Tatalaksana Pengelolaan Babi

Sebagai suatu spesies ternak, babi membutuhkan cara penanganan khusus. Cara-cara pemeliharaan yang diterapkan pada sapi, domba dan kuda yang memberikan hasil memuaskan, belum tentu cocok bila diterapkan pada babi.

Cara-cara tatalaksana untuk babi yang diterapkan oleh satu peternak juga bisa berbeda bila dibandingkan peternak yang lain. Semua bentuk usaha peternakan babi, dapat dimasukkan pada salah satu dari beberapa sistem produksi berikut ini. Sistem produksi yang dianut oleh seorang peternak tentunya tergantung pada keterampilan tatalaksana yang dimiliki oleh peternak itu, tersedianya modal, bahan pakan, tenaga kerja serta kesukaan pribadi peternak masing-masing.

A.  Pengelolaan Produksi Anak Babi (Feeder Pig)

Sistem produksi anak babi seringkali disebut dengan istilah khusus feeder pig, menghasilkan babi sapihan yang dijual untuk dibesarkan di peternakan yang lain. Sistem ini membutuhkan bahan pakan yang relatif lebih sedikit tetapi sebaliknya membutuhkan tingkat kemampuan tatalaksana yang lebih tinggi agar penerapan usaha itu membawa hasil yang memuaskan. Upaya tatalaksana yang akan diterapkan meliputi seleksi dan pemeliharaan kelompok yaitu pada saat kawin, melahirkan, serta pemeliharaan anak-anak yang lahir. Bila tatalaksana itu dilakukan dengan baik maka akan lebih banyaklah babi yang dapat hidup selama sampai pemasaran sebagai feeder pig. Diharapkan dengan cara ini dapat dihasilkan tiap tahunnya rata-rata 2,2 litter dari tiap induk, dengan jumlah rata-rata 8,5 ekor dari tiap litter, dan dengan berat saat pemasaran sebesar 20 kg atau lebih (Lihat lebih lengkapnya pada pembahasaan postingan berjudul “Sistem Produksi Anak Babi (Feeder Pig)”).

B.  Pengelolaan Babi Program Finishing

Program finishing meliputi pertumbuhan dan finishing babi babi-babi feeder untuk dipotong. Disini tidak dipelihara bibitnya sehingga waktu maupun kegiatan pengelolaannya tidak terlalu banyak. Pakan dalam jumlah banyak dengan harga yang terjangkau harus tersedia untuk program finishing. Babi-babi feeder yang berkualitas baik serinngkali didapat melalui pembelian kontrak dengan peternak babi feeder. Usaha pembesaran dan finishing dari berat badan 20 kg menjadi 90 atau 100 kg membutuhkan waktu 10 sampai 13 minggu dengan pakan sebanyak 250 sampai 350 kg. Konversi pakannya adalah sekitar 3,2 kg pakan untuk tiap kg pertambahan bobot badan. Jadi 3 sampai 4 kelompok babi dapat diselesaikan pembesarannya dalam setahun asalkan pakan dan babi mudanya (feeder) tersedia. Karena laju pertumbuhan babi menurun setelah tercapai berat badan 100 kg, untuk menghasilkan bobot badan sesudah itu, efisiensi sangat menurun. Oleh karena itu babi hanya dipasarkan sebelum mencapai bobot badan tersebut.

Finishing dengan Cara Terkurung dan Digembalakan

Program finishing dengan menggunakan bijian sereat dan padang legum dapat mengurangi kebutuhan  pakan serta kebutuhan akan kandang serta peralatannya. Namun demikian, dengan meningkatnya spesialisasi dalam usaha finishing, pemeliharaan secara terkurung diterapkan makin banyak dalam usaha membesarkan, dalam finishing, dalam kelahiran atau bahkan pada tahapan pemeliharaan anak sebelum saat penyapihan. Cara ini memungkinkan penerapan secara mekanis dalam hal penanganan penyediaan pakan serta pembuangan kotoran sehingga dapat ditingkatkan keadaan sanitasi dan kualitas pengendalian penyakit.

C.  Pengelolaan Babi Lahir Sampai Akhir

Usaha yang disebut farrow to finish adalah gabungan antara produksi babi muda (feeder) dengan usaha finishing, yang digabung menjadi satu. Seorang peternak menyelesaikan pembesaran babi feeder dan ini berarti bahwa peternak akan membutuhkan pakan dalam jumlah besar dengan harga yang terjangkau, serta memerlukan pula tingkat kemampuan pengelolaan yang cukup tinggi. Investasi yang besar juga dibutuhkan untuk kandang serta kelengkapan dan peralatannya. Keuntungan usaha gabungan ini biasanya cukup besar sebab dua usaha tergabung menjadi satu.

D.  Pengelolaan Babi Dalam Usaha Bangsa Murni

Para peternak babi bangsa murni menyediakan bibit untuk usaha peternakan babi komersial. Untuk memproduksi, mencatat dan untuk memasarkan babi bangsa murni dibutuhkan investasi yang cukup besar baik untuk perkandangan dan peralatan maupun untuk stok bibitnya. Disamping itu dibutuhkan juga tingkat keterampilan yang tinggi.

Salah satu dari cara-cara baru guna mengevaluasi babi betina murni adalah dengan apa yang disebut Production Registry (PR) dan Unifed Meat Type Hog Certification Program (Lihat postingan sebelumnya berjudul "Program Pengujian Produksi Dalam Seleksi Babi"). Sebagai contoh, apabila litter yang berasal dari seekor induk babi tertentu akan dijadikan sasaran untuk diregistrasikan. Anak-anak dalam litter itu harus dinominasikan 7 sampai 10 hari sesudah lahir, ukuran dan besarnya litter (litter size) untuk induk yang baru beranak pertama (gilt) harus 8 atau lebih, sedang untuk induk yang sudah beberapa kali beranak (sow) harus 10 atau lebih. Disamping itu berat lahir untuk tiap litter dari gilt sedikitnya adalah 10 kg, sedangkan berat untuk tiap litter dari sow sedikitnya adalah 12,5 kg. Data berat juga harus disajikan untuk tiap litter tersebut yaitu berat pada umur 21, 35, dan 56 hari. Suatu litter yang memperoleh predikat sebagai certified litter (CL) adalah litter yang dievaluasi karkasnya dari 2 ekor yang dipotong, yaitu pada berat 110 kg atau kurang. Standar untuk litter yang dinyatakan certified yang disesuaikan terhadap berat 100 kg adalah umur 180 hari atau kurang, panjangnya karkas 75 cm atau lebih, lemak punggung 3,75 cm atau kurang, serta luasan loin eye 4,5 inchi persegi atau lebih. Dari sini muncullah istilah induk PR berbintang 5 (induk babi yang melahirkan sebanyak 5 litter yang termasuk PR). Seekor babi yang berasal dari litter yang dinyatakan certified mempunyai CL dalam catatan atau record-nya. Babi yang memiliki predikat CMS (Certified Meat Sire) adalah babi jantan yang merupakan ayah dari litter CL 5, sedangkan predikat CM (Certified Mating) adalah suatu perkawinan yang pada waktu yang silam telah menghasilkan litter yang dinyatakan certified. Angka-angka tadi akan sedikit bervariasi tergantung pada organisasi atau asosiasi peternak serta standar minimum yang telah ditetapkan.

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Seleksi Tandem, Independent Culling Level dan Indeks Seleksi

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Pemuliabiakan dan Seleksi Pejantan Sapi Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Seleksi Pada Ternak Domba

Penyembelihan dan Pengukuran Kualitas Karkas Babi