Posts

Showing posts from May, 2020

Bangsa Itik Petelur di Indonesia

Image
Di Indonesia, ternak itik adalah ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial disamping ternak ayam. Konsumen telur itik utama adalah penduduk di kota-kota besar dengan restoran-restoran besat pula. Sebagian besar masyarakat sering menganggap bahwa nilai gizi telur itik lebih rendah dari pada telur ayam. Sebenarnya pemikiran itu merupakan pemikiran yang keliru, karena dari hasil penelitian diketahui bahwa protein, lemak dan kalori telur itik lebih tingggi dari telur ayam. Bangsa itik Indian Runner tidak diketahui dengan jelas dari mana asal-usulnya, ia dinamankan itik Indonesia karena telah berabad-abad berada di Indonesia dan menyebar luas ke seluruh kepulauan di Indonesia. Bangsa itik Indian Runner adalah bangsa itik yang sangat terkenal sebagai penghasil telur. Hampir seluruh populasi itik asli Indonesia adalah anggota dari bangsa Indian Runner yang terkenal seperti itik Tegal, itik Alabio, itik Bali dan itik Mojosari. Tiga tujuan dalam pemeliharaan ternak itik

Sifat dan Karakteristik Itik Mojosari

Itik Mojosari adalah itik lokal yang berasal dari Modopuro / Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Itik Mojosari merupakan itik petelur unggul, telur-telur itik Mojosari ini banyak digemari oleh konsumen. Meskipun postur tubuhnya relative lebih kecil jika dibandingkan dengan itik-itik petelur jenis lainnya, itik Mojosari menghasilkan telur yang ukurannya relatif lebih besar. Menurut sebagian konsumen, rasa telur itik Mojosari lebih enak dengan warna kerabang telurnya yang berwarna biru kehijau-hijauan. Di Mojosari, itik ini banyak dipelihara secara digembalakan, tetapi ada juga yang dipelihara secara intensif sebagai itik petelur. Apabila itik ini digembalakan di daerah yang subur maka mampu berproduksi telur rata-rata 200 butir/ekor/tahun. Bila dipelihara secara intensif dengan sistem dikandangkan tanpa air, produksi telurnya dapat meningkat rata-rata 265 butir/ekor/tahun. Salah satu kelebihan dari itik Mojosari adalah masa produktif dalam menghasilkan telur cukup lama, ber

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Konversi ransum atau Feed Convertion Ratio (FCR) merupakan salah satu kriteria untuk mengetahui seberapa besar kemampuan itik petelur dalam mengubah pakan yang dikonsumsi menjadi telur. Konversi ransum adalah perbandingan antara jumlah ransum yang diberikan atau dikonsumsi untuk produksi telur (kg) dengan produksi telur yang dihasilkan (kg). Pada ternak ayam standar konversi ransumnya adalah 2.0, semakin rendah nilai konversi ransumnya maka akan semakin baik untuk keberhasilan peternakan, karena lebih efisien dalam hal penggunaan ransum. Konversi ransum merupakan acuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda dalam beternak, hal ini dikarenakan pakan merupakan biaya produksi yang paling besar dan mahal dalam beternak. Sekitar 60% - 70% dari seluruh biaya produksi peternakan dialokasikan untuk biaya pakan. Penggunaan ransum dalam pemeliharaan ternak unggas harus diusahakan seefisien mungkin, hal ini guna menghasilkan produksi yang optimal sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal

Konsumsi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Konsumsi ransum merupakan hal yang sangat terkait dengan pertumbuhan, karena apabila tidak mempunyai data konsumsi ransum maka akan sulit bagi seorang peternak itik untuk menyimpulkan pertumbuhan dan produktifitas dari ternak itik dengan baik. Konsumsi ransum yang relatif sedikit tetapi mempunyai pertumbuhan dan produksi ternak baik merupakan hal yang sangat diharapkan oleh para peternak, karena penyediaan ransum memerlukan biaya produksi yang paling besar dan mahal sekitar 60% - 70% dari keseluruhan biaya produksi. Untuk mendapatkan ransum dengan kualitas yang baik harus memiliki kandungan gizi yang lengkap terutama kandungan protein, karena protein merupakan bahan organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh ternak atau mahluk hidup. Konsumsi Ransum yang diperoleh dengan cara membandingkan jumlah ransum yang diberikan per ekor dengan bobot hidup atau penambahan bobot hidup atau produksi telur yang dihasilkan pada umur tertentu. Selanjutnya dijelaskan apabila evaluasi menunjukan efisi

Mortalitas pada Itik Petelur Mojosari

Itik dapat dikatakan jarang terserang penyakit dibandingkan dengan ayam ras. Dalam peternakan itik kejadian penyakit dapat dikatakan jarang terjadi, hal ini dikarenakan itik pada umumnya lebih tahan terhadap penyakit daripada ayam ras. Hal tersebut bukan berarti bahwa itik tidak dapat sakit, kematian mungkin terjadi dan jalan terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Masalah pencegahan harus dilakukan sebab peternak itik yang sukses tidak boleh sampai pada kasus penyakit. Jika ada yang sakit satu atau dua ekor saja masih dikatakan wajar, tetapi bila sudah hampir 90% dari populasi itik mati maka pertanda ia sudah gagal sebagai peternak itik petelur. Penyebab penyakit diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu penyakit yang sebenarnya ( Actual Cause ) dalam bentuk microorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa. Kedua adalah penyebab yang mempermudahkan berjangkitnya penyakit ( Predisposing Cause ) penyebab ini mengakibatkan ternak itik lebih peka terhadap serangan penyakit ter

Produksi Telur Itik Mojosari

Duck Day Production adalah suatu ukuran untuk melihat tingkat produksi telur dari itik, yaitu jumlah telur yang diambil di kandang dibagi jumlah itik pada waktu pencatatan dan dikalikan 100%. Duck Day Production dinyatakan dalam persen atau butir dalam jangka waktu tertentu. Dengan rumus tersebut maka produksi telur dapat diketahui, untuk %DDP yang baik adalah lebih dari 50%. Duck day production diperoleh dengan membandingkan antara produksi yang diperoleh hari ini dengan jumlah itik yang hidup selama pencatatan yang didasarkan atas presentase. Faktor yang menentukan saat itik mulai bertelur adalah dewasa kelamin, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi untuk mencapai produksi telur di bawah 50%. Duck day adalah kemampuan genetik itik itu sendiri, puncak produksi, cara pemberian ransum serta jumlah dan kualitas ransum. Itik lokal agar produksi telurnya baik, disamping masalah ransum juga perlu pengaturan agar masak kelaminnya tidak terlalu dini. Untuk mencapai produksi telur yan

Manajemen Pengelolaan Ternak Kambing Perah

Kambing perah sering dianggap sebagai bentuk kecil atau miniatur dari sapi perah. Meskipun banyak persamaannya, ada perbedaan menonjol yang membuat kambing perah merupakan bagian yang penting dalam kegiatan pertanian saat ini. Di Amerika Serikat, kambing perah merupakan penghasil susu yang kedua setelah sapi untuk konsumsi manusia, dan bahkan kambing perah di dunia ini menyuplai sebagian besar kebutuhan susu untuk manusia di banyak negara. Seperti sapi perah, kambing perah juga dikembangbiakkan dan diseleksi sejak dahulu untuk menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak. Konformasi tubuh yang diinginkan dari sapi perah dan kambing perah adalah sama. Struktur dari masing-masing kelenjar ambing pada kambing perah, yaitu alveoli, saluran susu, sisterna kelenjar serta dungsi anatomi dan fungsi puting susunya dalam memproduksi susu sama dengan sapi. Pengubahan atau konversi makanan menjadi susu juga sama antara keduanya. Periode laktasi selama 305 hari dengan 60 hari perio

Seleksi Pada Ternak Kambing

Seperti halnya semua hewan lain, kambing diseleksi berdasarkan pada penampilannya dan beberapa karakteristik tubuh yang menunjukkan penampilannya tersebut. 1.  Seleksi Kambing Perah Seleksi kambing perah betina didasarkan atas ciri-ciri karakteristik yang sama seperti seleksi sapi perah. Kartu judging kambing perah dibagi menjadi: Komponen penampilan umum Karakter perah Kapasitas badan dan sistem ambingnya Pembagian ini sama seperti yang dilakukan pada sapi perah. K artu skor untuk kamb ing betina yang menyusui 1. Penampilan Umum (30 nilai) Individu yang atraktif dan memperlihatkan ketegaran, kebetinaan dan bersifat impresif. 2. Sifat Perah (20 nilai) ·   Badannya menyudut, terbuka, leher yang panjang, pundak yang nampak jelas. ·       Rusuk yang terpisah dan panjang. ·       Kulit yang longgar dan lembut. ·       Rambut halus. 3. Kapasitas Badan (20 nilai) Ambing yang berkualitas bagus,

Ternak Kambing Untuk Tujuan Produksi Mohair dan Daging

Kambing merupakan ternak pemakan rumput yang unik dan dapat memproduksi daging dan mohair (bulu kambing Angora), dari lahan yang tidak produktif. Kambing merupakan pendaki bukit yang baik, dapat menempuh perjalanan yang jauh untuk mencari makanan kesukaannya dibanding sapi atau domba. Hewan ini cocok untuk daerah pegunungan atau wilayah yang berbukit-bukit, atau daerah yang berat. Kambing makan bermacam-macam tanaman dan menyukai tunas-tunas tanaman semak atau perdu. Kambing digunakan juga untuk membantu mengendalikan daerah-daerah yang bersemak dan berumput. Makanan kambing berbeda dengan domba dan sapi, kambing cocok atau dapat hidup bersama dengan domba dan sapi, dan kombinasi dari dua spesies tersebut akan meningkatkan produksi total suatu lahan. Kambing sangat tahan dan hanya memerlukan sedikit perlindungan atau bahkan tanpa dilindungi sekalipun dari pengaruh iklim dan cuaca, kecuali setelah pencukuran bulunya, pada saat itu diperlukan perlindungan dari cuaca ding

Sejarah dan Distribusi Kambing di Dunia

Lebih dari 400 juta ekor kambing yang ada di dunia ini, menempati posisi yang unik diantara jenis-jenis ternak yang lain. Kambing itu lucu dan menarik, yang dipelihara sebagai hewan kesayangan, memproduksi susu, daging, bulu dan kulit untuk sebagai besar manusia di dunia. 90% kambing di dunia berada di Asia dan Afrika, dan banyak negara berkembang yang meningkatkan populasi kambing untuk populasi bangsa yang mayoritas memanfaatkan kambing untuk diambil susu dan dagingnya. Kambing sifatnya unik, karena mudah dipelihara dan hanya memerlukan lahan yang tidak luas, serta hewan yang sangat tangguh. Kambing makan-makanan yang tidak biasa dikonsumsi oleh hewan lain. Makanan utama kambing adalah tunas-tunas (semak-semak, ranting-ranting, gulma). Selain itu, kambing sangat efisien dalam mengubah makanan berkualitas rendah menjadi produk yang bernilai tinggi. Jadi kambing menghasilkan produk-produk pertanian dari lahan yang tidak produktif menjadi produktif. Susu kambing mempuny

Klasifikasi Bangsa-bangsa Kambing

Kambing dapat dikelompokkan berdasarkan kegunaannya, yaitu; sebagai ternak perah (penghasil susu), penghasil bulu (mohair) dan sebagai pedaging. Pada jenis kambing perah dan juga jenis kambing mohair (Angora) dimanfaatkan juga untuk diambil dagingnya. Bangsa-bangsa Kambing Perah 1.  Alpines Bangsa kambing Alpines berasal dari pegunungan Alpen di Perancis. Kambing ini mempunyai warna yang bervariasi, antara lain; putih, abu-abu, coklat dan hitam. Badannya besar dengan mata yang tajam dan telinga tegak. Tidak banyak menunjukkan kesulitan dalam kelahiran. Ukuran kambing betina saat dewasa kelamin adalah sekitar (± 55 kg). Kambing ini menonjol kemampuan untuk menyusui anaknya. 2.  Nubians Bangsa kambing c berasal dari Afrika. Berbulu pendek, mengkilap dan kebanyakan berwarna hitam dan coklat dengan telinga yang panjang dan jatuh (terkulai). Kambing ini bersifat sangat lembut, produksi susunya lebih sedikit bila dibandingkan dengan kambing yang berasal dari Swiss, tet

Proses Pencernaan Pada Ruminansia Kambing (Ruminansia Kecil)

Image
Proses pencernaan atau digesti merupakan proses pemecahan bahan pakan sehingga bahan tersebut dapat diserap oleh tubuh hewan. Secara definisi digesti dapat diartikan sebagai proses degradasi makromolekul menjadi monomer penyusunnya sehingga dapat diabsorpsi oleh tubuh hewan. Pada ruminansia, memiliki sistem pencernaan yang berbeda. Pencernaan ruminansia banyak dibantu oleh proses fermentasi mikroba. Sistem pencernaan pada ternak ruminansia terdiri dari mulut, esofagus dan memilki satu lambung yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum, abomasum, usus besar, dan anus (Frandson, 1992). Abomasum sering disebut sebagai lambung sejati ternak ruminansia. Jenis hewan ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba memiliki sistem pencernaan yang khas dan sempurna. Alat pencernaannya terbagi atas empat bagian, yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Hewan ternak tersebut mampu menampung jumlah bahan makanan yang lebih besar serta mampu mencerna bahan makana

Seleksi Pada Ternak Domba

Image
Semua jenis atau spesies hewan memiliki nama khusus untuk menjelaskan bagian tertentu dari tubuhnya hewan itu, demikian pula halnya dengan domba. Bagian-bagian tubuh seekor domba dapat diperlihatkan secara skematis. Cara seleksi seekor domba bervariasi, tergantung pada tujuan pemanfaatan domba itu. Domba yang akan digunakan sebagai bibit atau peremajaan mempunyai beberapa hal yang tidak harus diperhatikan seperti dalam seleksi untuk domba-domba yang segera akan dipotong. Demikian juga tentunya, domba penghasil wool menetapkan beberapa persyaratan tertentu yang sangat berbeda. Seleksi dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik yang dapat dibagi menjadi seleksi berdasarkan penilaian (judging) individual, seleksi berdasarkan silsilah, seleksi berdasarkan penampilan atau performans, serta seleksi berdasarkan pengujian atau test produksi. Sesudah kita merasa faham dan akrab dengan peristilahan itu, pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk memilih hewan-hewan dengan karakteri

Tatalaksana Pemeliharaan Domba Selama Kebuntingan Hingga Anak Domba Disapih

Seekor domba betina hendaknya beratnya bertambah sebanyak 10 sampai 12,5 kg sebelum melahirkan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pakan secara pilihan bebas yang terdiri dari legum atau campuran legum dengan jerami, silase atau turnip. Suplemen protein dan mineral juga perlu diberikan, susunan ransum dan suplemen seperti yang tercantum pada postingan sebelumnya dengan judul "Pemberian Pakan Pada Sapi Pedaging" dapat digunakan. Konsumsi pakan untuk seekor domba yang berat badannya sekitar 60 kg adalah sebesar 1,5 kg jerami atau 5 kg silase. Karena fetus yang dikandung berkembang dengan cepat serta diperlukan energi ekstra agar anak domba yang lahir itu cukup kuat, dianjurkan untuk memberikan kira-kira 0,25 kg bijian tiap ekor tiap hari, 30 sampai 45 hari menjelang kelahiran. Pemberian bijian itu ditingkatkan menjadi 0,50 kg setelah kelahiran untuk memberikan gizi cukup agar laktasinya maksimum. Hal ini amatlah penting sebab kelahiran kem

Karakteristik Reproduksi Pada Domba Betina dan Tatalaksana Perkawinannya

Image
Domba termasuk hewan ruminansia, oleh karena itu, beberapa prinsip yang telah dipahami dalam pembahasan sebelumnya tentang sapi, dapat diterapkan, terutama hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pakan serta praktek tatalaksana. Akan tetapi, prinsip-prinsip reproduksinya berbeda. Domba termasuk hewan poliestrus musiman, yang berarti bahwa domba betina mengalami siklus birahi yang berulang-ulang pada saat mana kebuntingan dapat terjadi, tetapi hanya selama suatu musim tertentu saja, yaitu musim gugur. Pada dasarnya, karena suhu lingkungan yang tinggi serta dimilikinya wool yang menutupi tubuhnya, domba jantan maupun betina tidak subur selama musim-musim lainnya. Namun beberapa bangsa tertentu tidaklah mengikuti pola umum itu (misalnya domba Dorset) dan dengan demikian dapat melahirkan anak di luar musim yang lazim. Pejantan dari semua bangsa biasanya subur sepanjang tahun tetapi kualitas semennya agak menurun pada bulan-bulan panas. Induk domba s