Tatalaksana Peternakan Kelinci

Keberhasilan dalam peternakan kelinci seperti halnya pada usaha-usaha lainnya, akan tergantung pada tatalaksana yang diterapkan. Keterlampilan tatalaksana hendaknya harus selalu didasarkan pada pengetahuan si peternak terhadap hewan yang diurus, yaitu kelinci itu sendiri. Prinsip-prinsip dasar yang telah dipelajari dalam pengetahuan tentang pakan, tentang reproduksi (lihat postingan Tatalaksana Peternakan Kelinci), tentang penyakit yang secara khusus berkaitan dengan kelinci.

Perkandangan dan Perlengkapan untuk Kelinci

1.  Kandang

Meskipun besarnya usaha memelihara kelinci bervariasi dari dua tiga ekor sampai pada jumlah ribuan, semuanya membutuhkan perkandangan dan perlengkapan dasar agar tatalaksana yang diterapkan itu berhasil. Kelinci dipelihara di dalam sangkar-sangkar yang disebut dengan istilah khusus, yaitu hutch guna memberikan perlindungan serta memudahkan penanganan, dalam berbagai kegiatan tatalaksana yang lain.

Gambar kandang kelinci satu lantai

Pemilihan jenis kandang tergantung pada ukuran atau besarnya usaha, tergantung pada iklim, model yang tersedia dan keinginan atau kemudahan untuk membersihkannya. Kandang model double compartment cukup baik untuk pemeliharaan kelinci dalam jumlah kecil dan sebagai usaha sampingan. Bila jumlahnya besar digunakan kandang kawat yang ditempatkan dalam suatu bangunan tertentu.

Keadaan iklim setempat juga menentukan jenis kandang yang akan dipilih. Kelinci dewasa dapat bertahan dalam lingkungan sushu yang sangat rendah akan tetapi sebaliknya tidak dapat bertahan lama terhadap angin atau keadaan lembab, tetapi membutuhkan cukup ventilasi. Kelinci yang masih muda lahirnya tanpa bulu dan sangat peka terhadap lingkungan, sehingga membutuhkan perlindungan ekstra.

Kandang harus memungkinkan adanya sinar tak langsung, ada pertukaran udara tetapi tidak ada angin langsung, tidak terkena hujan serta tidak terkena panas matahari. Bentuk kandang haruslah sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pembersihan, mudah dalam penanganan serta sanitasinya terjamin. Disamping itu untuk kepentingan kenyamanan untuk kelinci yang bersangkutan. Kandang yang dimaksud dapat berwujud kandang yang sederhana kontruksinya sehingga investasi modal untuk pembuatan kandang tidak terlalu besar.

Sanitasi merupakan hal yang penting agar kesehatan kelinci itu dapat terjamin. Kemudahan dalam membersihkan kandang haruslah menjadi pertimbangan utama dalam merancang dan dalam menempatkan kandang-kandang itu.

Kandang dibuat dari kawat, kayu atau dari keduanya. Kawat biasanya lebih mahal dan tidak mampu memberikan perlindungan yang memadai dari kondisi iklim yang berat. Gabungan kawat dan kayu dapat merupakan kandang yang gampang dibuat memenuhi kebutuhan berdasarkan keadaan iklim setempat.

Tiap ruang kandang hendaknya cukup luas untuk dapat menampung seekor induk dan anak-anak yang dilahirkan sampai saatnya penyapihan atau untuk 10 sampai 15 ekor sapihan. Sebagai pedoman dapat dikemukakan bahwa satu feet persegi digunakan untuk kelinci seberat 1 lb. Biasanya kandang yang berukuran 75 x 120 cm dengan tinggi 40 cm sudah cukup untuk bangsa kelinci ringan (kecil), sedangkan untuk bangsa kelinci berat yang berukuran besar diperlukan kandang yang berukuran 75 x 180 cm dengan tinggi 50 cm.

Untuk memudahkan dalam penanganan kelinci serta menjaga kebersihannya, pintu kandang itu haruslah cukup besar sehingga dapat dengan mudah mengeluarkan atau memasukkan sangkar, tempat pakan, dan sebagainya. Ukuran pintu sekurang-kurangnya adalah 35 x 40 cm. Dapat digunakan lantai slot yang berukuran 2,5 sampai 3,75 cm dengan jarak pasang 1,5 cm agar kotoran dapat jatuh ke bawah untuk memudahkan pembersihan. Dapat pula digunakan kandang alas kawat untuk maksud yang sama.

Dalam tiap petak hanya dikandangkan satu ekor jantan atau betina. Betina-betina dapat dikandangkan saling berdekatan. Umtuk jantan dan betina yang dikandangkan bersebelahan harus dibatasi dengan dinding yang tertutup rapat. Sebuah petak dapat dihuni oleh 10 sampai 15 ekor anak sapihan (pada musim dingin) dan antara 10 sampai 12 ekor sapihan pada musim panas. Perlu disediakan juga dua sangkar khusus untuk ditempatkan secara terpisah guna menampung kelinci yang sakit.

2.  Kotak Sangkar

Sebuah kotak sangkar diperlukan untuk menyediakan tempat bagi induk yang melahirkan dan untuk anak-anak kelinci yang baru lahir. Kotak sangkar haruslah cukup besar agar tidak terjadi desak-desakan tetapi sebaliknya jangan terlalu longgar hingga panas badan akan terbuang.

Gambar kotak sangkar / kotak sarang

Ukuran kotak sangkar adalah 30 x 30 x 40 cm sampai 25 x 40 x 20 cm dengan bukaan berukuran 15 x 15 cm dibagian atas atau samping. Lubang ventilasi hendaknya ditempatkan di sisi kotak sangkar. Kotak sangkar dapat ditempatkan di dalam kandang atau merupakan bagian dari lantai kandang itu. Kotak di dalam kandang juga dapat menjadi tempat bagi induk untuk menghindar sementara dari anak-anaknya. Apabila bagian atas dari kotak itu rata dengan lantai kandang, perlu dibuatkan suatu tempat sembunyi bagi induk untuk menghindarkan diri dari kejaran anak-anaknya.

3.  Tempat Pakan dan Minum

Tempat pakan dan minum bervariasi jenisnya, mulai dari wadah biasa sampai pada sistem persediaan pakan dan air yang otomatis. Tempat pakan dan tempat air dalamnya sekurang-kurangnya 7,5 sampai 10 cm, dengan diameter antara 15 sampai 20 cm, mudah diberikan dan cukup berat hingga tidak mudah ditumpahkan oleh kelinci. Tempat jerami hendaknya terletak 15 cm di atas lantai.

4.  Perlengkapan Lain

Perlengkapan lainnya yang dibutuhkan adalah mangkuk untuk menakar pakan atau timbangan untuk menimbang berat badan hingga dapat dimiliki catatan berat yang baik, sikat atau sisir untuk membersihkan dan merapikan bulunya.

Pakan / Ransum untuk Kelinci

Sistem pencernaan kelinci dapat dibandingkan dengan kuda. Sistem itu merupakan sistem pencernaan yang sederhana dengan cecum dan usus yang besar. Hal ini memungkinkan kelinci dapat makan dan memanfaatkan bahan-bahan hijauan, rumput dan sejenisnya. Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri di saluran cerna bagian bawah seperti yang terjadi pada saluran cerna kuda.

Tidak seperti halnya hewan mamalia yang lain, kelinci mempunyai kebiasaan makan fesesnya yang sudah dikeluarkan. Sifat ini disebut coprophagy. Keadaan itu sangat umum terjadi pada kelinci dan hal ini terjadi berdasar pada kontruksi saluran pencernaannya. Sifat coprophagy biasanya terjadi pada malam atau pagi hari berikutnya. Feses yang berwarna hijau muda dan konsistensi lembek itu dimakan lagi oleh kelinci. Feses yang dikeluarkan pada siang hari dan telah berwarna coklat serta mengeras, tidak dimakan. Hal ini memungkinkan kelinci itu memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah, yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecahkan selulose atau serat menjadi energi yang berguna. Jadi sifat coprophagy sebenarnya memang menguntungkan bagi proses pencernaan.

Seperti halnya semua jenis hewan, kelinci membutuhkan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air. Jumlah kebutuhannya tergantung pada umur, tujuan produksi, serta laju atau kecepatan pertumbuhannya (lihat tabel di bawah). Air yang bersih merupakan suatu keharusan. Seekor kelinci betina dapat menghabiskan air sebanyak 4 liter setiap hari. Kebutuhan mineral diberikan dalam bentuk garam. Tingkat protein dalam pakannya dibagi menjadi dua macam ransum; pertama 16% dan yang kedua 14 %. ransum itu masing-masing diberikan kepada kelinci yang kebutuhan gizinya tinggi dan yang kebutuhan gizinya rendah (lihat tabel di bawah).

Tabel 1. Komposisi Ransum Kelinci

Jenis Kelinci
Protein Kasar
Lemak
Serat
Abu

%
Pejantan yang aktif kawin, Betina yang bunting, Betina dengan anak, Anak sedang tumbuh
14 – 18
3 – 6
15 – 20
5 – 6
Induk kering, Pejantan, Anak yang mulai dewasa
12 – 14
2 – 4
20 – 28
5 – 6
 
Ransum yang dianjurkan adalah terdiri dari 40% oat, 25% gandum, 15% barley, 18% bungkil, 1% tepung tulang dan 1% garam. Keseluruhannya merupakan 40% dari ransum total, sedangkan selebihnya (yang 60%) adalah berupa hijauan atau jerami.

1.  Jumlah Pakan yang Dimanfaatkan

Grafik kebutuhan pakan untuk kelinci

Jumlah pakan tiap harinya bervariasi berdasarkan ukuran atau besarnya kelinci serta tahapan atau tingkatan produksinya (lihat grafik di atas). Pakan hijauan atau jerami yang berkualitas baik hendaknya selalu diberikan bersama konsentrat seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel tersebut menunjukkan jumlah pakan yang diperlukan, sebagai pedoman.

Tabel 2. Pakan untuk Berbagai Kebutuhan

Kelinci Muda (sampai umur 3 minggu)
Susu Induk
Kelinci Muda (setelah umur 3 minggu)
Bijian (Oat)

Pilihan bebas

Sedikit garam
Kelinci sapihan
Pilihan bebas konsentrasi jerami
Induk kering, Pejantan
Jerami dan konsentrat (100 – 150 gram tiap hari), sesuaikan untuk mempertahankan berat badan yang serasi, jangan terlalu gemuk
Induk yang melahirkan
60 – 120 gram konsentrat hari pertama, meningkat terhadap 15 – 30 gram tiap hari, sampai mencapai pilihan bebas dalam 5 – 7 hari, (120 – 200 gram tiap hari), berikan 40% jerami
Induk laktasi
Konsentrat pilihan bebas, 40% jerami

Mengubah ransum kelinci hendaknya dilakukan secara bertahap selama 7 sampai 10 hari. Untuk melakukan hal tersebut, campurkanlah sedikit pakan yang baru pada pakan yang lama. Pakan lama itu sedikit demi sedikit dikurangi dan diganti yang baru sampai akhirnya seluruh pakannya adalah pakan baru setelah 7 sampai 10 hari.

2.  Jadwal Pemberian Pakan

Keteraturan dalam pemberian pakan lebih penting dibandingkan dengan frekuensi pemberiannya tiap hari. Induk yang sedang menyusui hendaknya diberi pakan 2x sehari baik dengan bijian atau jerami pada tiap kali pemberian, atau dapat juga jerami di pagi hari kemudian bijian dan jerami pada sore harinya. Kelinci yang hanya diberi pakan sekali sehari (misalnya induk yang sedang kering) hendaknya pemberiannya dilakukan pada siang menjelang sore karena kelinci akan makan terutama pada malam hari.

Jenis Pakan

Campuran konsentrat atau bijian dapat diramu sendiri atau dapat juga dibeli secara komersial. Paling sedikit dalam satu campuran ada 2 macam atau jenis bijian hingga nafsu makan dapat ditingkatkan. Biji-bijian yang telah dikenal tingkat kesukaannya adalah yang pertama oat wheat, sorghum dan jagung. Biji kapas hendaknya tidak dipakai sebagai suplemen protein karena mengandung racun, yaitu gossypol.

Jerami yang digunakan haruslah yang berkualitas baik, kaya gizi dan bersih jerami legum, misalnya alfalfa lebih disukai, karena kadar proteinnya tinggi, bersih dan banyak daunnya. Ini dapat digunakan sebagai satu-satunya bahan pakan untuk induk yang sedang kering, pejantan serta kelinci yang lebih tua, sedangkan untuk kelinci yang sedang laktasi dapat digunakan sampai 40%. Jerami rumput kualitasnya lebih rendah sehingga penggunaannya jangan lebih dari 10% dari seluruh ransum.

Bahan-bahan pakan hijauan lainnya dapat digunakan bila tersedia. Hijauan itu misalnya hijauan dari tanaman pekarangan, akar-akaran atau umbi. Bila hijauan atau bahan itu dipakai, hendaknya hanya diberikan kepada anak-anak kelinci yang telah berumur lebih dari 3 bulan, serta kelinci dewasa pada tingkat 1,5% dari berat badannya. Bahan-bahan yang dimaksud tadi meliputi, beet (akar dan batang), kobis, wortel (akar dan batang), kale, kentang, ubi jalar, turnip, rumput dan daun-daun lain.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Penyembelihan dan Pengukuran Kualitas Karkas Babi

Sistem Reproduksi pada Babi