Pedoman Lengkap Dalam Beternak Burung Merpati

Merpati atau burung dara sejak dahulu telah dimanfaatkan utuk menghasilkan daging, untuk sport, lomba, pertunjukan, dan bahkan untuk keperluan komunikasi (merpati pos).

Untuk keperluan produksi daging, wujudnya yang paling disukai adalah burung merpati yang masih muda yang disebut squab. Sementara orang telah merasakan kelezatannya dan bahwa beberapa di antara mereka lalu tertarik untuk memelihara. Dagingnya berwarna gelap, empuk, lembab dan menempati kelas yang sama seperti kepiting, daging sapi muda (veal) atau kambing muda.

Squab dikonsumsi oleh orang-orang penting sejak zaman Yunani kuno. Sekarang burung merpati disajikan di banyak restauran atau hotel-hotel penting, juga di rumah-rumah sakit karena daging merpati sedikit kandungan lemaknya namun cukup tinggi daya kecernaannya.

Squab yang merupakan burung merpati muda yang umurnya antara 25 sampai 30 hari akan segera menurun keempukan dan kelezatannya setelah umurnya lebih dari 30 hari.

Burung merpati dari berbagai strain, varietas atau bangsa dapat dipelihara dengan mudah dan dengan biaya sedikit saya. Burung merpati dapat pula dijadikan kegiatan sambilan atau hobi bagi mereka yang berminat. 

Bangsa-bangsa Merpati 

Merpati dapat dibagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu untuk tujuan pameran, produksi daging, dan penampilan. Apapun kegunaannya, para peternak harus sangat selektif dalam usaha mereka agar dapat menampilkan sifat-sifat yang disenangi untuk fungsi-fungsi yang dikehendaki. Merpati yang termasuk golongan tumbler (akrobat merpati di udara) diseleksi berdasarkan ketegaran dan penampilan yang terkontrol di udara. Merpati untuk pameran diseleksi berdasar pola warna bulunya, sedangkan para peternak yang menghasilkan squab menekankan pada jumlah anak merpati yang montok dan segar sebanyak mungkin dalam jangka waktu yang cukup lama.

Para peternak pemula haruslah sadar bahwa tidak semua jenis merpati mempunyai cukup banyak kegunaan. Sebagai contoh merpati yang digunakan untuk pameran biasanya ukuran badannya besar, cantik dan tubuhnya seimbang, tetapi perkembangbiakannya lambat. Oleh karenanya tidak cocok untuk pemeliharaan yang bersifat komersial ataupun untuk usaha produksi sambilan. 

Bangsa Merpati untuk Tujuan Produksi Squab 

Terdapat beratus-ratus bangsa dan varietas merpati di seluruh dunia, tetapi hanya ada beberapa bangsa saja yang mempunyai peran ekonomis yang penting.

Di Amerika Serikat merpati yang terkenal untuk tujuan produksi anak adalah bangsa White King. Apabila stoknya ada, bangsa Red Corneaux juga bagus untuk dipelihara. Bangsa yang terakhir ini banyak digunakan dalam produksi squab pada awal abad ke-20. Tetapi popularitasnya sangat menurun setelah tampil varietas-varietas putih yang lebih besar.

Di Eropa bangsa Red Corneaux masih cukup populer (terutama untuk pameran) dan strain-strain lain yang sifatnya prolifik masih banyak ditemukan. Seleksi bangsa nampaknya tidak sedemikian pentingnya seperti seleksi strain dalam suatu bangsa tertentu. Bangsa apapun yang dipilih, peternak diharapkan melihat pada catatan produksi telur yang ada, catatan efisiensi pakan dan lamanya bertahan hidup. Para peternak dapat memilih suatu strain dari bangsa-bangsa yang tercantum pada tabel di bawah ini: 

Tabel Bangsa-bangsa Merpati

Bangsa
Luasan Lantai per Pasang
Konsumsi Pakan
Berat Anak
(bersih)
Catatan
Tipe Berat (700 sampai 900 gram)
American Swiss Modane (*)
0,32 – 0,37 m²
50 kg tiap tahun (pasangan dan anak-anaknya)
0,45 kg
Berukuran besar, pemanfaatannya terbatas hanya pada produksi komersial. Terlalu besar untuk usaha sambilan.
White King
s.d.a
s.d.a
s.d.a
Sangat dianjurkan untuk produksi komersial karena sangat populer. Bibitnya tersedia.
Silver King
s.d.a
s.d.a
0,45 kg atau lebih, sedikit lebih besar dari White King
Sangat besar untuk produksi komersial tetapi tidak sepopuler seperti White King, Bibitnya kurang banyak tersedia.
Auto Sexing King (*)
s.d.a
s.d.a
0,45 kg
Sedang populer tetapi lebih mahal dan bibit kurang banyak tersedia dibandingkan dengan bangsa-bangsa King lainnya.
Auto Sexing Texan Pioneer (*)
0,32 – 0,37 m²
50 kg tiap tahun (pasangan dan anak-anaknya)
0,45 kg
Lebih mahal dan bibit kurang tersedia dibandingkan dengan King yang biasa. Cocok untuk produksi rumah tangga.
Tipe Medium (600 sampai 700 gram)
Red atau White Carneaux
0,23 – 0,28 m²
45 kg tiap tahun (pasangan dan anak-anaknya)
0,33 – 0,40 kg
Dulu banyak sekali dipelihara. Sekarang masih dianjurkan tetapi bibit mungkin sudah langka. Red Carneaux lebih banyak lagi.
American Giant Homer
s.d.a
s.d.a
s.d.a
Populer sebagai bangsa baru. Pola warnanya indah. Bibit sukar diperoleh. Sebagian jantan dan betina pola warnanya berbeda. Dapat dibedakan sewaktu menetas (pasangan otoseks)
Tipe Medium (400 sampai 700 gram)
Hungarian (Biru + Hitam atau Merah)
0,32 – 0,37 m²
50 kg tiap tahun (pasangan dan anak-anaknya)
0,40 kg
Pola warnanya paling indah digunakan dalam pameran.
Squabbing Homer (Homer Pekerja)                                    
0,21 – 0,23 m²
40 kg tiap tahun (untuk pasangan + anak-anaknya)
0,34 kg
Perkembangbiakan-nya sangat baik (prolifik). Tahan. Merupakan jenis yang kecil untuk produksi komersial. Dianjurkan strain biru. Putih dan merah. Cocok untuk usaha sampingan sebagai kosumsi rumah tangga.

(*) Lebih disarankan bagi para peternak yang sudah berpengalaman.


Ada beberapa sifat yang merupakan petunjuk merpati yang bagus untuk menghasilkan squab.
  • Untuk semua program pemeliharaan yang dijalankan, diperlukan bibit yang sehat, tegar dan tahan penyakit.
  • Induk merpati yang baik harus lincah dan menaruh perhatian yang besar untuk merawat anak-anaknya.
  • Pejantannya haruslah giat untuk kawin. Tingkahlaku ingin kawin pada pejantan tampak menonjol sesaat sebelum betina mulai bertelur dan terus berlangsung selama periode bertelur.
  • Seekor induk seharusnya dapat menghasilkan 14 sampai 15 ekor anak tiap tahun selama setidak-tidaknya 5 tahun.
  • Pilihlah strain yang berikuran sedang. Induk yang berukuran terlalu besar sering tanpa sengaja memecahkan telurnya sendiri dan sifatnya kurang produktif.
  • Induk dan pejantan hendaknya dipilih untuk dapat menghasilkan anak yang berkulit putih karena telur itulah yang pemasarannya bagus.
  • Seleksi sebaiknya ditujukan ke arah merpati yang berbulu kencang (tight feathers) sebab merpati yang demikian memiliki bulu-bulu jarum yang sedikit jumlahnya, sehingga mudah membersihkan.
  • Berat anak merpati (squab) sekitar 400 gram.
Dengan memperhatikan semua karakteristik yang sudah dikemukakan di atas, maka perlulah dilihat catatan produksinya bila sepasang jantan dan betina akan dibeli dan dipelihara. Apabila pasangan itu masih muda (2-3 tahun), dalam setahun terakhir hendaklah sudah mampu dihasilkan 16 sampai 18 anak. Apabila pasangan itu sudah tua (5 sampai 6 tahun) maka pada tahun terakhir hendaknya dihasilkan sekurang-kurangnya 12 ekor anak. 

Reproduksi Merpati

Meskipun terdapat variasi dalam tiap bangsa merpati, sepasang merpati hendaknya memenuhi berbagai persyaratan berikut:
  • Perkawinan mulai berlangsung pada umur 5 sampai 8 bulan.
  • Produksi telur puncak terjadi antara umur 12 sampai 18 bulan dan terus berlangsung sampai 2 atau 3 tahun.
  • Produksi komersial yang masih menguntungkan, biaya tidak melewati umur 5 atau 6 tahun (apabila selama setahun tidak dihasilkan 12 anak dianggap tidak menguntungkan).
Sangat dianjurkan agar supaya tidak timbul kekecewaan, pembelian pertama sepasang merpati hendaknya dilakukan pada penjual yang memiliki catatan produksi yang baik. Pembelian merpati yang lebih tua dapat juga dilakukan asalkan merpati itu mempunyai catatan produksi yang jelas. Peremajaan dengan mengambil merpati yang demikian dapat juga menghasilkan tingkat produksi yang memuaskan. Apabila ada cukup tersedia modal, pasangan-pasangan yang lebih muda dapat diperoleh dari tempat pembibitan. Tetapi selalu harus diperhatikan agar membeli pasangan yang mempunyai catatan produksi.

Tingkah laku kawin merpati berbeda dari jenis-jenis unggas lainnya. Semangat kawinnya sangat tinggi dan pejantannya juga ikut membantu membuat sarang, untuk mengerami telurnya serta membesarkan anak-anak yang baru saja menetas.

Merpati berpasangan secara tetap sepanjang hidupnya, tetapi kalau salah satu mati atau dipisahkan oleh manusia maka akan dicarilah pasangan lain dalam beberapa hari. Tetapi bila yang dipisah itu dikembalikan, pasangan lama akan terwujud lagi. 

a.  Perilaku Kawin

Pejantan mulai dengan suatu kegiatan persiapan untuk kawin, menggembungkan temboloknya, bulu-bulu dimekarkan, sayap direbahkan serta memperlihatkan penampilan yang tenang. Bila seekor betina menerima pejantan itu, maka pasangan itu mulailah bersatu untuk seterusnya. Segera setelah kawin, pejantan akan mencari bahan-bahan untuk membuat sarang di dalam petak kandangnya.

b.  Bertelur

Setelah sarangnya selesai dipersiapkan atau mendekati saat penyelesaian, betina mengeluarkan telurnya yang pertama. Telur yang kedua biasanya dikeluarkan dalam 24 jam. Tiap kali, dapat diharapkan 2 butir atau 2 ekor anak bisa dihasilkan.

Pengeraman segera dimulai dan dilakukan oleh pasangan itu, baik induk maupun sang pejantannya. Betina lebih banyak melakukan kegiatan pengeraman dan pejantan menggantikannya dalam waktu singkat, yaitu pagi sampai siang. Telur yang pertama akan menetas dalam 17 sampai 18 hari, diikuti oleh telur yang kedua 48 jam berikutnya. 

Pakan Merpati 

Masalah gizi untuk merpati hampir sama saja dengan jenis-jenis unggas lainnya. Satu pengecualian utama ialah bahwa merpati benar-benar membutuhkan grit untuk membantu menggiling dan mencerna biji-bijian yang dimakan. Pada jenis unggas yang lain, grit barangkali tidak mutlak dibutuhkan. Formula grit yang baik untuk merpati terdiri dari 40% kulit kerang yang digiling kasar, 35% kapur atau grit granit, 10% arang kayu keras, 5% tulang yang digiling, 5% kapur, 4% garam yodium dan 1% venetian red.

Meskipun pakan dalam bentuk pelet dapat digunakan, kebanyakan peternak masih memberi pakan dalam bentuk bijian. Dianjurkan untuk menggunakan bijian yang sudah kering/disimpan. Bijian segar yang baru dipanen bila diberikan dapat menimbulkan diare atau bahkan kematian pada anak maupun merpati dewasa, penyebabnya belum diketahui. Susunan bijian yang dapat disarankan adalah sebagai berikut: jagung (35%), kacang kapri (22,7%), gandum (19,8%), dan milo (18%).

Susunan ransum yang disarankan oleh The New Jersey Agriculture Experiment Station adalah sebagai berikut:


1.
Jagung kuning
40%
2.
Jagung Kaffir     
15%
3.
Gandum Durham
15%
4.
Kacang Canada 
15%
5.
Biji Hemp
2,5%
6.
Millet   
2,5%
7.
Oat
2,5%
8.
Buckwheat
2,5%
Kadar protein minimum adalah 14%

Apabila peternaknya tidak senantiasa ada di tempat untuk pemberian pakan dapat digunakan self feeder. Bila pemberian pakan dilakukan dengan tangan, maka frekuensinya adalah 2 kali sehari, pada jam yang hampir sama yaitu antara matahari terbit sampai jam 9 pagi serta antara jam 4 sore sampai matahari terbenam. Konsumsi bijian tiap harinya adalah sekitar 100 gram untuk tiap pasangan merpati (untuk jenis ringan) sampai 150 gram tiap pasangan (untuk jenis berat dan medium). Dengan menggunakan self feeder, merpati akan mengatur sendiri jumlah pakan yang akan dihabiskannya, namun jumlah pakan kira-kira juga sama seperti disebutkan di atas.

Pemberian Pakan Merpati

Tingkah laku burung dalam hal pemberian pakan berbeda dengan unggas lain. Kedua tetua yaitu ayah dan induk, sama-sama mengambil peran dalam menangani pemberian pakan ini bagi anaknya. Tidak seperti burung-burung lainnya yang menempatkan bahan pakan, misalnya cacing langsung ke dalam mulut induk atau ayah untuk mengambil suatu zat yang menyerupai keju yang disebut 'susu' merpati (pigeon milk). Sekresi yang berasal dari dinding tembolok (crop) sifatnya sangat unik dan hanya ada pada merpati (pigeon) dan burung sejenisnya yang disebut dove. Dengan semakin berkurang produksi 'susu' merpati itu maka anak-anaknya mulai mengembangkan sistem pencernaannya dan mampu memanfaatkan bijian sedikit demi sedikit.

Burung dara yang belum dewasa mulai dipasarkan sebagai squab pada umur 25 sampai 30 hari. Burung dara yang dimanfaatkan untuk bibit, pada umur 4 sampai 5 minggu telah mulai mempunyai bulu yang lengkap. Meski belum dapat terbang, burung merpati itu mulai dapat meloncat-loncat di lantai, mulai belajar menemukan lokasi tempat pakan, tempat minum serta tempat disediakannya grit. Tahapan dewasa kelamin, dicapai pada umur 4 bulan untuk merpati jantan dan 6 bulan untuk merpati betina. Pada umur tersebut, hendaknya sudah mulai dipindahkan dari petak kandang, sebab kalau tidak dipindahkan akan menimbulkan keributan dalam petak itu. Hal tersebut disebabkan burung merpati telah mulai mencari pasangan untuk kawin. 

Kandang Merpati

Burung merpati yang liar mencari tempat-tempat yang tinggi dari permukaan tanah, terlindungi dari angin, hujan serta hewan-hewan pemangsa (predator). Manusia telah membuat modifikasi namun tetap memanfaatkan prinsip-prinsip tersebut dalam membuat kandang untuk merpati.
Pada dasarnya ada 2 macam kandang merpati, yaitu:
  • Kandang pasangan tunggal (single - pair)
  • Kandang pasangan ganda (multiple - pair)
Kandang-kandang bekas kelinci atau ayam masih dapat dimanfaatkan untuk kandang merpati. Kebutuhan yang pokok adalah melindungi merpati dari hal-hal yang telah dikemukakan tadi, serta untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang kering dan bersih. Kandang seharusnya selalu dihadapkan ke arah sinar matahari, tetapi untuk daerah tropis hal itu tidaklah mutlak karena cahaya matahari tersedia dalam jumlah yang melimpah.

Bila merpati dipelihara di lingkungan pedesaan, maka kotak kandang dapat ditempatkan di atas sebuah tiang biasa. Para peternak yang lebih serius biasanya menempatkan atau membuat semacam kurungan yang besar dari kawat. Bila ada lebih dari 8 pasang merpati, dianjurkan penggunaan kandang pasangan ganda (multiple pair). Di Amerika Serikat, yang berminat dianjurkan untuk menghubungi bagian penyuluhan yang ada di daerah-daerah untuk memperoleh informasi tentang kandang merpati dari berbagai ukuran maupun rancangan. Pada dasarnya untuk mereka yang memeliharanya sebagai hobi membutuhkan suatu tempat yang agak tertutup sehingga merpati tidak keluar jauh, dengan kotak-kotak sarang yang harus disediakan (lihat tabel bangsa-bangsa merpati di atas untuk memperkirakan kebutuhan ruang). 

Peralatan 

Peralatan untuk pemberian pakan dan minum bagi burung merpati tidaklah mahal dan dapat dibuat dari barang-barang yang tidak terpakai. Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa pada tempat pakan atau air minum harus cukup tersedia ruang sehingga kepalanya dapat masuk, tetapi jangan sampai badan dapat masuk. Jika tidak, akan terjadi kontaminsai dengan feses, bulu serta kotoran lain pada pakan atau air minum, sehingga dapat menimbulkan penyakit. Ada 2 macam tempat pakan yang digunakan bagi burung merpati, yaitu: Self-Feeder dan wadah biasa (trough). Jenis yang serupa juga digunakan untuk penyediaan grit.

Suatu kemungkinan yang lain dalam usaha membesarkan burung merpati adalah dengan menggunakan tempat bersarang seperti mangkok yang disebut nesting bowl, yang dapat terbuang dari keramik, plastik atau bahkan dapat juga dari kertas karton. Bentuknya yang cekung akan mampu menyediakan tempat yang cocok bagi burung merpati untuk mengerami dan mencegah anak-anak yang masih kecil jatuh sehingga dapat menimbulkan ketidak normalan kaki atau pahanya. Di samping itu, tempat bertengger juga perlu disediakan yaitu yang lebarnya 10 sampai 15 cm di luar sangkar (di arena bebas, di depan sangkar itu). Tingginya tempat tenggeran itu adalah sekitar 1 meter. 

Tatalaksana 

Meskipun pengamatan terhadap sangkar dan telur yang ada di dalamnya perlu selalu dilakukan, namun pengamatan yang terlalu sering dapat menimbulkan rasa acuh pada induknya sendiri. Amatilah sarang dari kejauhan saja dan jangan mengganggu induk yang sedang berada di sarang terutama pada malam hari, sebab induk itu dapat saja lalu pergi meninggalkan sarangnya sampai pagi. Dengan demikian maka telur-telur kehilangan panas yang dibutuhkan untuk menetaskannya. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan kematian embrio di dalam telur tersebut. Bila ada satu atau dua butir telur yang tidak normal, retak atau berukuran kecil sekali, sebaiknya disingkirkan saja. Dengan begitu pasangan induk ayah itu akan segera mulai bertelur lagi.

Dua puluh hari setelah bertelur dan dierami, harus diperiksa bahwa anak-anak yang baru menetas itu normal, badan belum berbulu dan matanya masih tertutup. Bila hanya seekor saja yang menetas, tunggulah satu atau 2 hari dan kemudian bukalah untuk meyakinkan bahwa embrionya memang benar-benar mati dan harus segera disingkirkan. Tetasan yang hanya seekor dapat tetap dibesarkan oleh pasangan yang asli atau dapat diserahkan pada pasangan lain, yang mungkin anaknya juga hanya satu. Pasangan yang ditinggalkan oleh anaknya itu akan mulai berproduksi lagi.

Setelah umur 10 hari anak-anak merpati dipilihi mana yang akan segera dipotong untuk dijual sebagai daging. Penjualan ini biasanya dilakukan pada umur 26 sampai 28 hari. Kunci untuk menetapkan kapan saat pemotongan, adalah apabila telah tumbuh bulu-bulu jarum di bawah sayap dan di badannya. Apabila bulu jarum itu belum lengkap, pemotongan dapat ditunda sekitar 2 hari.

Apabila diinginkan peremajaan dan bukannya pemotongan, sepasang merpati yang masih muda ditempatkan pada suatu petak kandang sampai terjadi perkawinan dan mulai menyiapkan sarang. Meskipun inbreeding bukannya hal yang kritis pada merpati seperti pada berbagai jenis ternak yang lain, namun perkawinan silang umumnya selalu dianjurkan, jadi jantan yang berasal dari pasangan tertentu dikawinkan dengan betina dari pasangan lainnya.

Membedakan Jenis Kelamin

Banyak yang mengatakan bahwa dalam satu cluthc (sepasang telur atau sepasang anak yang dihasilkan oleh induk dan ayah) selalu terdiri dari jantan dan betina. Meski biasanya memang demikian, namun hal itu tidaklah selalu. Banyak didapati bahwa suatu pasangan terdiri dari dua ekor yang jenis kelaminnya sama.

Hampir tidak mungkin bagi kita untuk membedakan jenis kelamin merpati yang belum dewasa dan cara yang paling sederhana namun baik adalah membedakan umur itu dengan observasi. Betina biasanya lebih kecil dan tidak tidak terlalu ribut sewaktu kawin. Dalam proses cooing dan billing betina selalu menempatkan paruhnya pada paruh jantan.

Merpati jantan lebih besar, lebih kasar, lehernya lebih tebal. Jikalau sedang bercumbu merpati jantan akan membuat gerakan melingkar, memekarkan bulu ekor dan menjatuhkan atau merebahkan bulu sayapnya.

Seperti pada postingan mengenai reproduksi burung merpati sebelumnya bahwa merpati dewasa yang telah menemukan pasangannya, perlulah dipisahkan agar satu sama lain tidak dapat saling melihat atau mendengar, agar dapat dikawinkan dengan pasangan lain, sehingga persilangan yang diinginkan itu dapat terwujud.

Identifikasi dan catatan yang akurat dapat dibuat dengan mengenakan tanda berupa pita pada kaki, atau dengan menggunakan cincin plastik yang beraneka warna yang dapat direnggangkan dan dilepas. Dapat juga digunakan nomer kaki yang terbuat dari alumunium yang ditempatkan pada kaki anak-anak merpati pada umur 6 sampi 10 hari.

Banyak perusahaan yang menyediakan formulir untuk catatan yang cukup baik dan memadai. Hal-hal penting yang dicatat adalah jumlah telur, jumlah telur yang menetas, jumlah anak yang dibesarkan, berat bersih anak yang dipotong, serta hal-hal yang berkaitan dengan induk atau pejantan yang menghasilkan anak itu. Catatan itu penting untuk keperluan perkawinan di masa datang dan digunakan untuk landasan dalam meningkatkan efisiensi produksinya.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba