Program Pengujian Produksi Dalam Seleksi Babi

Dalam mengembangkan program pengujian produksi, untuk babi diperlukan adanya marka yang sifatnya permanen. Tanda atau marka yang secara tradisional dipakai namun masih cukup efektif adalah pemberian atau pembuatan ear notch (lubang-lubang di daun telinga) pada saat atau segera setelah anak-anak babi lahir. Kemudian pengamatan dilakukan dari saat lahir sampai babi dipotong.

1.  Production Registry

Beberapa asosiasi di Amerika Serikat mempunyai suatu sistem untuk pengujian produksi yang dikenal sebagai production registry. Asosiasi itu umumnya hanya terbuka bagi bangsa murni tanpa memperlihatkan sesuatu cacat yang berarti. Babi itu harus memiliki marka telinga (ear notch) dan menghasilkan sedikitnya 8 atau 9 ekor anak (tergantung asosiasinya) dalam satu litter. Berat minimum untu satu litter juga ditentukan dan harus disaksikan oleh orang atau petugas yang diterima oleh asosiasi yang bersangkutan.

Yang dapat masuk adalah induk yang setidaknya pernah satu kali menghasilkan litter yang memenuhi persyaratan. Beberapa asosiasi lain bahkan mempersyaratkan tidak satu tapi 2 litter, sebelum diadakan atau dikeluarkan sertifikatnya.

Dalam pada itu, seekor pejantan dapat dinyatakan certified apabila dapat menghasilkan sedikitnya 5 litter yang memenuhi syarat tadi (asosiasi yang lain ada yang mempersyaratkan sampai 15) atau setidaknya mempunyai 2 anak betina yang dinyatakan certified (asosiasi lain ada yang mempersyaratkan sampai 10 anak betina).

2.  Certified Meat Hog

Perhimpunan The National Association of Swine Records telah mengembangkan suatu program yang memberi tambahan yaitu informasi tentang evaluasi karkas terhadap sistem production registry untuk menetapkan certified meat hog.

Suatu litter yang dinyatakan certified dalam sistem ini harus memenuhi standar minimum tertentu. Langkah pertama haruslah memenuhi kualifikasi untuk program production registry. Kemudian 2 induk atau 2 jantan dari litter itu dipotong, asalkan beratnya adalah antara 90 sampai 100 kg pada umur 175 hari (berat ekuivalen dapat dihitung dengan menambahkan 0,9 kg untuk tiap hari bila umurnya kurang 175 hari, dan dengan mengurangkan 0,9 kg tiao hari bila umurnya lebih dari 175 hari). Karkas babi itu harus mempunyai luasan loin eye sekurang-kurangnya 25 cm persegi, serta panjang 70 cm (yang diukur dari depan rusuk pertama sampai ke depan tulang aitch). Rata-rata tebal lemak punggung tidak lebih dari 4 cm. Apabila semua standar itu dipenuhi maka seluruh litter dinyatakan certified.

Seekor pejantan yang dinyatakan certified adalah pejantan yang telah menghasilkan litter sebanyak 5 yang kesemuanya telah dinyatakan certified, tetapi tiap litter itu haruslah berasal dari induk yang berbeda. Dari sejumlah induk yang dimaksudkan tadi, ada syarat yaitu tidaj lebih dari 2 ekor induk yang hubungan keluarganya saudara kandung atau turunan langsung (hubungannya kekeluargaan yang dekat).

Suatu perkawinan yang certified berarti suatu perkawinan ulang antara jantan dan betina yang sebelumnya telah menghasilkan litter yang certified.

Suatu Sistem Seleksi

Akhirnya, dengan menggunakan suatu kombinasi dari semua teknik yang telah dikemukakan, seorang peternak haruslah mengikuti suatu sistem seleksi yang dapat menghasilkan kemajuan antara progres maksimum. Tiga sistem yang umum adalah sistem tandem, derajat penyingkiran bebas (independent culling level), dan indeks seleksi.

1.  Seleksi Tandem

Dengan menggunakan seleksi tandem, suatu sifat tertentu diseleksi dalam suatu jangka waktu tertentu, sampai dicapai progres maksimum, kemudian baru ganti sifat yang lain. Suatu contoh yang bagus dari cara ini adalah perubahan dari babi jenis lard menjadi babi yang lean. Karena heritabilitas ketebalan lemak punggung dan panjangnya sisi (samping) lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan sifat-sifat lainnya, maka dengan seleksi dapat dicapai perkembangan yang cepat. Kemudian diketahui bahwa otot, loin eye dan sifat-sifat lainnya berada di bawah standar hingga sifat-sifat itu menjadi sasaran untuk ditingkatkan pada tahap berikutnya.

Keterbatasan sistem ini adalah bahwa sifat-sifat itu saling berkaitan dan bahwa seleksi pada satu sifat tidak selalu melahirkan perbaikan pada sifat yang lain.

2.  Tingkat Penyingkiran Bebas (Independent Culling Level)

Pengujian produksi cocok diterapkan dengan prosedur sistematik tingkat penyingkiran bebas. Seperti yang telah dikemukakan, standar minimum ditetapkan untuk beberapa sifat. Kegagalan dalam mencapai standar tersebut oleh tiap individu akan menyebabkan hewan itu dipotong atau disingkirkan dari kelompoknya.

Meskipun dengan penetapan standar yang tinggi, sistem ini dapat bekerja dengan baik dan sistem ini adalah yang paling banyak diterapkan untuk ternak babi. Karena litter size babi biasanya besar, maka pekerjaan dapat lebih leluasa dilakukan. Dan meskipun hanya tinggal sedikit saja babi yang tersisa, mengembangkan kelompok itu relatif mudah dan dapat dilakukan dengan cepat. Karena itulah maka standar yang ditetapkan biasanya tinggi dan hasil yang bisa dicapai lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan serupa yang dilakukan pada jenis ternak lain yang sifatnya kurang fleksibel, misalnya sapi.

3.  Indeks Seleksi

Dengan menggunakan suatu indeks seleksi semua sifat yang penting dapat dikombinasikan dengan mudah ke dalam satu angka atau skor tertentu. Skor yang lebih tinggi mencerminkan bahwa hewan yang bersangkutan lebih bernilai untuk kepentingan bibit. Bobot yang diberikan kepada tiap sifat akan tergantung pada kepentingan atau peran ekonomis, tingkat heritabilitas serta kaitan genetiknya dengan sifat-sifat yang lain.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Penyembelihan dan Pengukuran Kualitas Karkas Babi

Sistem Reproduksi pada Babi