya sudah panjang difiksir lebih dahulu pada kandang penjepit
  • Kuku sapi dibersihkan dahulu dengan air yang bersih atau dicampur dengan desinfektan, Bagian-bagian kuku yang telah mati dibersihkan dahulu dengan pisau kuku
  • Kuku yang panjang dipotong dulu sesuai yang diperlukan mula-mula bagian depan dan samping kuku kemu dian bagian bawah (sol) usahakan jangan sampai ter jadi pendarahan
  • Setelah dipotong, dikikir agar lebih halus dan indah.Kemudian diolesi dengan yodium tinctur,
Untuk sapi yang menderita penyakit kuku dan sudah di obati harus ditempatkan pada lantai yang kering. Jika ada penyakit atau luka-luka kuku yang berat pada tapak kaki, segera lapor pada petugas.

3.  Potong Tanduk / Dehorning

Potong tanduk sebaiknya dilakukan pada ternak muda menggunakan electric dehorner atau caustic soda untuk mencegah tumbuhnya tanduk. Caranya:
  • Persiapan bahan dan peralatan untuk proses dehorning (caustic soda jika dehorning menggunakan bahan kimia, gunting, vaselin)
  • Bulu disekitar calon tanduk harus terlebiha dahulu digunting dan dibersihkan
  • Kemudian bagian yang sudah dibersihkan diolesi vaselin, agar caustic soda yang dioleskan tidak mengalir ke bagian lain yang berbahaya (mata), Selanjutnya pada dasar calon tanduk itu digosok dengan caustic soda hingga muncul bintik bintik darah
  • Petugas yang melaksanakan dehorning di wajibkan memakai sarung tangan karet agar supaya tidak terkena bahan kimia yang merusak kulit

4.  Menghilangkan Puting Susu tambahan

Puting susu yang lebih dari 4 buah, bisa menimbulkan gangguan pada ambing, misalnya untuk sapi yang telah dewasa bisa menimbulkan infeksi di dalam ambing . Cara pertama, oleh peternak berdasarkan petunjuk dari petugas memakai pengikat puting susu tambahan. Hal ini dilakukan ketika umur sapi masih muda. Puting susu tambahannya diikat dengan keras, pakai tali atau karet. Pengikat tersebut dibiarkan sampai puting itu menjadi busuk. Cara lain adalah memotong puting susu tambahan oleh petugas Kesehatan. Umur sapi jangan lebih dari enam bulan.

5. Perawatan Kebersihan Ternak dan sanitasi lingkungan

Untuk menjaga penyakit dan air susu yang dihasilkan bersih, maka sapi perah hendaknya disikat dan dimandikan setiap hari.
  • Rambut-rambut yang panjang pada sekitar ambing dan belakang harus digunting untuk mengurangi penempelan kotoran-kotoran yang dapat masuk kedalam air susu selama pemerahan
  • Alat kandang harus sering dibersihkan juga peralatan-harus selalu bersih. Bagian-bagian kandang yang dibuat dari kayu/bambu harus dibersihkan dan dicuci dengan menggunakan alat serta bahan pencuci
  • Sisa makanan dalam tempat makanan harus dibuang setiap hari dan tempat makananpun harus selalu dibersihkan
  • Saluran pembuangan kotoran, airnya harus selalu lancar dan bersih, kalau bisa usahakan air saluran itu selalu mengalir
  • Lingkungan untuk selalu bersih dan dilakukan desinfeksi

6.  Pengecekan Kesehatan Sapi

  1. Denyut nadi dapat dirasakan dengan meraba pembuluh nadi pada bagian bawah ekor secara perlahan-lahan dengan menggunakan tiga buah ujung jari. Denyut nadi normal adalah antara 40–60 denyut setiap menit. Denyutan lebih dari 90 itu berarti bahaya.
  2. Suhu Badan sapi dikontrol oleh peternak sendiri atau oleh pihak petugas hewan dengan menggunakan thermometer yang diletakkan di bagian pantat, dibawah ekor sapi. Ujung atau akhir termometer 2,5 cm menjolor keluar. Untuk mengetahui suhu, waktu minimal 3 menit. Suhu badan sapi yang normal adalah 57,8 sampai 38,9°C.
  3. Mata menjorok ke dalam atau buram atau merah, telinga dingin, kotoran atau kencing berdarah, kotoran atau air kencing agak berbau aneh atau bau amis, setelah makan tidak mengunyah dalam waktu 45 menit, semua ini merupakan tanda-tanda tidak normalnya organ (bagian tubuh sapi).

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba