Gejala Dan Penanganan Penyakit Leptospirosis Pada Babi

Gejala utamanya adalah keguguran, anak-anak yang lahir kecil, timbulnya tingkat atau jumlah lahir mati yang cukup besar. Tanda-tanda lainnya pada babi dewasa adalah sedikit peningkatan suhu badan serta hilangnya nafsu makan dalam waktu singkat. Pada babi yang pertama kali terserang dapat mengalami keguguran yang sangat banyak dalam waktu singkat. Dalam keadaan yang lain penyebaran penyakit ini justru berjalan lambat sehingga keguguran terjadi dalam rentang waktu yang panjang, satu bulan atau bahkan lebih. Frekuensi keguguran itu akan menurun setelah berkembangnya kekebalan pada induk yang bersangkutan. Keguguran umumnya terjadi pada 2 sampai 4 minggu sebelum kelahiran.

Leptospirosis disebabkan oleh 5 strain organisme yaitu:
  1. Leptospira pomona
  2. Leptospira grippotyphosa
  3. Leptospira canicola
  4. Leptospira icterohaemorrhagiae
  5. Leptospira hardjo
Organisme tersebut tidak satu pun yang memunculkan gejala klinis lain kecuali keguguran, lahir mati dan sebagainya. Semua strain bakteri itu mempengaruhi plasenta, hati dan khususnya ginjal dari babi induk yang terserang. Melalui urine babi yang berceceran akan terjadilah kontaminasi pada pakan, air minum, maupun lapangan rumput. Sapi, tikus serta jenis hewan karnivora yang bernama raccon juga merupakan hewan yang menjadi carrier serta dapat menyebarkan penyakit leptospirosis. Ada organisme aktif yang disekresi melalui urine induk babi yang mengidap penyakit itu, dan hal itu masih bisa berlangsung selama 6 bulan setelah babi itu sembuh. Mengapa timbul keguguran, adalah karena organisme nekrosis plasenta dan mengakibatkan timbulnya nekrosis plasenta (jaringan yang mati), yang kemudian juga mematikan fetus yang masih berada dalam kandungan.

Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan penyuntikan streptomisin dengan selang waktu 24 jam. Antibiotika lainnya seperti oksitetrasiklin dan 400 ampai 500 gram/ton selama 4 minggu.

Usaha-usaha pencegahan dapat dilakukan dalam kaitan sistem tatalaksana yang diterapkan. Vaksinasi sebaiknya dilakukan 2 sampai 3 minggu sebelum perkawinan, meskipun dapat pula dilakukan pada tahapan umur berapa saja, bahkan sewaktu bunting sekali pun. saran umum yang paling baik adalah vaksinasi dengan menggunakan bakteri serotipe - lima. Hewan-hewan yang baru masuk ke dalam peternakan harus diisolasi lebih dahulu serta harus ditest terhadap kemungkinan lepto. Pemberian antibiotika yang rutin serta vaksinasi juga dianjurkan pada hewan-hewan yang baru masuk.

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Pemerahan Susu dengan Mesin Perah

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Pubertas, Perkawinan dan Kebuntingan pada Babi

Bangsa Bangsa Sapi yang Dikembangkan di Amerika Serikat

Fisiologi Sekresi Susu Pada Sapi

Manajemen Pengelolaan Sapi Perah Laktasi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Karakteristik Reproduksi Pada Domba

Teknik Pengawetan Telur Sebagai Bahan Pangan Bermutu