Gejala Dan Penanganan Penyakit Disenteri (Bloody Scours) Pada Babi
Menurut pendapat para dokter hewan, penyakit saluran pencernaan yang paling penting pada babi sapihan adalah disenteri. Ini adalah penyakit menular yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi para peternak babi.
Tanda-tanda penyakit ini biasanya muncul pada umur 10 sampai 16 minggu. Anak babi yang belum disapih maupun babi dewasa juga peka terhadap serangan penyakit ini. Tanda awal yan tampak adalah turunnya nafsu makan. Kotoran mulai bercampur darah dan bahan-bahan pakan yang tidak sempat tercerna di samping mukus yang berasal dari dinding usus.
Tubuh bagian belakang babi yang terserang nampak basah dan babi menunjukkan penampilan kurus. Tingkat kematian tidak terlalu tinggi tetapi kematian yang mendadak dapat terjadi sewaktu-waktu pada saat awal berjangkitnya wabah.
Penyebab yang diyakini oleh para ahli adalah Spirochete yang besar yaitu Treponema hyodysenteriae meski organisme lainnya dapat pula bersama-sama terlibat. Penelitian menunjukkan bahwa babi-babi carrier merupakan sumber infeksi. Babi carrier tidak memperlihatkan tanda-tanda adanya penyakit karena telah mengembangkan kekebalan di dalam tubuhnya tetapi masih akan mampu menyebarkan penyakit itu kepada babi lain yang belum pernah terserang carrier lainnya yang dapat ikut menularkan adalah burung, anjing, orang, serta peralatan kandang.
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan preparat arsenik organik. Lebih disukai pemberian melalui air minum daripada melalui pakan. Setelah wabah yang muncul dapat dikendalikan, pakan yang diberi obat itu masih dapat diberikan terus sampai babi itu dipasarkan.
Tylosin dapat diberikan kepada babi dalam bentuk suntikan tetapi tidak dapat bekerja bila diberikan dalam air minum atau pakan, pada level yang diijinkan. Obat yang dicampurkan dalam pakan antara lain Mecadox, Virginiamycin dan Lincomix.
Usaha pencegahan sangat penting artinya. Kerugian akan dapat ditekan bila lantai kandang tetap kering dan bersih, pakan dan air tidak terkontaminasi. Pembersihan dengan steam cleaning dan mengurangi faktor stress seperti kepadatan kandang, udara dingin atau ventilasi yang kurang memadai, dapat mengurangi kemungkinan munculnya wabah disenteri.
Tanda-tanda penyakit ini biasanya muncul pada umur 10 sampai 16 minggu. Anak babi yang belum disapih maupun babi dewasa juga peka terhadap serangan penyakit ini. Tanda awal yan tampak adalah turunnya nafsu makan. Kotoran mulai bercampur darah dan bahan-bahan pakan yang tidak sempat tercerna di samping mukus yang berasal dari dinding usus.
Tubuh bagian belakang babi yang terserang nampak basah dan babi menunjukkan penampilan kurus. Tingkat kematian tidak terlalu tinggi tetapi kematian yang mendadak dapat terjadi sewaktu-waktu pada saat awal berjangkitnya wabah.
Penyebab yang diyakini oleh para ahli adalah Spirochete yang besar yaitu Treponema hyodysenteriae meski organisme lainnya dapat pula bersama-sama terlibat. Penelitian menunjukkan bahwa babi-babi carrier merupakan sumber infeksi. Babi carrier tidak memperlihatkan tanda-tanda adanya penyakit karena telah mengembangkan kekebalan di dalam tubuhnya tetapi masih akan mampu menyebarkan penyakit itu kepada babi lain yang belum pernah terserang carrier lainnya yang dapat ikut menularkan adalah burung, anjing, orang, serta peralatan kandang.
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan preparat arsenik organik. Lebih disukai pemberian melalui air minum daripada melalui pakan. Setelah wabah yang muncul dapat dikendalikan, pakan yang diberi obat itu masih dapat diberikan terus sampai babi itu dipasarkan.
Tylosin dapat diberikan kepada babi dalam bentuk suntikan tetapi tidak dapat bekerja bila diberikan dalam air minum atau pakan, pada level yang diijinkan. Obat yang dicampurkan dalam pakan antara lain Mecadox, Virginiamycin dan Lincomix.
Usaha pencegahan sangat penting artinya. Kerugian akan dapat ditekan bila lantai kandang tetap kering dan bersih, pakan dan air tidak terkontaminasi. Pembersihan dengan steam cleaning dan mengurangi faktor stress seperti kepadatan kandang, udara dingin atau ventilasi yang kurang memadai, dapat mengurangi kemungkinan munculnya wabah disenteri.
Comments
Post a Comment