Gejala Dan Penanganan Penyakit Pseudorabies (Rabies Palsu) Pada Babi

Tanda-tanda penyakit pseudorabies tampak menonjol pada babi yang masih muda. Anak-anak babi yang tidak memperoleh antibodi maternal (berasal dari induknya) akan mengalami kenaikan suhu badan, konvulsi dan paralisis, serta biasanya lalu mati. Pada babi yang umurnya kurang dari 2 minggu, kematian dapat mencapai 100%. Setelah berumur 3 minggu babi akan memiliki cukup daya tahan sehingga tingkat kematiannya berkurang.

Pada babi yang dewasa tanda-tanda bervariasi, mulai keadaan ringan sampai keadaan yang tidak menampakkan gejala sama sekali atau dapat pula sampai terjadi keguguran, lahir mati, infertilitas, fetus yang menjadi mumi, gangguan respirasi ringan serta berkurangnya nafsu makan. Pada babi dewasa kematian jarang terjadi, tetapi babi yang sembuh tetap merupakan penular penyakit itu.

Pengaruh yang besar terjadi pada babi betina yang sedang bunting maupun yang sedang menyusui. Tergantung pada tahapan kebuntingannya, babi induk dapat melahirkan anak mati atau melahirkan anak lemah (tahapan kebuntingan akhir) atau terjadi mumifikasi (pada tahpan bunting tengahan) serta untuk tahapan kebuntingan awal dapat terjadi kematian embrio atau keadaan infertilitas. Keguguran dapat terjadi pada tiap tahapan, tetapi yang paling sering adalah pada tahapan sepertigamasa kebuntingan yan terakhir. Anak-anak babi dapat menunjukkan tanda-tanda itu 12 jam setelah lahir, tetapi yang paling umum tanda-tanda itu muncul pada hari ke 5 sampai ke 7.

Penyebabnya adalah suatu jenis virus herpes. Karena penyakit pseudorabies ini dapat timbul pada babi dewasa dengan hanya sedikit tanda-tanda klinis yang tampak dan bertahan lama di dalam tubuh seekor babi, babi dewasa senantiasa dapat berperan sebagai reservoir alami untuk penularan penyakit itu. Virus tersebut dapat menyebabkan encephalomyelitis yang sifatnya fatal (peradangan pada sistem saraf) dengan tanda-tanda berupa gatal yang amat sangat dan timbulnya keinginan untuk merusak diri seperti menggaruk-garuk dan sejenisnya. Oleh sebab itulah maka nama lain yang diberikan kepada penyakit ini adalah "mad itch". Tidak ada usaha lain yang lebih efektif kecuali pembasmian. Infeksi sekunder yang terjadi pada hewan yang lebih tua dapat ditekan dengan menggunakan penyuntikan antibiotik.

Penyakit ini dapat dicegah dengan menggunakan vaksin dari virus hidup yang dimodifikasi, yang baru-baru ini dibuat khusus untuk babi. Babi yang divaksinasi akan terlindungi selama kira-kira 6 bulan, meskipun babi itu dapat mengalami infeksi oleh virus strain lapangan dan akan tetap menjadi carrier. Penggunaan virus itu hanya terbatas dilakukan oleh dokter hewan saja. Kebanyakan negara bagian di Amerika Serikat membatasi penggunaan vaksin itu hanya untuk babi-babi dalam lingkungan peternakan yang resikonya terhadap penyakit itu sangat tinggi.

Karena pengaruh yang besar dari penyakit ini adalah pada babi bunting dan babi yang menyusui, vaksinasi bila diperlukan hendaknya dilakukan sebelum babi-babi betina dikawinkan. Vaksinasi yang sifatnya semi-anual tersebut akan melindungi baik induk maupun anak-anaknya pada saat menyusui. Pada kelompok-kelompok anak babi yang induknya tidak divaksinasi, anak-anaknya dapat divaksinasi pada umur 3 hari bila anak tersebut menyusui pada induk yang belum kebal, dan 3 sampai 8 minggu bila induknya telah kebal serta mampu memberikan antibodi di dalam kolestrumnya.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba