Gejala, Penyebab Dan Pengobatan Anemia Pada Babi

Anemia adalah keadaan kurangnya produksi sel darah merah atau hemoglobin. Keadaan ini merupakan keadaan yang sangat umum dengan berubahnya sistem pemeliharaan dari kondisi dilepas bebas ke pemeliharaan terkurung dengan lantai semen atau lantai slat.

Penyebab timbulnya anemia terutama adalah oleh defisiensi zat besi. Dalam kondisi alami, beberapa hari setelah lahir, anak-anak babi mulai dapat menggali-gali tanda dan memperoleh cukup zat besi sehingga dapat memproduksi cukup hemoglobin yang dibutuhkannya. Namun demikian, karena sebagian besar babi pada jaman sekarang dipelihara di tempat yang bebas dari kotor, maka masalah defisiensi zat besi menjadi sangat menonjol dan umum sekali terjadi. Babi dilahirkan dengan cadangan zat besi yang sangat sedikit dalam tubuhnya, sedangkan air susu induk babi kandungan zat besinya hanya sekitar 10% dari kebutuhan anak-anak babi setiap hari.

Anemia terjadi terutama pada anak-anak babi yang tumbuhnya cepat. Tanda-tanda anemia adalah bulu yang kasar, malas dan warna pucat pada membran mata serta mulut. Tanda-tanda itu mulai tampak biasanya 10 hari setelah lahir, dan dalam 2 atau 3 minggu keadaannya menjadi parah seandainya tidak dilakukan pengobatan atau suplementasi zat besi kepada litter itu. Pada tahapan yang lebih jauh, anak babi nampak sangat sulit bernafas dan memperlihatkan usaha melakukan pernafasan abdominal. Jantungnya membesar dan bekerja memompa lebih cepat dan keras dari keadaan normal dalam usahanya untuk memberi kompensasi karena berkurangnya kapasitas darah. Bila babi yang parah penderitaannya itu kita amati akan terdengar suara jantung yang berdetak-detak, seakan memukul dinding rongga dada. Kondisi anemia ini atau yang juga disebut thump, menurunkan ketahanan anak-anak babi terhadap berbagai penyakit lainnya, sehingga babi itu sangat rentan terhadap organisme yang dapat menyebabkan penyakit pernafasan maupun pencernaan. Inilah yang kemudian menyebabkan tingkat kematian yang tinggi.

Pengobatan dapat dilakukan dengan hasil yang cukup efektif, biasanya dengan menggunakan penyuntikan dekstran zat besi (iron dextran) pada saat gejala pertama nampak. Bila babi itu mendapat serangan yang cukup parah dan mengalami keadaan tidak sadarm hendaknya babi tersebut diberi tambahan energi berupa kalsium glukonat atau larutan dekstrose. Untuk babi juga dapat disediakan pelataran atau halaman hingga bisa menggali-gali tanah. Di samping itu dapat pula puting atau ambing babi induk diusap-usap dengan larutan besi sulfat. telah merupakan praktek yang umum pada para peternak untuk memberi suntikan larutan dekstran zat besi pada umur 1 sampai 3 hari, pada otot leher atau otot paha belakang. Penyuntikan itu hendaknya diulangi pada umur 3,5 minggu sampai saat itu bila babi belum disediakan pakan dengan cara creep feeding. Di samping itu, ada pula cara penyedian zat besi dengan balok-balok zat besi (iron block) yang dapat dimanfaatkan secara bebas, di samping kristal-kristal zat besi yang ditebarkan di lantai. Kebanyakan dianjurkan untuk menerapkan cara terakhir itu sebagai upaya pencegahan yang rutin karena murah dan efektif. Jadi pengobatan tidak diperlukan manakala usaha pencegahan telah dilakukan dengan baik.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Penyembelihan dan Pengukuran Kualitas Karkas Babi

Sistem Reproduksi pada Babi