Manajemen Pemeliharaan Pedet Sapi Perah Sampai Masak Kelamin

Sapi perah memiliki sifat-sifat yang secara fisiologis sama saja dengan sapi pedaging, dasar-dasar pemberian pakan untuk sapi pedaging yang telah dibahas pada postingan sebelumnya berlaku juga untuk jenis sapi perah. Hal-hal seperti kebutuhan dan pemanfaatan nutrisi juga sama. Pada postingan kali ini, hal-hal yang bersifat khusus dan unik mengenai aspek pemberian pakan dan praktek tatalaksana sajalah yang akan dibahas.


Perawatan pedet (anak sapi) yang baru lahir

Meski banyak peternakan sapi perah yang memperoleh sapi-sapi untuk peremajaan dengan cara membeli dari luar, banyak pula peternakan yang membesarkan sendiri pedet-pedet yang akan digunakan untuk maksud itu. Oleh karena itu perawatan pedet mulai saat lahir sampai disapih, menjadi suatu bagian penting dalam tatalaksana peternakan sapi perah.

Induk yang akan melahirkan hendaklah dipisahkan dari sapi betina yang lain dan ditempatkan di tempat yang dapat diawasi dengan seksama, karena sapi itu mungkin memerlukan bantuan, namun kita tidak harus menggangunya. Segera setelah lahir, lendir yang ada di ujung hidung dan moncong dibersihkan. Dalam cuaca yang dingin pedet yang baru lahir dikeringkan atau induknya dibiarkanmenjilatinya, sehingga pedet itu tidak kedinginan. Berikanlah yoidum tinktuur pada navel (pusar) guna mencegah masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui tali pusar.

Karena yang menjadi pokok perhatian pada peternakan sapi perah adalah susu maka perhatian tidak terlalu banyak diberikan kepada perawatan pedet mulai saat kelahiran sampai penyapihan. Pedet yang baru lahir, biasanya hanya diberi kesempatan satu kali saja menyusui kepada induknya. Induk itu kemudian diperah dan dikumpulkan dengan induk lainnya yang sedang berproduksi. 

Satu hal yang penting adalah memberikan kolostrum (air susu pertama yang keluar dari induk) kepada pedet dalam satu jam setelah lahir. Cairan kolostrum itu memberikan perlindungan antibodi yang melawan serangan penyakit. Seekor pedet yang baru lahir perlu mendapatkan sekitar 2 kg kolostrum segera setelah lahir. Sebagian peternak lebih menyukai memisahkan pedet segera setelah lahir dan memberinya kolostrum langsung dengan menggunakan ember atau puting susu, sehingga yakin benar bahwa pedet itu telah minum sejumlah yang diperlukan. Pemberian kolostrum itu diteruskan sampai 2 atau 3 hari lagi, biasanya juga menggunakan ember atau puting susu. Kelebihan kolostrum bila ada, tidak dapat dijual sebagai susu, oleh karena itu lalu diencerkan (2 bagian kolostrum dan 1 bagian air), lalu diberikan kepada pedet-pedet yang lain. Kolostrum dapat juga didinginkan dan disimpan dalam bentuk fermentasi lalu diberikan kepada pedet yang lain atau pedet yang sakit pada hari yang lain. Lihat pada tabel di bawah ini, untuk mengetahui tingkat pengenceran kolostrum yang dapat dilakukan serta tingkat pemberian yang dianjurkan kepada pedet.

Tabel tingkat pengenceran berbagai bahan pakan cair untuk pedet dengan pemberian 1 atau 2 kali sehari.

Jenis Bahan
% Bahan
Pemberian 1x Sehari (*) Bahan+Air =
lb.Bh Kr
... lb/pemberian
... tiap hari
Pemberian 2x Sehari (*)
Bahan+Air =
lb.Bh Kr
... lb/pemberian
... tiap hari
Kolostrum
28
3,5 + 3,5 = 1,0
2,0 + 2,0 = 1,1
Kolostrum ‘Pooled excess’
16
6,0 + 0 = 1,0
3,0 + 1,5 = 1,0
Susu, Holstein
12
7,0 + 0 = 0,8
4,0 + 0,0 = 1,0
Pengganti Susu
88
8 + 5,0 = 0,7
0,5 + 3,5 = 9
(*) Gunakan 75 – 80% jumlah ini untuk anak sapi Jersey atau Guernsey.
Dikutip dari Feedling the Dairy Herd, Extension Bulletin 218, the University of Minnesota.


Pemberian pakan pedet sampai disapih

Meski terdapat banyak sistem pemeliharaan pedet, praktek pemberian pakan yang dianjurkan umumnya adalah sebagai berikut:
  1. Tempatkan pedet di tempat yang kering dan tidak angin.
  2. Harus pasti bahwa pedet menerima kolostrum setidaknya satu hari dan bahkan sebaiknya 2 atau 3 hari.
  3. Pada hari 2 atau 3 gantilah kolostrum itu dengan susu atau bahan pengganti susu.
  4. Janganlah memberi pakan berlebihan sebab hal itu dapat menyebabkan kematian.
  5. Berikanlah susu atau campuran pengganti susu tiap hari dengan takaran sebesar 8% berat badan.
  6. Berikanlah pakan secara teratur biasanya 2 kali sehari. Pemberian pakan sekali sehari juga berhasil baik, namun perlu perhatian khusus pada keadaan kesehatan terutama scours pada umur muda.
  7. Gunakanlah peralatan pemberian pakan yang bersih serta sanitasi di dalam kandang dan sekitarnya harus terjamin.
  8. Susu atau pengganti susu setiap kali haruslah diberikan dengan suhu yang sama, biasanya 35° - 38°C.
  9. Pedet harus mendapatkan susu atau pengganti susu paling tidak sampai mencapai umur 3 sampai 8 minggu.
  10. Umur saat penyapihan tergantung pada waktu yang diperlukan oleh pedet-pedet itu untuk berkembangnya fungsi rumen dan makan ransum starter sebanyak 0,75 sampai 1 kg tiap hari (biasanya 6 sampai 8 minggu).
  11. Berikanlah pakan starter serta jerami kualitas tinggi mulai umur 7 hari. Berikanlah dengan pilihan bebas dan bahan-bahan yang masih baru itu senantiasa tersedia tiap saat. Air minum juga harus segar dan bersih. (Lihat tabel di bawah ini untuk mengetahui contoh-contoh ransum starter).

 

Tabel contoh ransum untuk anak sapi (starter)

Bahan-bahan
Ransum (*)
A
B
C
D
E
F
Jagung giling kasar (kg)
23,0
17,5
24,5
20,0
15,0
11,0
Oat giling (kg)
18,0
-
5,5
10,0
15,0
11,0
Barley giling (kg)

17,5




Ampas bit, molase (kg)





9,0
Bongkol jagung digiling (kg)




7,0

Kulit gandum (kg)
4,5
5,0




Tepung kedelai (kg)
6,0
4,5
3,5
12,0
7,0
11,0
Tepung linseed (kg)


3,5



Molase cair (kg)


2,0
2,0

2,0
Dicalsium phosphat (kg)
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
Campuran garam mineral (kg)
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
Vitamin A (I.U.)
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
Vitamin D (I.U.)
50.000
50.000
50.000
50.000
50.000
50.000
Jumlah (kg)
45,0
45,0
45,0
45,0
45,0
45,0
Protein (% BK)
16,0
16,0
16,0
20,0
16,0
20,0
Serat (% BK)
6,0
5,0
5,0
5,0
11,0
9,0
(*) Ransum A, B dan C untuk anak sapi yang disapih setelah berumur 4 minggu dan mendapatkan rumput.
Ransum D untuk anak sapi yang disapih sebelum berumur 4 minggu dan mendapatkan rumput.
Ransum E untuk anak sapi yang disapih setelah berumur 4 minggu dan tidak mengkonsumsi rumput.
Ransum F untuk anak sapi yang disapih sebelum berumur 4 minggu dan tidak mendapatkan rumput.
Dikutip dari Feedling the Dairy Herd, Extension Bulletin 218, the University of Minnesota.


Sistem-sistem pemeliharaan pedet yang digunakan setelah selesai pemberian kolestrum adalah sebagai berikut:
  1. Sistem induk menyusui (nurse cow system). Dua ekor pedet atau lebih disusukan pada seekor induk. Ini adalah cara yang paling mahal karena peternak akan kehilangan penghasilan susu yang berasal dari seekor induk yang menyusui itu. Cara ini biasanya dianjurkan hanya untuk usaha produksi pedet dengan tujuan dipotong.
  2. Sistem susu penuh (whole milk system). Susu diberikan kepada pedet sebanyak 2,5 sampai 3,5 kg tiap hari. Pedet biasanya disapih setelah berumur 60 hari dan akan menghabiskan sebanyak 135 sampai 225 kg susu.
  3. Sistem pengganti susu (milk replacer system). Cara ini dapat menekan biaya yang diperlukan dalam sistem susu penuh sampai hanya separuhnya saja. Pedet tidak diberi susu asli tetapi diberi pengganti susu sebanyak 2,5 sampai 3,5 kg setiap hari. Sapi-sapi itu disapih pada umur 28 hari (penyapihan dini) sampai 60 hari tergantung pada kecepatan kemampuan pedet untuk makan hijauan serta konsentrat padat.
  4. Kombinasi antara susu penuh dengan bahan pengganti susu. Cara ini menekan jumlah susu yang dibutuhkan dengan menggantikannya dengan bahan pengganti susu secara bertahap pada umur 2 minggu.

Pemberian pakan sapi peremajaan dari saat penyapihan sampai masak kelamin

Tujuan ketatalaksanaan yang utama dari perode ini adalah untuk menghasilkan sapi dara (heifer) yang besar dan cepat tumbuh dengan biaya yang serendah mungkin dan dapat memulai laktasi lebih awal. Bahan pakan berupa konsentrat diberikan sebanyak 1,5 sampai 2 kg setiap hari, sampai mencapai umur satu tahun, ditambah dengan jerami atau disediakan padang rumput yang berkualitas baik dengan pilihan yang bebas. Butiran perlu lebih banyak diberikan apabila kualitas hijauannya kurang memadai. Sapi diharapkan selalu dalam kondisi yang baik untuk memungkinkan pertumbuhan yang memadai tetapi jangan sampai terlalu gemuk. Ransum-ransum yang disarankan untuk periode ini dicantumkan pada tabel di bawah ini.

Tabel A. Ransum untuk anak sapi (grower) dengan berat 180 kg (*)

Ransum 1
Ransum 2
·   2,5 kg hay rumput alfalfa, pilihan bebas (16 – 18% protein kasar)
·   2,0 kg campuran biji-bijian (9,8% protein kasar)
·   680,4 kg jagung giling kasar
·   206,4 kg oat giling
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   9,0 kg monosodium phosphat
·   2,3 kg vitamin premix
·   2,3 kg hay rumput alfalfa, pilihan bebas (12 – 16% protein kasar)
·   2,3 kg campuran biji-bijian (12,8% protein kasar)
·   408,0 kg barley giling
·   453,5 kg oats giling
·   25,0 kg molase kering
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   9,0 kg dicalsium phosphat
·   2,3 kg vitamin premix


Ransum 3
Ransum 4
·   2,3 kg hay, pilihan bebas (10 – 14% protein kasar)
·   2,3 kg campuran biji-bijian (10,9% protein kasar)
·   816,5 kg tepung jagung dan tepung bongkol jagung
·   45,0 kg tepung kedelai
·   25,0 kg molase kering
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   9,0 kg dicalsium phosphat
·   2,3 kg vitamin premix
·   2,5 kg silase jagung (8 – 9% protein kasar)
·   1,4 kg hay (12 – 14% protein kasar)
·   2,0 kg campuran biji-bijian (17% protein kasar)
·   453,5 kg jagung giling kasar
·   297,0 kg oat giling
·   136,0 kg tepung kedelai
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   2,3 kg limestone
·   7,0 kg dicalsium phosphat
·   2,3 kg vitamin premix
Dikutip dari Feedling the Dairy Herd, Extension Bulletin 218, the University of Minnesota.

Tabel B. Ransum untuk heifer dengan berat 320 kg yang pertambahan beratnya 0,70 kg/hari

Ransum 1
Ransum 2
·   19,0 kg silase jagung (33% BK)
·   0,5 kg campuran biji-bijian
·   72,5 kg tepung jagung dan tepung bongkol jagung
·   773,0 kg 44% supplemen
·   44,5 kg dicalsium phosphat
·   5,5 kg limestone
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   2,3 kg vitamin premix
·   22,5 kg silase jagung manis kalengan (20% BK)
·   2,3 kg campuran biji-bijian
·   578,0 kg jagung
·   193,0 kg oat
·   112,0 kg 44% protein supplemen
·   4,5 kg dicalsium phosphat
·   8,5 kg limestone
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   2,3 kg vitamin premix


Ransum 3
Ransum 4
·   12,7 kg silase oat
·   1,0 kg campuran biji-bijian
·   889,0 kg jagung dan bongkolnya
·   2,3 kg limestone
·   4,5 kg dicalsium phosphat
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   2,3 kg vitamin premix
·   7,0 kg hay
·   2,3 kg campuran biji-bijian
·   896 kg tepung jagung dan tepung bongkol jagung (*)
·   9 kg campuran garam mineral
·   2,3 kg vitamin premix


Ransum 5
Ransum 6
·   3,0 kg hay alfalfa
·   9,0 kg silase jagung
·   1,0 kg campuran biji-bijian
·   880,0 kg jagung dan bongkolnya
·   18,0 kg monosodium phosphat
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   2,3 kg vitamin premix
·   3,0 kg hay
·   9,0 kg silase jagung
·   1,4 kg campuran biji-bijian
·   596,0 kg pipilan
·   198,5 kg oat
·   96,0 kg 44% supplemen
·   3,5 kg dicalsium phosphat
·   2,0 kg limestone
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   2,3 kg vitamin premix


Ransum 7
Ransum 8
·   7,0 kg hay alfalfa
·   1,4 kg campuran biji-bijian (**)
·   433,0 kg barley
·   453,5 kg oats
·   9,0 kg campuran garam mineral
·   9,0 kg monosodium phosphat
·   2,3 kg vitamin premix
·   9,0 kg jerami jagung
·   1,4 kg campuran biji-bijian
·   499 kg tepung jagung dan tepung bongkol jagung
·   392 kg 44% supplemen
·   9 kg campuran garam mineral
·   4,5 kg dicalsium phosphat
·   2,3 kg vitamin premix
(*) Dapat diganti dengan barley – oat (campuran 50 – 50).
(**) Dapat diganti dengan tepung jagung dan tepung bongkol jagung.
Dikutip dari Feedling the Dairy Herd, Extension Bulletin 218, the University of Minnesota.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba