Budidaya Ternak Kelinci
Kelinci pada awalnya diternakkan bertujuan untuk hewan kesayangan ataupun dinikmati keindahannya, sebagai bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci, karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia.
Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, di Indonesia disebut kelinci, di Jawa disebut trewelu dan sebagainya. Di Indonesia dalam pembudidayaannya masih terbatas di daerah tertentu saja dan belum menjadi sentra produksi
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal dari protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi dari impor. Kelinci yang punya keunggulan dalam kecepatannya berkembang, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan yang mudah dan rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi didukung dengan permintaan pasar dan harga daging maupun bulu yang cukup tinggi.
Banyak manfaat yang diambil dari beternak kelinci seperti bulu dan dagingnya, yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu dapat juga dimanfaatkan juga untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.
Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, di Indonesia disebut kelinci, di Jawa disebut trewelu dan sebagainya. Di Indonesia dalam pembudidayaannya masih terbatas di daerah tertentu saja dan belum menjadi sentra produksi
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
- Ordo : Lagomorpha
- Famili : Leporidae
- Sub famili : Leporine
- Genus : Lepus, Orictolagus
- Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal dari protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi dari impor. Kelinci yang punya keunggulan dalam kecepatannya berkembang, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan yang mudah dan rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi didukung dengan permintaan pasar dan harga daging maupun bulu yang cukup tinggi.
Banyak manfaat yang diambil dari beternak kelinci seperti bulu dan dagingnya, yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu dapat juga dimanfaatkan juga untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.
Syarat-syarat yang baik untuk menentukan lokasi budidaya kelinci adalah dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising dan terlindung dari predator.
Dalam teknis budidaya kelinci hal-hal yang perlu diperhatikan untuk usaha ternak kelinci ini adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
B. Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
C. Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dam disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya. Kemudian dalam hal penangkapan ternak, yang perlu diperhatikan juga adalah cara memegang kelinci yang hendaknya sudah benar, bertujuan agar kelinci tidak mengalami kesakitan dan terlalu stress.
D. Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahan berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
E. Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan serta kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol.
Kegiatan Pasca Panen
Dalam teknis budidaya kelinci hal-hal yang perlu diperhatikan untuk usaha ternak kelinci ini adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaannya, kandang kelinci dibedakan menjadi:- Kandang Induk; Untuk induk atau kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya
- Kandang Jantan; Kandang ini khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar
- Kandang Anak Lepas Sapih; Kandang ini unutk menghindari perkawinan awal kelompok, dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina / 10 ekor jantan.
- Kandang Anak; (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.
- Kandang Sistem Postal; Kandang tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
- Kandang Sistem Ranch; Kandang yang dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
- Kandang Battery; Kandang yang mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
2. Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok untuk dibudidayakan.- Pemilihan Bibit dan Calon Induk
- Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah / aktif bergerak.
- Perawatan Bibit dan Calon Induk
- Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
- Sistem Pemuliabiakan
- Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
- In Breeding (silang dalam). Untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
- Cross Breeding (silang luar). Untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
- Pure Line Breeding (silang antara bibit murai). Untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
- Reproduksi dan Perkawinan
- Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
- Proses Kelahiran
- Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
3. Pemeliharaan
A. Sanitasi dan Tindakan PreventifTempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
B. Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
C. Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dam disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya. Kemudian dalam hal penangkapan ternak, yang perlu diperhatikan juga adalah cara memegang kelinci yang hendaknya sudah benar, bertujuan agar kelinci tidak mengalami kesakitan dan terlalu stress.
D. Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahan berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
E. Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan serta kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol.
4. Hama dan Penyakit Kelinci
- Bisul
- Penyebab: Terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
- Pengendalian: Pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
- Kudis
- Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.
- Pengendalian: Dengan antibiotik salep.
- Eksim
- Penyebab: Kotoran yang menempel di kulit.
- Pengendalian: Menggunakan salep/bedak Salicyl.
- Penyakit Telinga
- Penyebab: Kutu.
- Pengendalian: Meneteskan minyak nabati.
- Penyakit Kulit Kepala
- Penyebab: Jamur.
- Gejala: Timbul semacam sisik pada kepala.
- Pengendalian: Dengan bubuk belerang.
- Penyakit Mata
- Penyebab: Bakteri dan debu.
- Gejala: Mata basah dan berair terus.
- Pengendalian: Dengan salep mata.
- Mastitis
- Penyebab: Susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
- Gejala: Puting mengeras dan panas bila dipegang.
- Pengendalian: Dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
- Pilek
- Penyebab: Virus.
- Gejala: Hidung berair terus.
- Pengendalian: Penyemprotan antiseptik pada hidung.
- Radang Paru-paru
- Penyebab: Bakteri Pasteurella multocida.
- Gejala: Napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
- Pengendalian: Diberi minum Sul-Q-nox.
- Berak Darah
- Penyebab: Protozoa Eimeira.
- Gejala: Nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
- Pengendalian: Diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
- Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing. Pada umumnya pencegahan dan pengendalian hama serta penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi serta penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.
5. Hasil Panen dan Pasca Panen
Hasil utama pembudidayaan ternak kelinci adalah daging dan bulu, sedangkan hasil tambahannya berupa kotoran ternak yang digunakan untuk pupuk pertanian.Kegiatan Pasca Panen
- Stoving. Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus dan pemberian minum tetap.
- Pemotongan dapat dengan 3 cara:
- Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala dan saat koma disembelih.
- Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher. Cara ini kurang baik.
- Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
- Pengulitan. Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dgn posisi kelinci digantung.
- Pengeluaran Jeroan. Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
- Pemotongan Karkas. Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada & 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.
Comments
Post a Comment