Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah Saat Perkawinan dan Kelahiran
Sapi dara yang dipelihara dengan baik pada umur 13 sampai 15 bulan sudah mencapai berat yang cukup, sehingga pada umur sekitar 2 tahun sapi betina itu telah dapat berproduksi. Kebanyakan peternak mengawinkan sapi mereka berdasarkan berat badan yang telah dicapai, dan bukan umurnya pada saat itu. Sebagai contoh, berikut ini disajikan berat minimum untuk dapat dikawinkan pertama berbagai bangsa sapi perah.
Hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa perkawinan pada umur 13 bulan tanpa memperhatikan beratnya, merupakan suatu cara sederhana dan efektif untuk peternakan yang besar.
Dalam mengawinkan sapi dara juga diperhatikan rencana kapan kelahirannya diharapkan untuk mengisi kekosongan produksi susu. Saat kawin berkaitan dengan saat kelahiran yang diingini serta masuknya dapi induk yang baru itu ke dalam kelompok sapi-sapi produksi.
Sapi dara yang telah dikawinkan harus dipelihara dalam kondisi yang baik di padang rumput maupun dengan pemberian jerami, dan konsentrat hanya diberikan bilamana perlu saja. Sapi dara itu masih diharapkan untuk terus tumbuh sampai melahirkan dan mungkin membutuhkan tambahan gizi agar kondisinya tetap baik pada saat kelahiran. Apabila diperlukan makanan tambahan, ransum yang dianjurkan pada tabel B di postingan sebelumnya yang berjudul "Manajemen Pemeliharaan Pedet Sapi Perah Sampai Masak Kelamin" dapat digunakan sebagai pedoman.
Sapi kering kandang biasanya berada dalam kondisi yang sangat bagus dalam periode itu. Sapi-sapi yang berproduksi tinggi tidak dapat menghabiskan pakan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada awal laktasi dan akan bertumpu pada cadangan lemak tubuh untuk kebutuhan susu. Turunnya bobot badan haruslah dikembalikan sebelum kelahiran serta laktasi berikutnya. Hal ini biasanya dapat dicapai melalui pemberian pakan ekstra pada akhir laktasi sebelum mulai dikeringkan. Selama masa kering haruslah pertambahan bobot badan.
Pada 2 atau 3 minggu menjelang saat kelahiran yang diperkirakan, sapi betina induk ditempatkan di suatu kandang induk atau kandang berukuran sempit, sesuai dengan keadaan iklim setempat. Padang rumput yang bagus atau rumput yang berkualitas tinggi disediakan dengan peningkatan pemberian konsentrat secara bertahap, sampai sapi itu mampu makan sekitar 1,5 kg konsentrat untuk setiap 100 kg berat badan. Tingkat ini dipertahankan terus sampai sapi betina itu mulai laktasi dan dimasukkan ke kelompok yang sedang berproduksi. Pada saat kelahiran, diperlukan perawatan yang baik seperti halnya yang sudah pernah dibahas sebelumnya pada postingan-postingan berikut: Presentasi Fetus pada Sapi Bunting, Teknik Palpasi Rektal untuk Mendeteksi Kebuntingan, Perawatan Pedet yang Baru Lahir, Pemberian Kolostrum pada Pedet.
Holstein dan Brown Swiss | 350 kg | |
Ayrshire | 275 kg | |
Guernsey | 250 kg | |
Jersey | 225 kg |
Hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa perkawinan pada umur 13 bulan tanpa memperhatikan beratnya, merupakan suatu cara sederhana dan efektif untuk peternakan yang besar.
Dalam mengawinkan sapi dara juga diperhatikan rencana kapan kelahirannya diharapkan untuk mengisi kekosongan produksi susu. Saat kawin berkaitan dengan saat kelahiran yang diingini serta masuknya dapi induk yang baru itu ke dalam kelompok sapi-sapi produksi.
Sapi dara yang telah dikawinkan harus dipelihara dalam kondisi yang baik di padang rumput maupun dengan pemberian jerami, dan konsentrat hanya diberikan bilamana perlu saja. Sapi dara itu masih diharapkan untuk terus tumbuh sampai melahirkan dan mungkin membutuhkan tambahan gizi agar kondisinya tetap baik pada saat kelahiran. Apabila diperlukan makanan tambahan, ransum yang dianjurkan pada tabel B di postingan sebelumnya yang berjudul "Manajemen Pemeliharaan Pedet Sapi Perah Sampai Masak Kelamin" dapat digunakan sebagai pedoman.
Pemberian pakan sapi kering dan sapi betina yang akan melahirkan
Sapi betina yang dalam waktu 2 atau 3 bulan akan melahirkan atau yang lazim disebut springer biasanya ditempatkan bersama-sama dengan sapi kering kandang yaitu sapi yang tidak diperah. Sapi betina biasanya dikeringkan atau dihentikan pemerahannya 50 atau 60 hari sebelum tanggal kelahiran yang diperkirakan, guna memberi kesempatan sistem mamari serta sapi itu sendiri pulih dari stress yang timubul dari laktasi. Ini dilakukan sebelum sapi memasuki siklus baru untuk pemerahan. Sapi-sapi betina yang kering dipisahkan dari kelompok yang diperah serta dibiarkan merumput di padang gembala yang baik atau kalau tidak diberi pakan dengan pilihan bebas jerami atau silase dalam jumlah yang sesuai. Konsentrat umumnya hanyalah diberikan bila perlu guna mempertahankan kondisi sapi dalam 2 bulan terakhir masa kebuntingan. Campuran mineral dan garam juga disajikan dengan pilihan bebas.Sapi kering kandang biasanya berada dalam kondisi yang sangat bagus dalam periode itu. Sapi-sapi yang berproduksi tinggi tidak dapat menghabiskan pakan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada awal laktasi dan akan bertumpu pada cadangan lemak tubuh untuk kebutuhan susu. Turunnya bobot badan haruslah dikembalikan sebelum kelahiran serta laktasi berikutnya. Hal ini biasanya dapat dicapai melalui pemberian pakan ekstra pada akhir laktasi sebelum mulai dikeringkan. Selama masa kering haruslah pertambahan bobot badan.
Pada 2 atau 3 minggu menjelang saat kelahiran yang diperkirakan, sapi betina induk ditempatkan di suatu kandang induk atau kandang berukuran sempit, sesuai dengan keadaan iklim setempat. Padang rumput yang bagus atau rumput yang berkualitas tinggi disediakan dengan peningkatan pemberian konsentrat secara bertahap, sampai sapi itu mampu makan sekitar 1,5 kg konsentrat untuk setiap 100 kg berat badan. Tingkat ini dipertahankan terus sampai sapi betina itu mulai laktasi dan dimasukkan ke kelompok yang sedang berproduksi. Pada saat kelahiran, diperlukan perawatan yang baik seperti halnya yang sudah pernah dibahas sebelumnya pada postingan-postingan berikut: Presentasi Fetus pada Sapi Bunting, Teknik Palpasi Rektal untuk Mendeteksi Kebuntingan, Perawatan Pedet yang Baru Lahir, Pemberian Kolostrum pada Pedet.
Comments
Post a Comment