Gejala Dan Penanganan Penyakit Transmissible Gastroenteritis (TGE) Pada Babi
Transmissible gastroenteritis (TGE) adalah suatu jenis penyakit menular yang dapat menyebar dan mengakibatkan terjadinya tingkat kematian yang tinggi pada anak babi umur kurang dari 10 atau 14 hari. Penyakit ini dapat menyerang babi dewasa juga namun pada babi dewasa sifatnya tidak fatal. Hewan-hewan yang sembuh dari penyakit ini masih dapat menyebarkan virus transmissible gastroenteritis (TGE) selama 40 hari kemudian melalui kotoran dan sampai selama 120 hari melalui saluran pernafasan, setelah babi-babi itu sembuh.
Tanda-tanda penyakit ini adalah menurunnya nafsu makan, muntah, diare, serta menurunnya bobot badan. Babi yang sedang laktasi produksi susunya terhenti, sedangkan pada anak babi (umur 2 minggu atau kurang) tingkat kematiannya tinggi. Pada babi muda, tandanya muntah dan diare berlangsung terus menerus. Kotoran yang dikeluarkan berwarna keputih-putihan, kuning atau kehijauan. Susu yang diminum atau dihisap dari puting induk sering masih tampak dalam feses sebagai susu. Terjadi penurunan berat serta dehidrasi yang cepat dengan tingkat kematian yang tinggi. Penyakit itu dapat terjadi kapan saja setiap tahun, kerugian ekonomis yang besar adalah karena babi itu tidak mampu tampil dengan produksi yang tinggi serta kondisi babi yang tetap kerdil setelah sembuh dari serangan.
Penyebabnya adalah virus korona yang biasanya terdapat pada feses atau menyebar melalui saluran pernafasan.
Tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit yang satu ini. Pada saat kelahiran, hendaknya babi tidak diekspose ke luar. Salah satu bentuk usaha pencegahan yang efektif adalah dengan cara mengekpose babi bunting terhadap penyakit ini, agar timbul antibodi di dalam air susunya dan kemudian meneruskan kekebalan tubuhnya itu kepada anak-anak babi yang disusuinya. Cara pencegahan semacam ini bukanlah tanpa resiko. Bantuan dokter hewan serta pekerjaan yang berhati-hati perlulah dilakukan.
Sekarang telah tersedia vaksin transmissible gastroenteritis (TGE) dan ini merupakan sarana pencegahan yang paling efektif. Usaha pencegahan ini haruslah bertumpu pada disinfeksi dan sanitasi yang ketat, dan barangkali vaksinasi juga dapat dilakukan pada anak babi yang sedang menyusui. Meski vaksinasi merupakan harapan terbaik, namun sanitasi serta rancangan atau desain kandang juga merupakan kunci untuk keberhasilan dalam mengendalikan penyakit ini.
Tanda-tanda penyakit ini adalah menurunnya nafsu makan, muntah, diare, serta menurunnya bobot badan. Babi yang sedang laktasi produksi susunya terhenti, sedangkan pada anak babi (umur 2 minggu atau kurang) tingkat kematiannya tinggi. Pada babi muda, tandanya muntah dan diare berlangsung terus menerus. Kotoran yang dikeluarkan berwarna keputih-putihan, kuning atau kehijauan. Susu yang diminum atau dihisap dari puting induk sering masih tampak dalam feses sebagai susu. Terjadi penurunan berat serta dehidrasi yang cepat dengan tingkat kematian yang tinggi. Penyakit itu dapat terjadi kapan saja setiap tahun, kerugian ekonomis yang besar adalah karena babi itu tidak mampu tampil dengan produksi yang tinggi serta kondisi babi yang tetap kerdil setelah sembuh dari serangan.
Penyebabnya adalah virus korona yang biasanya terdapat pada feses atau menyebar melalui saluran pernafasan.
Tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit yang satu ini. Pada saat kelahiran, hendaknya babi tidak diekspose ke luar. Salah satu bentuk usaha pencegahan yang efektif adalah dengan cara mengekpose babi bunting terhadap penyakit ini, agar timbul antibodi di dalam air susunya dan kemudian meneruskan kekebalan tubuhnya itu kepada anak-anak babi yang disusuinya. Cara pencegahan semacam ini bukanlah tanpa resiko. Bantuan dokter hewan serta pekerjaan yang berhati-hati perlulah dilakukan.
Sekarang telah tersedia vaksin transmissible gastroenteritis (TGE) dan ini merupakan sarana pencegahan yang paling efektif. Usaha pencegahan ini haruslah bertumpu pada disinfeksi dan sanitasi yang ketat, dan barangkali vaksinasi juga dapat dilakukan pada anak babi yang sedang menyusui. Meski vaksinasi merupakan harapan terbaik, namun sanitasi serta rancangan atau desain kandang juga merupakan kunci untuk keberhasilan dalam mengendalikan penyakit ini.
Comments
Post a Comment