Gangguan Kesehatan (Penyakit) pada Sapi Perah

Gangguan kesehatan pada sapi sering terjadi, baik diakibatkan oleh penyakit-penyakit karena virus, bakteri, protozoa, jamur maupun traumatic. Gangguan penyakit dapat menular dan tidak menular. Untuk mencegah gangguan kesehatan tersebut, kita harus selalu melaksanakan manajemen pemeliharaaan yang baik dan program vaksinasi oleh petugas kesehatan dari pemerintah. Beberapa gangguan kesehatan / penyakit yang sering terjadi diantaranya :


1.  Pendarahan

Perdarahan dapat terjadi karena benturan/traumatik. Untuk mengatasi pendarahan, dapat menggunakan kain bersih yang telah dicelupkan dalam air panas. Kemudian kain tersebut ditempelkan pada tempat perdarahan, sambil ditekan dengan kuat dan darah yang keluar berkurang, jika perlu bagian yang luka tersebut dibalut. Apabila pendarahan terus menerus keluar, ini menandakan bahwa urat nadinya luka/rusak, maka segeralah panggil petugas hewan, untuk mendapatkan pertolongannya. Sebelum petugas datang, usahakan agar sapi tinggal diam dan di tenangkan.

2.  Luka pada tubuh dan ambing

Bersihkan bulu-bulu disekitar tubuh yang luka dan kemudian dicuci dengan alcohol atau larutan garam (1 sendok garam dengan ½ liter air hangat). Luka pada puting susu, harus ditangani secara hati-hati dengan segera. Jika luka pada bagian dalam atau luka kena kotoran, segera panggil petugas hewan. Sebagai pertolongan pertama luka itu dapat diobati misalnya dengan iodine atau powder Sulphanilamid.

3.  Luka pada kaki

Bersihkan kaki, buang bagian kuku yang menyelubungi bagian telapak kaki yang luka, mungkin diakibatkan batu atau paku yang melukainya, Jika benda-benda seperti batu, paku tadi telah dibuang atau dipotong maka bagian yang luka harus dihindarkan dari serangan kuman, dengan memberi/mengoleskan obat yodium, lalu kakinya dibalut agar tetap bersih.

4.  Radang Kuku/Kuku busuk

Sering menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor. Tanda-tanda: mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh; kulit kuku mengelupas; tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; sapi pincang dan akhirnya bisa sulit berjalan/lumpuh. Pencegahan dan pengobatannya : dengan memotong kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan rifanol selama 30 menit yang diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yang bersih dan kering;

5.  Tersumbat makanan (Keselek, tersedak)

Carilah makanan yang menyumbat disepanjang kerongkongan itu dengan cara tangan kita menyelusuri sepanjang bagian bawah leher. Jika makanan yang menyumbat sudah teraba, maka urutlah kearah depan sampai ke tenggorokan. Kalau hal ini sulit dilakukan, panggilah petugas.

6.  Perut Kembung

Perut kembung sering terjadi akibat kurang minum, pemberian rumput atau hijauan makanan ternak yang basah oleh embun atau oleh pemberian makanan penguat yang berjarak lama dengan pemberian rumput pada anak sapi. Pertolongan pertama, dapat dilakukan dengan pemberian minyak kelapa secukupnya, sampai sapi tersebut berak-berak, atau segera saja lapor kepada petugas untuk mendapatkan pertolongan/pengobatan.

7.  Batuk

Bronchitis (kedinginan saluran pernapasan),ditandai dengan keluarnya ingus dari rongga hidung. Untuk mengatasinya dapat dengan memberikan/menutup lantai kandang dengan jerami atau rumput kering untuk menjaga agar ternak tetap merasa hangat. Bila terserang batuk-batuk usahakan untuk mengurangi memandikan ternak, Infeksi Tubercullosis (TBC), gejalanya adalah batuk kering dan terlihat sakit waktu batuk, sapi menjadi kurus dan lemah. Karena itu lapor segera pada petugas kesehatan. Sapi harus dijauhkan dari ternak lainnya. Untuk mencegah terjangkitnya (TBC), maka setiap tahun sekali sapi harus di cek kesehatannya oleh petugas.Kutu dan Kudis

8.  Kutu dan Kudis

Kebanyakan terjadi pada anak sapi usia muda, yang ditempatkan pada kandang yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan kurang mendapatkan makanan yang bergizi. Untuk membasmi kutu, taburilah leher, punggung, buntut dan sekeliling kepala bagian atas begitu juga telinga dengan obat anti kutu. Penyakit kudis adalah salah satu penyakit yang berbahaya. Kudis ini membuat kulit sapi gatal sekali, kulit menjadi kering, kasar, keriput dan kisut. Sapi yang sakit kudis sering menjadi kurus, dan hasil air susunya turun. Untuk menanggulangi kudis, basuh atau cucilah bagian tubuh yang terkena kudis tersebut dengan sabun, lalu dilap dengan perlahan-lahan untuk membuat kulit dan kemudian semprot dengan iodine. Jika kudis sudah meluas segera panggil petugas kesehatan

9.  C a c i n g

Penyakit cacing ini sering terjangkit, diakibatkan oleh :
  • Keadaan kandang yang kotor dan becek.
  • Pemberian rumput yang berasal dari rawa tanpa di keringkan terlebih dahulu.
Penyakit cacing yang sering menyerang sapi, adalah penyakit cacing pita dan cacing hati. Penyebaran penyakit cacing ini sangat cepat sekali dari satu sapi ke sapi lainnya. Tanda-tanda yang dapat dilihat adalah :
  • Sapi kurus, tulang-tulangnya terlihat jelas.
  • Nafsu makan besar tetapi tetap kurus.
  • Perut kembung.
  • Mata sayu.
  • Kadang-kadang kotorannya mencret,
Pengobatan: Oleh peternak dapat menggunakan buah pinang yang di tumbuk atau dengan obat cacing dari petugas kesehatan hewan. Sebagai langkah pencegahan, sapi sebaiknya dibei pengobatan cacing secara rutin 6 bulan sekali (minta pada petugas kesehatan)

10.  Mencret (Diarrhea)

Mencret yang tidak begitu parah mungkin disebabkan oleh kedinginan atau perubahan diet makanan, hal ini dapat sembuh dengan sendirinya. Yang dapat dilakukan peternak adalah memberikan cairan pengganti (elektrolit) untuk mencegah dehidrasi. Namun mencret yang kronis atau terus-menerus dan disertai keluar darah mungkin disebabkan oleh penyakit atau parasit, hal ini harus ditangani oleh petugas kesehatan hewan.

11.  Nafsu makan hilang/tidak mau makan

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan sapi tidak mau makan, antara lain pemberian makanan yang berlebihan, pencernaan yang tak sempurna (gangguan alat pencernaan), atau makanan yang terlalu kotor, yang tak sedap baud dan rasanya. Jika perubahan makanan tidak memberi hasil yang baik, maka periksalah suhu badan sapi (oleh petugas kesehatan), mungkin sapi menderita demam sehubungan kedinginan atau menderita panas yang berlebihan pada ambingnya atau bagian tubuh lainnya. Atau akibat adanya benda asing (seperti paku atau kawat) di dalam perut keempat. Keadaan seperti ini memerlukan penanganan dan perawatan petugas kesehatan.

12.  Penurunan Produksi air susu

Ada beberapa penyebab menurunnya produksi susu sapi diantaranya :
  • Akibat dari makanan yang tidak cocok, atau makan jenis makanan tertentu secara berlebihan, atau perubahan diet makanan yang terlalu mendadak atau cepat. Perubahan diet harus dilakukan secara bertahap dengan jarak kira-kira enam hari.
  • Sapi sedang birahi, stress
  • Cuaca/musim
Beberapa penyakit dapat mengakibatkan berkurangnya produksi susu. Jika merasa ragu-ragu, lapor pada petugas kesehatan untuk penanggulangannya dengan segera tanpa ditunda-tunda.

13. Mastitis (Radang ambing)

Mastitis terjadi dalam bentuk yang ringan atau berat. Mastitis dalam bentuk yang ringan dapat dilihat dari bintik-bintik kecil bila susu yang pertama keluar dari perahan yang pertama yaitu serempatnya diarahkan pada mangkuk bergaris yang dihitamkan (ditandai) atau pada cangkir yang ditutup kain hitam.

Penanggulangan mastitis ringan adalah :
  • Sapi yang menderita mastitis (puting yang terserang mastitis) harus lebih sering diperah, empat-enam kali perhari, dengan benar.
  • Lakukan dipping putting secara tepat dan benar
  • Segera lapor pada petugas untuk mendapatkan pertolongan.
Dianjurkan supaya susu yang mastitis dibuang, jangan diberikan pedet kembali, jika kualitas susu belum begitu banyak perubahannya. Susu tersebut tidak boleh dijual atau dicampur dengan air susu yang lain. Segera setelah melakukan pemerahan peternak mencuci tangan dan ember serta lap yang digunakan dengan air panas daa sabun serta tepol. Itulah salah satu jalan untuk mencegah penyebaran penyakit, sapi yang lainnya.

Untuk sapi penderita Mastitis yang gawat:  Susu yang pertama kali keluar menyerupai nanah dan yang seperti empat bagian lagi kelihatan kegerahan dan panas serta agak keras. Hal seperti ini harus ditangani oleh petugas kesehatan

14.  Kelumpuhan / Ambruk

Penyakit yang sering menyerang sapi perah dan sangat merugikan adalah bila terjadi kelumpuhan setelah melahirkan. Kelumpuhan ini sering terjadi akibat sapi yang akan melahirkan kekurangan tenaga, vitamin atau kalsium. Kelumpuhan ini sering terjadi pada kelahiran ke dua dan seterusnya untuk sapi-sapi yang produksinya tinggi.

Pencegahan: Sapi-sapi yang sudah bunting tua 2 minggu lagi akan melahirkan harus diberi kalsium/mineral yang dicampurkan pada penguat, diberi pakan penguat yang jumlahnya hampir sama dengan sapi yang sedang diperah. Kemudian dua sampai tiga hari sebelum melahirkan diberi gula merah untuk menambah tenaga.

Pengobatan: Segera lapor pada petugas untuk mendapatkan pengobatan dengan segera. Sambil menunggu petugas datang sapi yang lumpuh harus dibolak-balik kedudukannya.

15.  Penyakit Anthraks

Penyebab anthraks adalah Bacillus anthracis, yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan. Tanda-tanda penyakit antraks yaitu : Pada umumnya ternak mati secara mendadak (berakut) tanpa didahului gejala klinis yang nyata dan biasanya diikuti dengan keluarnya darah yang berwarna hitam dari lubang tubuh. Apabila sempat muncul gejala khusus secara cepat biasanya berupa demam tinggi, badan lemah dan gemetar; gangguan pernafasan; pembengkaan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; limpa bengkak dan berwarna kehitaman.

Pencegahan dan pengendalian: Dapat dilakukan dengan vaksinasi, pengobatan antibiotik, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta ternak yang mati ( bangkai ) karena antraks dilarang keras dibuka ( bedah bangkai) serta harus segera mengubur/membakar sapi yang mati

Pengobatan: Segera lapor pada petugas untuk mendapatkan pengobatan dengan segera. Sambil menunggu petugas datang sapi yang diduga dilakukan pemisahan

16.  Gugur menular / Keluron

Kasus gugur menular / keluron terjadi karena adanya bakteri brucella abortus. Gejalanya banyak terjadi keguguran (biasanya umur 5-8 bulan kebuntingan) dan cepat penularannya.

Pencegahan dan Penanganan: Hendaknya pisahkan ternak yang sakit dan segera memanggil petugas kesehatan hewan, dan dengan pemeriksaan sampel darah atau air susu di laboratorium dapat menunjukkan adanya kasus Brucellosis. Untuk mencegah sapi dari hal itu, saat ini sudah ada program vaksinasi, lakukan pengecekan darah secara berkala, dan harus disertai sanitasi kandang yang baik.

17.  Penyakit Ngorok (SE)

Penyakit Ngorok penyebabnya adalah bakteri Pasteurella multocida dengan penularannya melalui makanan dan minuman tercemar bakteri. Tanda – tanda penyakit ngorok yaitu kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah kebiruan, leher, anus, dan vulva membengkak paru -paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua. Apabila dilakukan bedah bangkai, maka demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12 – 36 jam.

Pencegahan dan pengendaliannya: dengan vaksinasi anti SE dan diberi antibiotik (misalnya gol. Sulfa).

Pengobatan: Segera lapor pada petugas untuk mendapatkan pengobatan dengan segera. Sambil menunggu petugas datang sapi yang diduga dilakukan pemisahan

18.  Penyakit Mulut dan Kuku


Tanda-tanda sapi yang terkena penyakit ini :
  • Melepuh pada bagian lidah, gusi, puting susu dan di dalam kuku sumbing
  • Air liur keluar berlebihan
  • Hilangnya selera makan
  • Produksi air susu turun sekali
Penyebaran penyakit ini cukup cepat, karena dapat menjalar dengan mudah bila terjadi kontak antara hewan yang terkena dengan hewan lainnya. Peternak hendaknya segera lapor kepada petugas, kalau sapi kepunyaannya ada yang terkena PMK. Sapi yang sakit PMK, sulit untuk diobati, agar tidak menjalar kepada sapi yang lain, cara mengatasinya, dengan dilakukan mematikan ternak tersebut dan kemudian membakarnya sampai menjadi abu. Daerah terkena PMK ditutup dengan cara menisolasi dari kontak hubungan antara hewan dari daerah tersebut dengan daerah lainnya.

Pencegahan PMK: Ternak yang sehat di vaksinasi. Vaksin mulai diberikan kepada sapi berumur 3 bulan atau lebih.

(Sumber: Materi Bimtek Manajemen Sapi Perah BBPTU-HPT Baturraden)

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba