Tatalaksana Pemeliharaan Kesehatan Babi
Bayangan yang umum tentang lingkungan yang ideal untuk pemeliharaan babi adalah suatu tempat atau lingkungan yang becek di mana babi sukaria berkubang di situ. Banyak orang beranggapan bahwa babi adalah hewan yang kotor. Tetapi, bila babi itu diberi kesempatan untuk memilih, maka yang disukai adalah tempat yang sudah bersih, sejuk dan rapi. Alasan mengapa babi sering didapati di tempat-tempat yang becek atau berlumpur adalah karena babi tidak memiliki cara yang efisien untuk melepaskan diri dari cekaman panas, kecuali dengan cara konduksi, yaitu dengan berbaring di lantai atau tempat yang lebih dingin dibandingkan suhu tubuhnya.
Program tatalaksana atau pengelolaan penyakit babi dimaksudkan untuk mencegah berjangkitnya penyakit dan parasit pada peternakan babi dan bukannya menunggu sampai penyakit itu timbul merajalela dan kemudian harus diberantas. Kegiatan itu meliputi isolasi yang cukup memadai pada kandang serta peralatannya, serta program vaksinasi yang terencana. Peternakan yang bebas penyakit akan dapat tetap bertahan bila tidak ada penyakit yang terbawa masuk melalui kehadiran manusia atau ternak babi lainnya, yang berasal dari luar. Para pengunjung hendaknya selalu menggunakan sepatu yang bersih (bebas hama) dan mereka tidak diijinkan masuk ke kandang kelahiran sebab anak-anak babi yang masih muda sangat peka terhadap berbagai penyakit. Harus diperhatikan cara kerja yang rutin, bahwa kalau membersihkan kandang harus dimulai dari kandang kelahiran dan kandang anak-anak babi terlebih dahulu, baru kemudian bergerak ke kandang babi yang lebih tua. Jadi penyakit tidak akan ditularkan dari babi tua kepada babi yang masih muda.
Masalah sanitasi adalah hal yang penting karena dalam suatu kandang babi terkurung biasanya terdapat jumlah hewan yang lebih banyak dibandingkan dengan ternak lainnya, misalnya sapi. Cara yang umum dilakukan adalah membersihkan kandang kelahiran sebelum babi masuk. Babi betina yang akan masuk dicuci dan disikat bersih dengan menggunakan disinfektan yang cocok. Dianjurkan jika memindahkan babi induk beserta anak-anaknya ke lapangan rumput, mengangkutnya dengan kendaraan, sebab kalau berjalan kaki, babi itu kemungkinan mengalami kontaminasi.
Bila keadaan memungkinkan, perlu selalu dilakukan vaksinasi atas penyakit-penyakit yang dirasa menonjol di suatu kawasan tertentu. Ini hendaknya selalu menjadi program tatalaksana untuk peningkatan kesehatan.
Suhu badan yang normal pada babi adalah 102° sampai 103,6° F. Bila terjadi penyimpangan, hal itu dapat merupakan petunjuk akan adanya suatu penyakit.
Langkah berikutnya adalah mencari dan mendatangkan babi yang bebas dari penyakit yang dimaksud tadi. Memang tidaklah mungkin mengharapkan babi yang bebas dari semua jenis penyakit, tetapi yang masih mungkin adalah membebaskan suatu kawasan dari adanya patogen-patogen tertentu saja. Maka dari itu nama yang dipakai adalah babi-babi yang berkategori babi specific pathogen free (SPF), yaitu babi yang bebas dari patogen tertentu saja. Babi SPF dihasilkan oleh kerja para dokter hewan yang berkualitas (qualified) dengan cara melakukan bedah Caesar pada babi bunting yang telah didisinfeksi dengan cermat dan mengeluarkan anak-anak babi itu dari uterus sesaat sebelum tiba waktu kelahiran alaminya. Anak babi kemudian dipelihara dengan air susu yang disterilkan denga cara artifisial. Anak babi tersebut kemudian dijadikan stok dasar untuk dikembangkan dengan perkawinan dan kelahiran alami di dalam peternakan dengan kandang yang kebersihannya terjamin.
Patogen khusus yang biasanya dikontrol dengan cara ini adalah arthopic rhinitis, pneumonia dan disenteri. Namun perlu diingat bahwa demikian babi-babi itu tidaklah berarti bebas dari pengaruh segala jenis penyakit.
Tatalaksana pemeliharaan kesehatan babi dari penyakit-penyakit spesifik lainnya yang sering dihadapi para peternak babi, seperti: Anemia, Atrophic Rhinitis, Penyakit Aujeszky (Pseudorabies, Rabies Palsu, Mad Itch), Bruselosis, Kolera, Disenteri (Bloody Scours), Erisipelas, Hipoglisemia (Babi Pig Disease), Leptospirosis, Mikoplasma Pneumonia (Pneumonia Virus, VPP), Porcine Stress Syndrome (PSS), Transmissible Gastroenteritis (TGE), Vesikular Exanthema (VES) yang telah dibahas pada postingan sebelumnya.
Masalah sanitasi adalah hal yang penting karena dalam suatu kandang babi terkurung biasanya terdapat jumlah hewan yang lebih banyak dibandingkan dengan ternak lainnya, misalnya sapi. Cara yang umum dilakukan adalah membersihkan kandang kelahiran sebelum babi masuk. Babi betina yang akan masuk dicuci dan disikat bersih dengan menggunakan disinfektan yang cocok. Dianjurkan jika memindahkan babi induk beserta anak-anaknya ke lapangan rumput, mengangkutnya dengan kendaraan, sebab kalau berjalan kaki, babi itu kemungkinan mengalami kontaminasi.
Bila keadaan memungkinkan, perlu selalu dilakukan vaksinasi atas penyakit-penyakit yang dirasa menonjol di suatu kawasan tertentu. Ini hendaknya selalu menjadi program tatalaksana untuk peningkatan kesehatan.
Suhu badan yang normal pada babi adalah 102° sampai 103,6° F. Bila terjadi penyimpangan, hal itu dapat merupakan petunjuk akan adanya suatu penyakit.
Kategori Babi SPF (Specific Pathogen Free)
Beberapa penyakit tertentu dalam kenyataannya demikian sulit dan mahal untuk memberantasnya dan penyakit itu juga demikian mudah menyebar. Bermula dari keadaan seperti ini, dicari upaya untuk memelihara babi yang bebas dari suatu penyakit di kawasan yang juga bebas dari penyakit itu. Hal itu dapat dikerjakan dengan cara pengontrolan yang ketat untuk memelihara babi dalam jangka waktu tertentu sehingga organisme penyebab penyakit benar-benar telah mati seluruhnya. Setelah pemberantasan ini selesai, dilakukan karantina yang ketat, manusia tidak boleh masuk kecuali bila mengenakan baju dan sepatu khusus yang telah disediakan untuk mencegah penuluran penyakit.Langkah berikutnya adalah mencari dan mendatangkan babi yang bebas dari penyakit yang dimaksud tadi. Memang tidaklah mungkin mengharapkan babi yang bebas dari semua jenis penyakit, tetapi yang masih mungkin adalah membebaskan suatu kawasan dari adanya patogen-patogen tertentu saja. Maka dari itu nama yang dipakai adalah babi-babi yang berkategori babi specific pathogen free (SPF), yaitu babi yang bebas dari patogen tertentu saja. Babi SPF dihasilkan oleh kerja para dokter hewan yang berkualitas (qualified) dengan cara melakukan bedah Caesar pada babi bunting yang telah didisinfeksi dengan cermat dan mengeluarkan anak-anak babi itu dari uterus sesaat sebelum tiba waktu kelahiran alaminya. Anak babi kemudian dipelihara dengan air susu yang disterilkan denga cara artifisial. Anak babi tersebut kemudian dijadikan stok dasar untuk dikembangkan dengan perkawinan dan kelahiran alami di dalam peternakan dengan kandang yang kebersihannya terjamin.
Patogen khusus yang biasanya dikontrol dengan cara ini adalah arthopic rhinitis, pneumonia dan disenteri. Namun perlu diingat bahwa demikian babi-babi itu tidaklah berarti bebas dari pengaruh segala jenis penyakit.
Tatalaksana pemeliharaan kesehatan babi dari penyakit-penyakit spesifik lainnya yang sering dihadapi para peternak babi, seperti: Anemia, Atrophic Rhinitis, Penyakit Aujeszky (Pseudorabies, Rabies Palsu, Mad Itch), Bruselosis, Kolera, Disenteri (Bloody Scours), Erisipelas, Hipoglisemia (Babi Pig Disease), Leptospirosis, Mikoplasma Pneumonia (Pneumonia Virus, VPP), Porcine Stress Syndrome (PSS), Transmissible Gastroenteritis (TGE), Vesikular Exanthema (VES) yang telah dibahas pada postingan sebelumnya.
Comments
Post a Comment