Gejala Dan Penanganan Penyakit Feline Leukemia (Feline Lymphosarcoma atau Lekosis) Pada Kucing

Penyakit Feline Leukemia atau Feline Lymphosarcoma atau Lekosis adalah penyakit yang mungkin sekali tersebar di seluruh dunia, dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan terbatas. Yang dimaksud lekosis kucing adalah proliferasi ganas sistem hemopoietis pada kucing. Lekosis kucing dan yang menginfeksi lembu sangat berguna sebagai model untuk mempelajari gerak sebab leukemia pada manusia.

Secara etiologi, penyakit leukemia kucing ini disebabkan oleh retrovirus atau dikenal sebagai Feline Lekosis Virus (FeLV) yang tergolong dalam keluarga (subfamily) retroviridae. Pada kucing ditemukan dua kelompok retrovirus. Satu dari dua kelompok itu dapat menyebabkan lekosis. Kelompok kedua terdiri dari satu atau lebih retrovirus yang bersifat endogen (hidup laten dalam sel) dan xenotroop (dapat bereplikasi dalam sel biakan spesies lain dan tidak menimbulkan lekosis pada kucing.

Penularan oleh virus FeL yang tersebar melalui kontak. Kucing terinfeksi mengeluarkan virus melalui air liur. Kucing yang pada pemeriksaan darah dengan tes imunoflouresensi nyata membawa antigen virus hendaknya dimusnahkan. Lekosis kucing dapat dipindahkan pada kucing muda melalui infeksi hewan mati atau material yang telah disaring.

Gejala penyakit lekosis pada kucing dapat ditemukan pada kucing semua umur, tetapi yang paling banyak ditemukan pada kucing berumur muda atau di bawah 5 tahun. Masa inkubasi penyakit ini sangat panjang yaitu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Umumnya gejala klinis tidak ditemukan atau kurang khas. Kucing sakit menderita demam dan anemia yang bersifat progresif. Pada palpasi abdomen limpa dan hati yang bengkak. FeLV juga dapat menimbulkan bermacam-macam gambaran penyakit seperti limfosarkoma, leukemi disertai anemia progresif dan terjadi atrofi timus pada anak kucing dengan gejala yang menyerupai panlekopenia pada kucing muda. Jangka waktu penyakit bervariasi antara 2-6 bulan. Lekosis pada kucing dianggap sebagai tumor yang terbanyak ditemukan pada kucing.

Diagnosa ditetapkan berdasarkan gejala klinis dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium, memeriksa material hewan atau biakan sel kucing terinfeksi. Tes imunoflouresensi dapat digunakan untuk memeriksa sediaan ulas darah dan sumsum tulang. Kucing yang pada pemeriksaan positif mempunyai prognosa jelek walaupun masih sehat pada waktu pemeriksaan.

Diagnosa banding adalah demam, anemia, bengkak limpa dan kalenjar dapat ditemukan pada anemia menular (disebabkan oleh Haemobartonella felis), toxoplasmosis, peritonitis menular, infeksi bakterial menahun dan tumor ganas dapat menimbulkan gejala yang sama.

Pemberantasan penyakit ini dengan cara kucing yang positif terinfeksi virus ini sebaiknya dimusnahkan meskipun kelihatannya sehat, hal tersebut untuk menghindari penularan lebih lanjut terhadap kucing-kucing lain yang sehat.

Comments

Popular posts from this blog

Pemberian Pakan Babi Sesuai Penggolongan (Kelasnya)

Anatomi Internal Ambing Serta Jalannya Susu Yang Di-Sintesis

Sistem Reproduksi Pada Sapi

Anatomi Tubuh Pada Ayam

Sistem Pencernaan Babi (Pig's Digestive System)

Bangsa-bangsa dan Karakteristik Kerbau Perah

Sejarah dan Klasifikasi Bangsa-bangsa Babi

Manajemen Pemerahan Susu Sapi

Konversi Ransum pada Itik Petelur Mojosari

Daging dan Wool (Serat atau Bulu) Domba