Pemberian Kolostrum Pada Pedet

Pedet yang lahir sehat dan kuat biasanya 30-60 menit setelah lahir sudah dapat berdiri. Pedet waktu lahir tidak memiliki kekebalan untuk melawan penyakit. Oleh karena itu agar pedet setelah lahir dapat melawan penyakit, 30-60 menit setelah lahir pedet segera diberi minum kolostrum. Kolostrum adalah susu yang dihasilkan oleh sapi setelah melahirkan sampai sekitar 5-6 hari. Pemberian kolostrum pada pedet sangat penting setelah lahir karena kolostrum mengandung zat pelindung atau antibodi (gama glubolin) yang dapat menjaga ketahanan tubuh pedet dari penyakit yang berbahaya. Pedet biasanya diberi kolostrum segar paling sedikit 3 hari. Pemberian kolostrum pada pedet seawal mungkin sangat penting.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat pemberian kolostrum semakin cepat kolostrum masuk ke dalam abomasum intestinum. Selanjutnya antibodi akan segera diserap dan antibodi masuk ke dalam darah pedet dan secepatnya pedet dapat mencegah atau melawan penyakit. Antibodi dapat diserap melalui dinding usus hanya selama 24 jam sampai 36 jam pertama kehidupan sejak dilahirkan. Jumlah terbanyak antibodi yang dapat diserap adalah dalam 1 (satu) jam pertama sebanyak 50% antibodi yang ada di dalam kolostrum. Pada 20 jam berikutnya efisiensi penyerapan antibodi hanya 12%. Setelah 24 jam sampai 36 jam atau setelah menelan bakteri atau bahan asing lainnya, permukaan usus akan kehilangan kemampuan untuk menyerap antibodi. Oleh karena itu penting sekali memberi kolostrum pada jam pertama kelahiran dengan peralatan yang bersih.

Kolostrum selain penting bagi pencegahan penyakit (terutama pada awal kehidupan setelah dilahirkan), juga merupakan makanan yang nilai gizinya lebih tinggi dari susu normal. Kolostrum mengandung lebih banyak protein (terutama dalam bentuk laktoglobulin atau gama globulin), lemak, mineral dan vitamin-vitamin dari pada susu normal. Kolostrum juga mengandung laktosa yang lebih rendah dari susu normal. Hal ini sangat berguna karena kandungan laktosa yang tinggi dapat menyebabkan pedet menderita diare/mencret.

Komposisi Kolostrum Susu Sapi

  • Kolostrum mengandung vitamin A 10-100 kali dan zat besi (Fe) 12-15 kali lebih banyak daripada susu normal dan dapat disimpan di dalam hati. Ini sangat penting karena pedet waktu lahir mengalami kekurangan vitamin A dan Fe.
  • Kolostrum mengandung vitamin D kira-kira 3 kali lebih banyak dari susu normal.
  • Kolostrum mengandung protein 4-7 kali lebih banyak dibanding susu normal (terutama dalam bentuk gama glubolin atau laktoglubolin atau antibodi). Antibodi alami yang ada di kolostrum tidak ada tandingannya dibanding dengan klostrum buatan manusia.
  • Kolostrum bersifat laxan, yaitu dapat membantu mengeluarkan kotoran hitam lengket yang dinamakan "tahi gagak" (meconium) yang tertimbun di usus halus, dimana pada waktu pedet lahir merupakan tumpukan kotoran tempat berkembangbiaknya bermacam-macam bakteri yang harus segera dikeluarkan. Apabila pedet setelah lahir tidak mendapat kolostrum, maka sulitlah untuk dapat mempertahankan hidupnya. Sebagian besar mendapat infeksi bakteri secara besar-besaran dan dengan cepat dapat menyebabkan septicaemia (infeksi darah)yang fatal. Anak sapi yang demikian meskipun masih tahan hidup, umumnya akan sakit-sakitan dan diakhiri dengan kematian.

Jika sapi induk setelah melahirkan tidak menghasilkan kolostrum karena sakit atau mati setelah melahirkan, maka untuk menanggulangi biasanya peternak menyimpan sebagian kolostrum segar hasil perahan pertama dari sapi lain yang disimpan di dalam almari pendingin (dibekukan) guna cadangan kalau-kalau ada anak sapi lain yang tidak mendapat kolostrum dari induknya. Penyimpanan kolostrum dalam bentuk beku, sebaiknya tidak lebih dari 4-6 bulan. Apabila pembekuan kolostrum segar tidak memungkinkan, dapat ditempuh dengan meminta dari tetangganya yang mempunyai sapi yang beranaknya bersamaan. Jika terpaksa tidak ada kolostrum sama sekali, terpaksa anak sapi yang baru lahir diberi minum kolostrum buatan.

Umumnya sapi perah setelah melahirkan menghasilkan kolostrum lebih banyak daripada yang diperlukan anaknya. Karena kolostrum sampai hari ke 5 setelah melahirkan tidak dapat dijual (karena kalau direbus menggumpal), maka kelebihan kolostrum tersebut dapat langsung diberikan pada pedet lain yang umurnya lebih tua atau disimpan pada suhu kamar, dan terjadi proses fermentasi akan menghasilkan susu asam (kolostrum asam) dapat menghambat perkembangan bakteri susu sehingga kolostrum akan tahan lama. Cara membuat kolostrum asam secara sederhana, setiap ember dicampur dengan kelebihan kolostrum hari sebelumnya dan disimpan pada tempat yang terlindung dari cahaya matahari. Lakukan pengadukan setiap hari satu sampai dua kali. Fermentasi susu asam secara alamiah sebaiknya digunakan sampai 2-3 minggu.

Pemberian Kolostrum Sejak Lahir sampai Umur 3 (tiga) Hari

Pemberian kolostrum hari pertama

Cara merawat sapi agar cepat gemuk haruslah memberikan kolustrum kepada anak sapi. vitamin dan jamu untuk sapi yang bertujuan untuk menggemukaan sapi jangan diberikan pada masa ini. Hasil penelitian menunjukkan hampir 93% pedet yang dilahirkan tidak memiliki kekebalan untuk melawan penyakit pada waktu lahir, karena pada waktu pedet lahir tidak mendapat bekal antibodi dari induknya. Antibodi diperoleh dari kolostrum merupakan sumber antibodi bagi pedet yang baru lahir. Penelitian menunjukkan bahwa "jumlah" dan " waktu" pemberian kolostrum sangat penting untuk mencegah penyakit. Makin awal pedet mendapat kolostrum akan lebih baik, tetapi umumnya pedet mau minum kolostrum sekitar 30 menit – 1 jam setelah lahir. Apabila hasil pemerahan pertama cukup jumlahnya, sebaiknya pemberian kolostrum pada pedet yang pertama pada hari pertama 30 menit – 1 jam setelah lahir pedet diberi kolostrum sebanyak sekitar 5% berat badan pedet. Apabila berat lahir 40 kg, kolostrum yang diberikan sekitar 2 liter. Pemberian kolostrum pada pedet yang kedua dengan jumlah yang sama diberikan 12 jam kemudian.

Sebaiknya dianjurkan agar pedet setelah lahir (setelah dijilati induknya atau setelah dikeringkan) segera dipisah dengan induknya, ditempatkan dikandang yang mudah dikontrol kesehatannya (kandang observasi = observation pen) yang telah disiapkan. Pemberian kolostrum pada pedet yang pertama dengan menggunakan ember atau botol diberi dot atau menggunakan ember terbuka (nipple pail, nipple bottle, open pail), atau ember yang diberi selang plastik. Usahankan peralatan di atas dijaga kebersihannya, akan lebih baik selain bersih juga disediakan tempat minum pada masing-masing pedet. Hal ini untuk melindungi dari pencemaran penyakit, lebih-lebih pada pemberian hari pertama, karena apabila tempat minum kotor berakibat kotoran atau bakteri akan menutup permukaan usus sehingga menghambat penyerapan antibodi. Cara melatih pedet minum kolostrum yang pertama apabila menggunakan ember terbuka perlu kesabaran, caranya mula-mula pedet dibiarkan menjilat atau menghisap jari telunjuk yang dibasahi kolostrum. Selanjutnya jari telunjuk yang diisap-isap, perlahan-lahan dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam ember yang berisi kolostrum sehingga mulut pedet masuk ke dalam kolostrum dan dibiarkan beberapa menit mengisap-isap jari telunjuk dan kolostrum turut terserap sedikit-sedikit. Kemudian jari telunjuk perlahan-lahan dilepas dari mulut pedet. Perlakuan demikian itu perlu diulang-ulang sehingga akhirnya pedet mau minum kolostrum dari ember tanpa bantuan lagi, atau dengan botol yang diberi selang karet lunak

Pemberian kolostrum pada hari ke 2 dan ke 3

Pemberian kolostrum pada pedet harus diberikan paling sedikit selama 3 hari setelah kelahiran. Kandungan zat pelindung atau antibodi pada hari ke 2 dan 3 sangat menurun (1,0%) dan kemampuan usus menyerap zat pelindung atau antibodi semakin mendekati 0%. Pemberian kolostrum pada hari ke 2 dan 3 diberi sekitar 8-10% berat badan per hari atau sekitar 4 liter per hari dan segera diberikan sehabis pemerahan (masih hangat). Frekuensi pemberian sebaiknya tiga kali sehari, karena apabila diberikan satu kali sehari akan memberatkan perut pedet yang bisa menyebabkan pertumbuhan lambat karena kemungkinan pedet diare/mencret.

Pemberian Pakan pada Pedet (hari ke 4 sampai disapih)

Sampai umur satu mingu pada dasarnya pedet bukan ternak pemamah biak (ruminansia), melainkan ternak yang berperut sederhana. Apabila dibandingkan dengan sapi dewasa, rumen, retikulum dan omasum pedet belum berkembang, sedangkan abomasum merupakan bagian yang terbesar (70%) dari total alat pencernaan. Susu yang diminum tidak melalui rumen, tetapi langsung dari mulut ke abomasum melalui esophageal groove. Esophageal groove adalah saluran yang mencegah susu atau susu pengganti agar tidak masuk ke rumen, karena pada saat itu makanan yang dikonsumsi berupa makanan cairan (susu), maka makanan akan masuk osephagus dan selanjutnya masuk ke abomasum dan diserap oleh intestinum. Rumen akan tetap tidak berkembang sampai konsentrat atau hijauan belum diberikan pada pedet. Agar rumen segera berfungsi, dianjurkan setelah pedet berumur sekitar satu minggu, pedet dilatih makan pakan kasar berupa calf starter dan hijauan tersebut masuk ke rumen dan dicerna oleh bakteri yang ada dalam rumen, dan selanjutnya akan merangsang perkembangan rumen. Apabila pedet diberi konsentrat dan hijauan sejak umur satu minggu, maka rumen akan berfungsi secara penuh setelah pedet berumur 2-3 bulan, volume remen sekitar 70% dari volume alat pencernaan. Pada saat dewasa volume rumen bisa sampai 80% dan abomasum hanya sekitar 7%. Pakan pedet hari ke 4 sampai disapih pada dasarnya ada 4 pilihan makanan, yaitu susu murni, kolostrum asam, susu pengganti atau susu afkiran.

Cara Membuat Kolostrum Buatan

Di awal pembahasan ini telah dikatakan bahwa kolostrum alami mutunya tidak akan ditandingi kolostrum buatan manusia. Kolostrum buatan sekali minum terdiri campuran ½ liter susu murni + 1 sendok teh minyak ikan + 1 sendok teh kastroli + 1 telur yang dikocok di dalam ¼ liter air hangat. Pemberian kolostrum buatan diberikan 3 kali sehari selama 3-4 hari.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba