Tatalaksana Reproduksi Pada Ternak Kelinci

Keberhasilan dalam peternakan kelinci seperti halnya pada usaha-usaha lainnya, akan tergantung pada tatalaksana yang diterapkan. Keterlampilan tatalaksana hendaknya harus selalu didasarkan pada pengetahuan si peternak terhadap hewan yang diurus, yaitu kelinci itu sendiri. Prinsip-prinsip dasar yang telah dipelajari dalam pengetahuan tentang reproduksi yang secara khusus berkaitan dengan kelinci.

1.  Masak Kelamin

Pubertas pada kelamin dicapai pada saat organ reproduksi telah berkembang dan berfungsi sempurna. Pubertas pada bangsa kelinci kecil dicapai pada umur 4 bulan, untuk bangsa medium dicapai pada umur 6 sampai 7 bulan, sedangkan untuk bangsa berat pubertas dicapai pada umur 9 sampai 12 bulan. Perkawinan pertama dilakukan pada saat tercapainya dewasa kelamin (umur 5,5 bulan untuk betina bangsa ringan, dan 6,5 bulan untuk pejantan).

2.  Perkawinan

Siklus estrus kelinci berbeda dengan jenis-jenis ternak lainnya. Dalam siklus estrus berbagai jenis ternak, terdapat beberapa hari estrus atau birahi, dan betina itu siap dikawini oleh pejantan,  sedangkan ternak kelinci keadaanya hampir kebalikan. Kelinci yang mempunyai siklus estrus selama 15 atau 16 hari, 12 hari diantaranya adalah hari-hari dimana kelinci betina itu siap atau 16 hari itu hanya 1 hari yang pertama dan 2 hari yang terakhir saja seekor kelinci betina tidak siap untuk dikawinkan oleh pejantan.

Dalam setahun seekor induk dapat menghasilkan beberapa kelompok anak atau yang disebut dengan istilah litter. Dengan cara tatalaksana yang baik dapat dihasilkan 4 sampai 8 litter, tergantung pada siklus produksinya. Hal itu memungkinkan dilakukannya penyapihan yang baik dan memberikan suasana 'conditioning' yang memadai sebelum induk melahirkan pada waktu berikutnya.

Betina yang masih muda dicoba dikawinkan pada umur 5,5 bulan. Apabila belum mau kawin, hendaknya dicoba lagi tiap 10 hari sampai umurnya mencapai 6,5 bulan dan pada saat ini kelinci betina tersebut dikawin paksakan.

Betina itu dikawinkan lagi apabila anak-anaknya telah berumur 3 sampai 7 minggu, tergantung dari jumlah litter yang diinginkan tiap tahun seperti telah dikemukakan sebelumnya, bila sekali tidak berhasil kawin, dicoba lagi 3 atau 4 hari, biasanya ada hasil. Apabila betina itu masih menentang, haruslah kawinnya dipaksa.

Kawinkanlah pada pagi atau siang hari sebelum diberi pakan. Perkawinan dapat dilakukan secara alami atau melalui inseminasi buatan (IB). Perkawinan alam dilakukan dengan cara memasukkan betina ke dalam kandang jantan, janganlah melakukan sebaliknya, yaitu jantan dimasukkan ke kandang betina. Pejantan itu akan diserang oleh betina tersebut, bukan karena betina itu tidak sedang birahi, tetapi karena betina itu merasa sebagai pemilik kandang.

Perkawinan biasanya berlangsung cepat. Karena ovulasi terjadi sekitar 8 sampai 10 jam setelah perkawinan pertama, beberapa peternak mengawinkan lagi setelah 8 sampai 10 jam. Seekor pejantan disediakan untuk melayani 10 betina, dan seekor pejantan jangan digunakan lebih dari sekali dalam 3 hari. Kehidupan reproduktif seekor pejantan adalah antara 6 bulan sampai 2 tahun, sedangkan pada betina antara 2 sampai 3 tahun.

Setelah 10 sampai 18 hari dikawinkan betina harus dites kebuntingannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara test matingI, dilakukan dengan memasukkan kembali betina ke dalam kandang jantan. Apabila betina itu menolak pejantan, maka betina itu dapat dianggap bunting. Palpasi dapat dilakukan 10 sampai 14 hari setelah perkawinan. Dalam palpasi, tanduk uterus betina mudah untuk diraba, dengan sedikit pengalaman saja, hasilnya cukup akurat.

Caranya melakukan palpasi adalah demikian:
Deteksi kebuntingan kelinci relatif sederhana, dengan ibu jari pada sisi perut dan jari-jari lain pada sisi yang lainnya, suatu gerakan lembut ke tulang rusuk dapat merasakan rabaan fetus.

Kelinci dipegang dengan satu tangan pada lipatan kulit di lehernya. Tangan kita yang satunya bebas untuk melakukan palpasi. Letakkan telapak tangan pada bagian perut dekat kaki belakang. Dengan ibu jari pada salah satu sisi abdomen dan keempat jari pada sisi lainnya, pelan-pelan dekatkan ibu jari dengan jari-jari lainnya. Dengan cara demikian, fetus akan terasa di dalam uterus. Bila belum terasa, maka kelinci itu dikawinkan lagi.

3.  Kelahiran

Kelahiran untuk kelinci diberi istilah khusus, yaitu kindling terjadi 31 atau 32 hari sesudah saat perkawinan yang berhasil. Kisaran waktu kebuntingan adalah 28 sampai 35 hari. Anak-anak kelinci dari satu kelahiran jumlahnya adalah antara 2 sampai 15 ekor, dan yang paling umum adalah antara 6 sampai 10 ekor. Kelahiran biasa terjadi di dalam kotak sangkar. Anak kelinci lahirnya tanpa bulu dan dengan mata masih tertutup. Setelah satu minggu matanya mulai terbuka dan bulu mulai tampak, sekitar umur 3 minggu anak-anak kelinci mulai keluar dari kotak sangkar dan mulai makan bersama induknya. Anak-anak kelinci disapih pada umur 7 sampai 8 minggu, tergantung siklus perkawinan yang diinginkan oleh peternak yang bersangkutan.

Tatalaksana yang perlu diperhatikan sebelum, pada saat dan setelah kelahiran adalah sebagai berikut:
  1. Janganlah membiarkan induk menjadi terlalu gemuk menjelang saat melahirkan. Induk yang terlalu gemuk biasanya mempunyai anak yang tidak terlalu banyak jumlahnya dan sering mengalami kesulitan dalam kelahiran.
  2. Pada umur kebuntingan 21 sampai 28 hari, lakukanlah desinfeksi kotak saran, berikanlah alas secukupnya lalu tempatkanlah kotak itu dalam kandang. Kelinci itu segera akan mulai memanfaatkan sarang yang disediakan menjelang kelahiran.
  3. Sebelum melahirkan kelinci betina akan mencabut-cabut bulunya dan meletakkannya di dalam sarang. Hal ini akan berlangsung terus menerus sampai saat kelahiran tiba. Sesaat sebelum kelahiran, betina itu akan hilang nafsu makannya (1 atau 2 hari sebelumnya).
  4. Kelahiran biasanya terjadi pada malam atau pagi-pagi sekali. Proses kelahiran dapat selesai selama 1/2 jam. Harus diperhatikan saat-saat itu kelinci jangan diganggu, suasana sekitar harus tenang.
  5. Perhatikan kotak sangkar untuk mencatat anak-anaknya, serta mengangkat anak yang lahir tetapi kedapatan mati. Sebuah kotak sangkar diperlukan untuk menyediakan tempat bagi induk yang melahirkan dan untuk anak-anak kelinci yang baru lahir (lihat posting sebelumnya “Tatalaksana Peternakan Kelinci”).
  6. Bila ada lebih dari 8 ekor anak dalam 1 litter, selebihnya sebaiknya dipisahkan dan masukkan ke litter yang lain yang jumlahnya sedikit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggosokkan anak itu kepada bulu induknya yang baru hingga penyesuaian berlangsung cepat.
  7. Keluarkanlan kotak sarang bila semua anak telah bisa meninggalkannya, kira-kira pada umur 3 minggu.
  8. Singkirkanlah induk yang tidak mempunyai masa keindukan yang baik hingga tidak dapat memelihara anak-anaknya.

4. Tatalaksana Kelinci Sapihan

Anak-anak kelinci yang telah mencapai umur 4 minggu dapat disapih dengan memindahkan atau memisahkannya ke petak kandang yang lain. Penyapihan umur 4 minggu akan menghasilkan anak-anak yang lebih kecil dan keadaan perdagingannya kurang memuaskan dibandingkan dengan yang disapih pada umur 7 sampai 8 minggu. Namun demikian, penyapihan yang lebih awal akan memungkinkan jumlah litter yang lebih banyak dalam masa setahun (lihat tabel di bawah ini).

Tabel pengaruh waktu perkawinan ulang dan penyapihan terhadap jumlah litter yang dapat dihasilkan oleh tiap ekor induk selama setahun
Kawin * Ulang
Penyapihan *
Jarak antar litter
Jumlah litter/Induk/Tahun
Hari


14
28
45
8
21
35
52
7
28
42
59
6
42
56
73
5

* setelah melahirkan

Disapih pada umur berapapun juga, anak-anak kelinci biasanya dipotong pada umur 8 minggu (56 hari).

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Penyembelihan dan Pengukuran Kualitas Karkas Babi

Sistem Reproduksi pada Babi